"Wow" Krist melongo.

"Bangsat Tay" Umpat Off.

"Gila lo New" Gun melotot.

"Anjing anjing" Ucap Singto shock.

Umpatan - umpatan yang keluar dari teman - temannya membuat Tay dan New seperti disiram air dingin, New melotot dan menatap horor Tay. Ia menepis tangan Tay yang masih bertengger dipinggulnya lalu menatap Tay tajam. Wajahnya merah padam menahan malu.

"Apa yang lo lakuin?"

Tay mengernyit, "Hah? Maksudnya?"

"Kenapa lo pegang - pegang gue?" New memasang wajah galak yang kontras dengan wajahnya yang merona.

"Apaan sih New, lo gak inget siapa yang narik gue duluan? perlu gue ingetin kalo--"

"AAAAA DIEM LO." New membekap mulut Tay, membuat Tay terbahak.

Tay melepas tangan New dari mulutnya, "Malu ya lo hahaha" 

"Bacot anjir." New berpindah dan duduk ditempatnya semula dengan wajah cemberut dan pipi merah padam.

"Gimana New enak?" Tanya Krist, wajahnya terlihat bahagia sekali.

"Palalo enak."

"Halah lo tadi menikmati banget ya bangsat, ciuman Tay seenak itu ya sampai lama banget?" Tanya Gun.

"Brisik."

Krist tergelak, "Padahal gue nyuruhnya cuma ciuman biasa bukan yang hot - hot banget"

"Bacot yang penting kan udah gue lakuin" Ucap New kesal. 

"Woi Tay udah kali jangan dibayangin terus ciuman New tadi" Off melempar kulit kacang ke wajah Tay yang sedang terdiam dengan tatapan yang sulit diartikan.

membuat Tay terkesiap. "Apaan sih jum, siapa yang ngebayangin, ogah banget."

"TAI" kata mereka serempak.

"Udah - udah ayo lanjut." ucap Gun, ia memutar botol untuk melanjutkan permainan yang sempat tertunda tadi.

***

Permainan terus dilanjutkan hingga jam menunjukan pukul tiga dini hari, keenam pemuda tersebut bersiap - siap pulang, Gun Krist dan New sudah dalam keadaan mabuk parah. sedangkan Off dan Tay yang sudah terbiasa masih bisa mengontrol kesadarannya, bagaimana dengan Singto? ia ternyata memiliki daya tahan yang kuat pada alkohol padahal ia jarang sekali menyentuh minuman haram itu.

"Ini kita gimana pulangnya? Gun bangun dulu ayo pulang" Off menggoyang - goyangkan tubuh Gun dengan lembut. yang hanya dibalas gumaman oleh Gun.

Singto ingin membangunkan Krist, tapi diurungkanya melihat wajah Krist yang damai. "Kita gendong aja gimana? kasian gue sama Kit"

Off mengangguk, "Boleh deh, gue sama Gun, lo sama New Tay"

"Kok gue?" Protes Tay.

"Jangan banyak protes, kasian tuh." Ucap Off.

"Elah ngrepotin aja lo." Tay mengangkat New dengan ogah - ogahan. "Yaudah gue balik dulu"

"Oke hati - hati Tay" Singto mengacungkan jempolnya.

Tay menggendong New dengan bridal style dan membawanya kearah mobilnya yang terparkir tidak jauh dari pintu masuk, New yang sedikit sadar mengalungkan tanganya ke leher Tay, wajahnya ia usakkan ke ceruk leher Tay, membuat Tay menahan Nafas. "Tay kita mau kemana?" Tanya New dengan mata terpejam.

"Pulang" Tay mendudukkan New dikursi penumpang dan memasangkan seatbelt. Lalu ia duduk dikursi pengemudi. 

"Kok lo baik sih Tay" New berucap tanpa sadar dengan mata yang tertutup dan bibir yang mengecap - ngecap.

"Emang gue baik, lo nya aja yang terlalu benci gue."

Lalu setelahnya keadaan hening, Tay melajukan mobilnya dengan pelan, lalu lintas yang senggang membuatnya bersyukur, dengan keadaan yang tidak sepenuhnya sadar akhirnya Tay berhasil membawa New pulang dengan selamat. Mobilnya memasuki pekarangan rumah New yang sangat luas, jangan salah Tay bisa mengetahui alamat rumah New setelah bersusah payah menanyakan pada New sendiri, ia sudah hampir menyerah karena jawaban yang New berikan ngawur dan tak jarang hanya dijawab dengan gumaman. Tay membuka pintu penumpang dan kembali menggendong New. Kakinya melangkah dan berhenti didepan pintu utama, ia menekan bel sekali dan muncullah wanita yang Tay tebak sebagai asisten rumah tangga keluarga New.

"Loh aden kenapa?" Tanya bibi panik.

Tay tersenyum, "Gak papa kok bi, ini New ketiduran, kamarnya sebelah mana ya bi?"

"Oh kamarnya dilantai atas den, pintu sebelah kanan."

"Oke bi makasih ya, ini saya antar New keatas dulu."

"Oke den kalo butuh apa - apa panggil bibi aja"

"Siap bi"

Tay melangkah menuju lantai atas, ia membuka pintu kamar New dan membaringkannya di atas tempat tidurnya. Tay memandang musuhnya itu sebentar, tangannya terulur mengambil guling dan meletakkanya diatas New yang langsung dipeluk oleh sang pemilik sambil mengecap - ngecap kecil. Tanpa sadar Tay tersenyum.

"Makannya besok - besok lo minum susu aja, banyak gaya pakek acara minum - minum segala, nyusahin." Setelah itu, Tay meninggalkan New dan beranjak pulang kerumahnya. 


***


See you next chap:*





Promise? (Taynew)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang