32. Menyerah

Mulai dari awal
                                    

Karena hujan air matanya tidak terlihat, larut bersama air langit itu. Chenle mendongakkan kepalanya.

"Maaf tuhan, aku nggak bisa kuat"ucapnya.

Ada yang aneh yang Chenle rasakan, dalam keadaan apapun kunang kunang nya akan datang ketika Chenle duduk disana.

Tapi kenapa tidak ada sekarang?.

"Lala?" Chenle berdiri.

Dia berbalik menghadap pohon sakura yang tumbuh lebat bunganya. Meneliti tajam dengan matanya. Tidak ada juga.

"Lala!"teriaknya.

Silahkan sebut Chenle gila karena bersahabat dengan kunang kunang dan pohon.

Chenle berlari mengitari ladang luas itu mencari kunang kunang nya. Kembali ketempat tadi dengan nafas terngah-ngah.

"Kamu dimana laa" lirihnya.

Apa Lala juga ikut pergi bersama Youra? Masihkah Chenle sanggup menahan masalah yang begitu berat dalam hidupnya?.

Chenle duduk terjatuh. Dia lemas ditambah hujan belum reda.

Chenle mengeluarkan catatan kecilnya, hujan memang deras namun lebatnya bunga sakura mampu membuat hujan yang mengenai Chenle hanya beberapa tetes.

Menulis sesuatu disana, setelah selesai Chenle menancapkan kertas itu pada ranting sakura.

Kertas waktu lalu belum hilang, Chenle tersenyum. "Pohon saja bisa menjaga perasaan ku, kenapa kamu tidak?"gumamnya.

Dia teringat kenangan bersama gadis itu. Mungkin Chenle harus melepasnya tanpa gadis itu memberi alasannya.

Chenle menghirup udara sejuk dari hasil tetesan air hujan "aku pasti bisa, lupakan Youra chenle-ah"ucapnya.

Lalu kembali menetes kan air mata dan menekuk lututnya, menangis disana.

***************

Beberapa hari kemudian, waktu yang sangat ditunggu tunggu oleh para siswa akhirnya tiba.

Kemah dialam liar. Rapatnya sudah Minggu Minggu lalu tapi baru dilaksanakan sekarang.

Memang di dunia itu tidak ada yang tidak menunggu.

Sekarang jam istirahat, Chenle beberapa hari ini sama sekali tidak keluar kelas. Terkadang Renjun menawarinya sesuatu dikantin tapi Chenle menolak.

Merasa iba dengan Chenle, Renjun tidak keluar kelas sekarang. Dia menemani Chenle. Teman yang baik bukan?.

"Kau sedang belajar melepaskannya?"tanya Renjun.

Chenle menoleh "bukankah seperti itu? Aku nggak bisa egois, dia harus bahagia bersama pilihan nya, Jisung"

"Kau manusia kuat"balas Renjun.

Chenle menggeleng "tidak, aku tidak kuat"dia terkekeh.

Renjun tersenyum sangat tipis, terbuat dari apa hati anak itu? Renjun jadi ingin memiliki hati Chenle yang amat sabar.

Sebenarnya Renjun sudah berlatih agar kesabarannya tidak tipis tapi oknum bernama Jeno selalu membatalkan khayalannya, sialan memang.

"Kau ikut kemah kan?"tanya Renjun lagi.

"Kenapa tidak? Ini akan mencetak kenangan indah bersama teman teman lainnya"jawab Chenle.

"Kau yakin dirimu tidak apa apa?"

"Maksudnya?"

"Emm ku pikir nanti pasti ada acara api unggun dan disaat itu pasti ada permainan, aku yakin Youra dan Jisung pasti...."

Chenle menggeleng "mereka berhak bahagia, tidak apa aku akan menyerah untuknya"

Renjun menghela nafasnya lagi, sungguh dia tidak habis pikir, kenapa Chenle begitu sabar?.

Dia manusia yang kuat.

************
Bye bye...


FIREFLIES (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang