"CK, sekarang Lo merasa menang? Hamil anak gue! Iya?" Sinis Avedral dengan tatapan tajam khasnya. "Maksud kamu aku sengaja? Disini aku yang harusnya nggak terima, aku yang hamil karena ulah kamu!" Balas Aurora dengan mata yang berkaca kaca. "Ulah gue? Denger Ra, satu sekolah tau Lo suka gue, Lo ngejar gue, mau Lo ngasih pembelaan kayak apa, Lo ga bakal dipercaya. Terutama gue. Lo yang ngejebak gue dengan ngelakuin hal murahan kayak gini! Gue bener bener muak sama Lo, gue muak!" "Yaudah kalo muak, aku cape! Aku mau pulang." Ucap Rora dengan nada lelah, dia memang sudah lelah menangis. Ucapannya tak didengar sama sekali, padahal disini dia lah yang menjadi korban. Gadis itu, sama sekali tidak tau apa apa. "Mau ngomong sama bokap Lo? Iya? Oh gue lupa. Hamil ga hamil pun, Lo pasti ngerengek buat nikah sama gue." Avedral kemudian tersenyum miring, ia benar benar muak menatap Aurora yang menurutnya di buat buat. Saat Avedral melangkah menjauhi Rora, ponselnya bergetar. Dengan santai ia pun membuka ponselnya. Mama. Av, pulang! Mama ga habis pikir dengan kelakuan kamu! Kenapa bikin malu mama dengan hamilin anak gadis orang!