Jek dan Ros adalah pasangan muda yang baru tiga tahun menikah. Tinggal bersama ibu mertua dan adik ipar membuat Ros sedikit merasa kurang nyaman. Bagi Ros rumah tangga adalah sebuah kehidupan baru yang harus dibangun mandiri. Namun, Jek masih terikat kontrak menjaga ibu dan adiknya hingga sang adik menikah untuk bisa keluar dari rumah. Jek dan Ros selalu harus menahan keinginan ini dan itu karena rumah yang bertelinga lebih dari dua. Alasan belum adanya kehamilan membuat sang adik ipar menjadi dua kali lebih cerewet dan sang mertua dua kali lebih bawel. Perbedaan budaya juga bahasa sering kali menjadi bumbu penyedap rumah tangga yang baru seumur jagung. Jek yang keturunan dan besar di lingkungan Betawi, hidup dengan budaya apa adanya, sedangkan Ros gadis Ngapak yang kalem, harus bisa menyesuaikan diri di lingkungan sang suami. Kemunculan Zaenab dan Jafar menambah keruwetan di rumah. Belum lagi proses usaha menghasilkan keturunan yang membuat stress. Akankah pasangan ini bertahan? Atau harus mengalah pada keegoisan masing-masing?