Angin malam berhembus lumayan kencang, rambut panjang yang di biarkan tergerai mengikuti kemana angin itu berlalu. Memandangi sendu sang bulan yang sedang menerangi dunia. Di gesek nya bow pada biola, membuat alunan merdu dan menyesakkan hati. Kenangan menyakitkan terus terputar di kepalanya, rasa sesal semakin dalam bercampur sedih yang menyeruak. Menikmati musik yang di bawakan malam ini sambil berdiri di atap gedung. Semilir angin malam, membuat suasana semakin menyedihkan. Apa dia selemah ini? Isakan tangis yang sudah lama terbendung. Tak bisa lagi di tahan. Ia mengeluarkan semua rasa sesak di dada. "Kamu yang memberanikan diriku untuk melawan trauma ku. Tapi kenapa harus kamu yang membuat trauma ku kembali" - Khania Revalina Andersn. Tanpa gadis itu sadari, ada lelaki tampan yang memperhatikan dengan tatapan sendu. Sosok itu berdiri bersama gelapnya malam.