"Bikin suka gimana dong?" Gue malah ketawa, ini serius gue kayak orang bego masih polos banget sampai kak Radit ulang pernyataannya. "Aku suka sama kamu Dir, gimana?"
"Gak gimana-gimana, kan hak kakak suka sama siapa aja." Gue menggaruk tengkuk gue gatel, kagak bro grogi banget sumpah asli ini mah. "Kalau kamu gimana?"
"Aku? Jujur nyaman sih kak selama aku ngerasa kalau kakak deketin aku. Kakak gak nembak aku kan?" gue ketawa, gak mau GR dulu deh.
"Mau jadi pacar kakak gak?" Gue waktu itu memutar bola mata, menghilangkan rasa gugup juga jantung gue yang kayak marching band gitu. Anjir lah gue lebay banget ini serius! So rasa gak bisa membohongi, gue nyaman sama dia dan gue mengangguk sebagai jawaban. Dia kayak seneng banget pas tau gue terima cinta dia apa cuma perasaan gue aja. Dah skipp!
Mulai saat itu gue jadi makan nempel sama kak Radit, gue juga yang selalu ada buat dia mulai dari bantuin dia juga menghibur dia pas lagi setress apalagi masalah Laporan Pertanggungjawaban BEM yang harus dia urus. Namun gue juga sadar, gak selamanya gue bisa disamping kak Radit karena lelaki itu sibuk dengan segala urusannya.
Bimbingan skripsi, masih handle BEM, belum tugas revisi skripsi, sidang pendadaran, yudisium, LPJ BEM, dan lainnya. Sampai akhir masa jabatan dia kayaknya gue gak ada waktu buat sekedar jalan berdua, sampai Ilsan hafal kalau gue lagi bete karena kak Radit. Tapi gue gak boleh egois buat semua itu, lelaki itu punya tanggung jawab lebih besar daripada gue.
"Maafin aku ya Dir, belum ada waktu buat kamu." Waktu itu gue sama kak Radit ada didepan sekretariat BEM, gue malu banget waktu itu diseret doi kesana. Ya gimana ya lur, lo ketemu sesepuh alias mahasiswa semester akhir disini apalagi ketemu senior yang elu ajak adu bacot jaman maba pas ospek.
"Nope kak, i know you busy. Aku gak pernah protes juga, kamu lebih dulu berkenalan dengan BEM daripada aku." Dia tersenyum dan menggenggam tangan gue, sebenernya kak Radit itu romantis. Bahkan disela dia sibuk masih aja telepon gue dan ngobrol padahal gue tahu banget dia ngantuk dan banyak kerjaan tapi selalu aja bilang kalau "Aku gak apa-apa, kasihan kamu yang gak pernah dapat perhatian aku. Ini cara aku bikin kamu seneng."
GIMANA GUE GAK CINTA COBA KALAU BEGINI MANA MANIS BANGET, GULA AJA KALAH ANJIR!
Ya tapi gimanapun hubungan yang baik tetap ada perpisahan, dan tepat dia setelah pelepasan masa jabatan Presma dan udah rampung skripsian dia bilang kalau dapat kerjaan di Jakarta di Kementrian Luar Negeri. Jujur syok denger dia bakal pergi dari Solo. Tapi kembali gue lebih memilih mengalah buat masa depan dia.
"Aku ngalah kak, kamu ambil kesempatan itu. Itu impian kamu kan setelah lulus bisa nyari nafkah seenggaknya untuk diri sendiri?"
"Tapi kamu?"
"Well emang gak mudah buat aku, tapi masa depan gak bisa dipertaruhkan begitu aja sama cinta yang kita gak tahu bertahan sampai kapan. Kamu berhak karena itu apresiasi mu setelah menempuh masa sulit pas kuliah."
"Jadi kita LDR?"
"No, I can't do it. Kita harus mengakhiri semuanya, aku gak mau jadi beban kamu disana. Hati gak ada yang tahu dimana dia akan pulang kalau pemiliknya gak menentukan. Dan pilihan bisa berubah sewaktu-waktu, kamu paham?"
"Iya, seenggaknya aku gak pernah menyesal punya kamu selama 3 bulan ini. Kamu mengerti gimana situasi dan gak menuntut banyak. Aku jadi merasa bersalah sama kamu."
"Gak ada yang perlu dipermasalahkan ataupun dicemaskan, ambil pekerjaan itu kak dan buktiin kalau kamu orang yang berpendirian teguh. Soal kita biar jadi rahasia yang diatas, maha membolak-balikkan hati manusia. Masalah jodoh juga dia yang atur, kita tinggal tunggu tanggal mainnya aja."
Dan malam itu juga gue dan kak Radit resmi pisah, ya gak mudah buat kami waktu itu. Tapi mau bagaimanapun kami harus berfikiran dewasa. Gue dan kak Radit masih berkomunikasi sampai dia sudah bertahun-tahun lulus kuliah. Terakhir gue lihat dia itu waktu dia mau berangkat ke Jakarta, gue nganter dia ke bandara sama keluarganya juga.
Seperti perpisahan ada ucapan selamat tinggal dan janji untuk kembali, bukan untuk kembali menjalin kasih tapi bertemu saat sudah menjadi dewasa. Juga tak ketinggalan pelukan terakhir, yang membuat gue nangis bahkan sampai 3 hari.
"Jaga diri disini ya Dir, aku bakal balik pas sukses. Perihal kita bisa bersama lagi itu bukan poin pentingnya, aku janji kembali membawa kabar baik dan sudah mapan."
"Ditunggu janjinya kak, aku juga janji bakal dewasa disini. Aku mau meneruskan karir kakak di BEM universitas, kayaknya jadi orang sibuk itu enak deh. Enggak menyiakan masa muda." Gue nyengir kuda, antara nyindir dia sama emang berniat ikut BEM.
"Iya, aku tunggu kamu jadi salah satu anggota penting di setiap organisasi. Aku pergi ya, doakan sampai dengan selamat. Jangan pernah lost contact dengan aku ya?" Gue mengangguk dan memeluk kak Radit. Antara belum ikhlas dan gak mau dia pergi jauh, tapi tuhan punya rencana jadi gue harus menuruti takdir yang tak seperti harapan gue.
Sampai pada akhirnya dia pulang dengan janjinya, sudah hidup mapan dan membawa berita baik. Menjalankan ibadah yakni menikah, dengan sepupu gue. Mbak Ayu, yang gue yakini sebanding dengan kak Radit dalam segala hal. Gue mendoakan keduanya bahagia sampai kakek nenek, tapi bukan jaminan kalau mereka gak ada pertikaian.
"Selamat ya kak Radit mbak Ayu, semoga pernikahannya sakinah mawadah dan warohmah. Aku pokoknya doain yang terbaik dari yang paling baik."
"Utangnya lunas ya Dir."
"Hutang ku juga lunas ya kak, gak usah nagih. Nih hasilnya." Gue menunjuk Dewa yang berdiri dibelakang gue, kami pakai batik sarimbit punya keluarga gue. Kebetulan ada satu baju yang sisa, dan gue memutuskan buat dipakai Dewa, biar kelihatan kalau calon mantu emak bapak gue. Dasar halu!
"Kapan nyusul?"
"Secepatnya mas." Bukan gue yang jawab tapi Dewa, habis gue diledekin sama kak Radit dan mbak Ayu. Dan benar, waktu mendewasakan kami tanpa kami sadari.
Menerima, memberi, dan mengikhlaskan adalah kuncinya. Egois bukan satu hal yang dilarang, namun terkadang semua sudah diatur oleh pemilik sekenario alam.
Dan kita sebagai makhluknya hanya bisa mensyukuri semua itu, terlepas dari semuanya gue sadar kalau cinta itu bukan masalah memiliki dan bersama. Tapi bagaimana cinta bisa mendewasakan diri sendiri. Itulah yang gue dapat dari Raditya Zainal yang gue nobatkan sebagai mantan terbaik dalam hidup gue.
HAY KABAR GEMBIRA UNTUK PEMBACA SEMUA HIPERCAMPUS AKU MAU BIKIN SEKUELNYA JUGA HADIR DENGAN KARAKTERNYA, TAPI SANTUY MASIH LAMA JUGA. NUNGGU LAPAK INI SELESAI JUGA BEBERAPA CERITAKU YANG ON GOING MERANGKAK NAIK VOTE NYA
OH IYA JANGAN LUPA MAMPIR DILAPAK KU LAINNYA ADA MY SENIOR MY HUSBAND, UNTIL THE END, DAN SERENDIPITY. MASIH KINYIS-KINYIS BANGET INI TUH HEHE
PELUK JAUH SAYANG SAHABAT MABAUGM!!
KAMU SEDANG MEMBACA
HIPERCAMPUS [TERBIT]
Teen FictionBangun BEM sama mantan? Itu bangun organisasi apa rumah tangga? Bisa lah habis bangun BEM lanjut ke pelaminan, panitianya ya anak-anak BEM:) Wanjirrr bayanginnya jauh amatt😂 Ini lah cerita abal-abal gue, Copyright by @mabaugm_ Sincarely, 31 Mare...
37. Power Of Mantan : Radit
Mulai dari awal