saat ku kembali mengintip mesin penunjuk waktu, jarum berjalan seperti biasa dijalur yg kerap ia lewati. saat ku kembali membolak balikkan lembaran yg biasa disebut kalender, ternyata banyak hal yg sudah aku lalui. masa demi masa telah usai, dan diri ini masih tetap seperti ini. menjalani hidup yg ada dihadapan mata. saat indra penglihatanku mulai meredup, ku lihat secuil harap demi harap yg slalu bergelantungan di fikirku berkolaborasi indah di panggung dansa. untuk esok yg akan kurenda, bukan disebut harapan jika semuanya sudah digenggaman. ya...walaupun bisa dibilang menunggu seekor gajah bertelur, atau yg biasa kita dengar dengan istilah bagaikan menunggu salju ditengah gurun. atau semua peribahasa yg menyudutkanku.