18. I Trust You

Mulai dari awal
                                    


Mendengar nama itu disebut membuatnya murka. Vasilias berjalan cepat ke tengah ruangan. Menaiki tangga yang dibuat dari bebatuan hitam yang dibagian tengahnya tertancap sebuah tombak dengan ujung besi yang runcing. Dicabutnya tombak itu dengan sekali hentakan. Seperkian detik suara gemuruh pelan memenuhi ruangan itu.

Langkah panjangnya membuat pengawal itu merasa ngeri. Apapun yang akan dilakukan sang raja saat ini, ia tidak berani mencegahnya. Dalam kepalanya ia merutuki kerjasama antara Jaehyun dan Yutha. Terlebih lagi dengan adanya laporan jika Xiaojun bersama mereka. Purnama akan datang besok malam, itu artinya Vasilias tidak aka menyerah sampai mendapatkan bintang itu hari ini. Dan entah bagaimana cara Jaehyun menyembunyikannya, ia tetap tidak akan bisa.

Tidak ada kekuatan yang sebanding dengan yang dimiliki Vasilias. Selama permata putih itu masih melingkar di lehernya.

Sampai ketika tubuh besar itu dihadapannya, dengan suara lirih Vasilias berkata, "Harusnya aku membunuhnya sedari dulu. Akan kutemukan sendiri bintang itu malam ini."





***

"Kenapa kau membawaku kesini?" bunyi binatang malang mengiringi percakapan mereka. Suaranya terdengar seperti auman, meski sangat lirih.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu."

"Kau mengubah rencanamu? Bukankah kau menginginkanku untuk bertemu Vasilias?"

Meski tidak pernah mendapat cerita utuh dari Jaehyun, sedikit banyak ia paham akan situasinya. Mendengar itu Jaehyun menoleh. Menelisik dari wajahnya, dia enggan membalas ucapan Kay. Andai ini semua tidak terjadi...




Suara derik ranting pohon yang tertiup angin membuat Kay mendongak. Meski suasana disini sangat gelap, langit tanpak begitu terang, terlebih lagi dengan sapuan bintang yang tak terhitung jumlahnya. Tempat ini begitu berbeda dengan tempat dimana ia tinggal. Indah, bersih, sepi, tidak ada siapapun disini. Belum ada seorangpun ditemuinya selain pria-pria bersayap yang membersamainya ini. Namun justru itu yang membuatnya merasa tidak nyaman.

"Kenapa kau membuat semuanya begitu sulit? Kenapa kau harus membawa kami kemari? Kenapa harus aku—"

"Aku berubah pikiran."

Tiba-tiba Kay teringat mengenai malam-malamnya di kamar. Di dalam rumah yang nyaman. Jauh sebelum bayang-bayang Jaehyun mengikutinya.

"Kenapa?"

Jaehyun meraih tangannya. Memperhatikan liontin yang melingkar di lehernyaㅡ pemberiannya. "Vasilias adalah pemipin tempat ini. Sebelum Gralias. Sejak kekuasaan Omorfia dia ambil alih, tempat ini tidak seperti dulu. Aku ingin menyudahi ini semua.. Dengan bantuanmu."

Lalu mengalirlah cerita panjang dari mulutnya. Mulai dari siapa Vasilias itu, yang ternyata adalah adik dari Gralias-raja terdahulu. Namun pemberontakan yang dilakukannya berhasil membuat Omorfia menjadi miliknya seutuhnya. Sampai Gralias berada di tempat terasing yang dibuat Vasilias. Kemudian tentang ambisi Vasilias yang menginginkan kepemimpinan Omorfia abadi dalam tangannya. Layaknya manusia, bangsa Omorfia juga memiliki masa. Sejatinya, tidak ada yang benar-benar abadi. Namun Vasilias mengupayakan segala cara untuk itu. Membuatnya melawan alam dengan mengambil bintang yang telah memilih kehidupan manusia untuk persembahan raganya sebagai bentuk keabadian. Meski membuatnya berumur panjang dari semestinya, itu semua tidak berlangsung lama. Jika sinar permata yang ia kenakan mulai meredup, Vasilias pasti akan langsung bertindak. Awalnya dia mendapatkan bintang itu ratusan tahun lalu. Kemudian bintang kedua ia dapatkan dalam waktu yang juga singkat. Namun dalam target bintang ketiganya, dimana Xiaojun sebagai pengemban tugas, pria itu mulai memberontak. Melawan sistem yang dibuat Vasilias.

Kay sempat bertanya apa maksud dari dia adalah seorang bintang. Jaehyun tak langsung menjawab dan menengadah menatap langit. Tempat dimana bintang-bintang itu berada. Bibirnya membentuk senyum tipis. Samar bahkan Kay tidak melihatnya.

"Langit tidak akan membiarkan apapun mengambil bintang, Katherine. Kecuali jika ia telah melewati masanya dan melewati proses dalam kehidupannya sebagai manusia."

"Kalau begitu tidak hanya aku?" Jaehyun mengangguk. Sangat aneh. Apa bisa disebut istimewa? Kay rasa tidak. Yang ia tahu, ia hanya perempuan biasa, putri dari dua bersaudara, siswa di sekolah menengah yang biasa. Bagaimana tiba-tiba seseorang mengatakan bahwa ia seorang bintang.

"Aku akan melindungimu." Jaehyun meraih tangannya. Menyalurka hangat darisana. Harusnya ia percaya itu. Tidak perlu khawatir karena pria ini selalu bilang akan menjaganya. Tapi setelah semua kejadian ini.. Ia ragu.


"Dimana Gralias?"

"Tidak ada yang tahu keberadaannya." suara dari belakang menginterupsi. Xiaojun mendekat. Kay pikir pria itu sedang tidur. Dan ini pertama kalinya pria itu bicara padanya.
Meski sesuatu dari matanya membuatnya nampak tak asing.


Jaehyun bangkit. Membersihkan celananya dari tanah. Tatapan seriusnya menyusuri hutan. "Kita harus bergegas cepat. Perasaanku mengatakan ada sesuatu yang sedang mendekat."

Xiaojun melangkah dengan pandangan menyapu sekitar. Apa ini termasuk keistimewaan lain dari bangsa mereka? Telinga yang bisa mendengar dalam radius yang jauh?


"Mata air sudah dekat." ucapnya. "Aku akan membangunkan yang lain. Sementara kau mencari cara agar Centaurus berada di pihak kita." lanjutnya sambil lalu.

"Aku mau kau terus berada dalam jangkauanku. Apapun keadaannya." Jaehyun menghadap Kay. Pandangannya berkata seolah ia benar-benar serius dengan ucapannya.

"Kau akan mengembalikanku ke tempat asalku?"

"Aku berjanji."

Dua kata itu. Cukup untuk membuatnya tenang. Semua masalah ini akan selesai. Ia dan kakaknya akan pulang. Jaehyun berjanji.. Dan ia harap pria itu menepatinya. Setelah diam cukup lama, Kay menyeringai,  "Aku percaya padamu."








.
.
.
Tbc.

Protector ; Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang