Yoonsa pun bersimpuh. Dan menundukkan kepalanya. Jimin dan Namjoon menyeringai.

"Kau mau berapa kali Hyeong." Tanya Jimin pada Namjoon

"100 kali mungkin." Ujar Namjoon santai

"Baiklah. Kau hitung dengan keras." Ujar Jimin

Ctak!

Cambukan itu terasa sangat perih hingga Yoonsa ingin menangis.

"Sa..tu."

Ctak!

"Du..a."

Ctak!

"Ti..ga."

Baru sampai cambukan kesebelas, Yoonsa sudah ambruk. Tidak sampai disana Namjoon menyiram luka di punggung Yoonsa dengan air panas. Perih dan panas. Itulah yang ia rasakan.

Ia ditinggalkan begitu saja oleh kedua iblis itu. Hingga ia melihat Kyungsoo datang dan membawa nya kerumah sakit.

"Bertahanlah."

Itulah kata terkahir yang ia dengar sebelum semuanya menggelap.

~FLASHBACK end~

Ia masih dirawat di rumah sakit wajahnya pucat dan penuh luka. Kepercayaan nya pada Yoongi dan para saudaranya telah hilang. Sejak itu ia hanya menunggu ajal menjemputnya. Belum lagi ia masih berduka atas kepergian orang tuannya.

Ceklek

Pintu terbuka menampilkan Jungkook yang membawa nampan berisi makanan. Ia menatap Jungkook was was. Ia trauma dengan penyiksaan itu. Luka nya masih belum kering. Jungkook berjalan mendekatinya. Sedangkan Yoonsa semakin mundur dan semakin mengeratkan pegangannya pada selimut rumah sakit. Badan nya gemetar. Keringat dingin membasahi pelipis nya. Ia benar benar ketakutan. Ingin rasanya berteriak minta tolong tapi lidah nya terasa kelu. Jungkook duduk disamping Yoonsa. Ia melihat bahu gadis itu gemetar. Ia bingung apa yang gadis itu takutkan? Ia hanya membawakan makanan untuknya.

"Yoonsa-ya. Makanlah aku akan menyuapimu." Ujar Jungkook

"Keluar." Ucap Yoonsa lirih

"Mwo?." Jungkook mengerutkan alisnya. Apa maksudnya? Ia mengusir Jungkook?

"KELUAR AKU INGIN SENDIRI. KELUAR DARI SINI." Teriak Yoonsa

"Tapi aku hanya-."

Prang

Vas bunga diatas nakas dijatuhkan oleh Yoonsa. Dan serpihannya ada di tangan Yoonsa. Gadis itu mendekatkan serpihan itu di lehernya. Perasaan Jungkook tidak enak.

"Jangan macam macam Han Yoonsa. Atau aku akan-."

"Kau akan membunuhku?."

Gadis itu tertawa miris. Kata kata itu sudah menjadi makanan bagi nya. Ia lelah. Ia muak. Ancaman yang membuatnya selalu keluar masuk rumah sakit.

MY 6 PSYCOPATH BOYS {End✔️}Where stories live. Discover now