Mehru. Hati boleh menderu biru, tetapi hidup tak boleh sendu nan layu dimakan oleh rindu. Belum genap setahun dari luka yang telah lalu, Mehru harus meramu, menyiasati pikiran dan hatinya agar tak semakin kelabu. Mehru. Semakin dunia tak karuan, hidupnya seirama dengan keadaan. Sekian kali Mehru mencoba berdamai dan menenangkan, selalu saja semua berujung dengan kesepian. Tak lain tak bukan, itulah alasan Mehru yang hanya ingin ditemani oleh kesendirian. Mehru. Pandai bersenandung meski tak bernada dan hanya kata, seringkali disebutnya prosa. Hingga cinta menyapa Mehru. Meronta-ronta menginginkan Mehru hidup penuh bahagia tanpa kelabu dan sendu biru. Mehru, banyak manusia yang menyayangimu. Termasuk aku. ☻
3 parts