DEG

Kok rasanya seperti di hujanin ribuan jarum.

Sakit.

Padahal hanya satu nama, satu nama yang sepertinya memang akan menggeser semua perlakuan yang Ten berikan kepadaku.

***

"Rin hari ini aku pulang bareng Momo, kamu pulang sendiri dulu ya"

Ya itu sudah ke empat kalinya dalam minggu ini ia seperti itu, sebenarnya aku tidak masalah walaupun ada rasa tidak suka, tapi bisakan Ten memberitahuku sebelumnya jadi aku bisa bareng bang Taehyung, sekarang aku harus menaiki bus.

Sudah hampir satu jam aku menunggu tapi kenapa bus tidak datang juga, handphoneku juga mati.

Tak lama datanglah pemuda berjaket biru tua dengan helm fullface dan motor ninjanya.

"Rin belum pulang?", tanyanya saat ia sudah membuka helmnya.

"Kalok aku sudah pulang, aku tidak bakal disini Wonwoo!", ya pemuda bermotor itu wonwoo.

"Hehe, naiklah aku antar pulang!", pintanya seperti perintah.

Daripada aku menunggu lama lebih baik sama Wonwoo kan, lagian aku mengenalnya.

Selama perjalanannya hanya ada hening karena Wonwoo dengan kurang ajarnya melajukan motornya dengan kencang yang membuatku mau tidak mau mengaitkan lenganku pada pinggangnya.

"Kamu kalok mau simulasi ke akhirat jangan ngajak-ngajak dong", protesku ketika sudah sampai di depan gerbang bercat putih ini yang tak lain adalah rumahku.

"Hehe sorry biar cepat sampai tadi soalnya mendung mau hujan", balasnya dengan cengiran.

"Kesal ya sama wonu!!!"

Setelah mengatakan itu dan terima kasih aku langsung masuk ke dalam dan Wonwoo pun meninggalkan rumahku.

"Di anter siapa dek?"

"Abang!!! Astaga mau bikin adek jantungan ya!!!"

"Sorry-sorry habisnya muka bete banget, Ten pulang bareng ceweknya lagi?"

"Bukan ceweknya, temannya", entahlah rasanya tidak rela jika Momo di labelin kekasih Ten.

"Ya enggak papa dek, belajar merelakan lusa kan kita udah berangkat"

Setelah itu bang Taehyung memilih masuk ke dalam kamarnya dan aku merenungi ucapannya tadi, ah benar lusa aku akan berangkat.

***

"Rin, aku punya kabar baik", ucap Ten tiba-tiba.

Aku yang sedang asik membaca novel yang baru ku beli kemarin pun menolehkan kepalaku ke pemuda di sampingku ini.

"Apa?", Tanyaku penasaran.

"Kemarin aku nembak Momo, dan di terima dong Rin!!!", ucapnya girang.

Baik? Apanya yang baik Ten? Rasanya aku hancur sungguh jadi selama ini hanya aku yang menganggap segalanya lebih, baiklah semoga kamu bahagia dengannya.

Aku sengaja tidak pamit jauh-jauh hari pada Ten, aku tidak ingin mengganggu waktunya dengan Momo, tapi ternyata sampai aku akan pergi meninggalkan kota ini aku pun tidak berpamitan dengannya, saat tadi aku ingin berangkat aku sempat menghubunginya tapi dia bilang sedang bersama Momo, dan memintaku jangan mengganggunya dulu, ah baiklah permintaanmu akan aku kabulkan bahkan untuk selamanya, aku tidak akan mengganggumu lagi.

Semoga kamu bahagia dengan pilihanmu.





























Itu adalah pikiran Yerin, perasaan yang hanya bisa ia pendam sendiri, tapi apakah kalian tidak penasaran arti Yerin bagi Ten?























Semoga bisa menjawab.



"Siapa yang nelpon?", tanya Momo.

"Hehe calon", jawabnya dengan senyum manis.

"Yerin? Jadi acara malam ini?"

"Jadi dong, udah cukup selama ini kita cuma terjebak dalam hubungan yang namanya sahabat".

"Tapi kemarin waktu gue anterin dia pulang mukanya bete banget".

"Hehe iyalah, gue bilang pulang bareng Momo, terus tadi gue bilang juga lagi sama Momo jangan hubungi gue dulu",

"Setan emang Lo ya, cewek gue jadi kambing hitam".

"Hehe maaf bapak Wonwoo, tapi thanks udah nganterin dia kemarin, soalnya hampir sejam dia nunggu bus enggak datang".





















"TEN BEGO!!!" teriak Joy yang datang bersama Doyoung.

"Apa-apaan Lo datang-datang ngatain bego?"

"Lo ngerjain Yerin ya? Pura-pura pacaran sama Momo?"

"Oh iya hehe, cuma ngerjain doang Joy, gue udah siapin semuanya buat nanti malam"

"BEGO!!! Selamat Ten Lo berhasil buat sahabat gue sakit hati karena cemburu".

"Dan selamat rencana lo nanti malam dan segala rencana lo selama ini gagal", lanjutnya yang buat aku bingung.

Doyoung sepertinya mengerti kebingunganku, tapi perkataannya membuat duniaku hancur.

"Satu jam yang lalu, keberangkatan Yerin ke Milan, dia akan menetap disana, dia mau pamit sama Lo tapi katanya Lo lagi sama Momo dan enggak mau di ganggu".

Ingin rasanya aku marah, apa-apaan dia kenapa pergi tanpa pamit?

Aku membencimu Yerin

Tapi aku lebih membenci diriku sendiri yang membuatmu pergi.

Sudah terjawab?





















Jadi Yerin dan Ten?



















END

Bonus

Satu kata buat Ten, silahkan!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu kata buat Ten, silahkan!!!



BIG LOVE FROM

pentolbulat

1. ONESHOT ( 𝐘𝐄𝐑𝐈𝐍 𝐗 𝐁𝐎𝐘 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang