Kafka menyipitkan mata saat menginjakkan kaki ke pekarangan rumah. Raut wajah sang bunda serta sosok yang tengah berdiri di hadapannya membuat pemuda itu mempercepat langkah. Menyadari ada yang datang, wajah Marisa berubah cemas saat memandang sosok yang tertinggal di belakang putranya. "Mau apa kemari?" tanya Kafka dingin, walau sosok setengah baya di depannya mencoba tersenyum menyambut. "Kamu sudah besar, Nak." "Tidak perlu basa-basi." Bahkan Kafka pun enggan menatap wajahnya.
1 part