Rei berpikir bahwa tidak apa-apa tidak mengumpulkan yang pertama, yang penting dia berhasil menang bertanding dengan Tara.
Rei berjalan balik ke tempatnya dengan rasa bangga di jiwa. Ia senang bahwa Tara akan mengikuti dan bermain permainan yang sama dengannya.
Rei berencana mengajak Tara bermain permainan yang ia sukai, yaitu permainan seluncuran.
"Aku menang ya, Tara!?" ucap Rei dengan banggany.
"Yah, kok kamu bisa cepet banget sih Rei? " jawab Tara sembari cemberut, "kamu bikinnya ngasal ya ...?"
"Eh, enggak kok. Aku bikinnya lebih serius dari kamu, tauk ...!" balas Rei.
"Ya, sudah. Kamu memang menang karena ngumpulin lebih dulu, deh."
"Nah gitu dong, semangat, ya Tara, nyelesaiinnya sampai akhir."
"Iya ... iya ...," tutupnya.
Tara melanjutkan hasil kerjanya dengan mode seriusnya. Sedangkan Rei memperhatikan Tara yang menyelesaikan mewarnai gambarnya itu. Rei penasaran bagaimana Tara menyelesaikannya dengan indah nantinya.
Sementara itu, anak-anak yang lain telah mengumpulkan satu per satu.
"Sebentar lagi dikumpul ya anak-anak!" ucap lantang halus bu Mira.
"Iyaa , Bu..." jawab beberapa anak.
Tidak semua anak menjawab. Hal tersebut karena beberapa anak fokus maksimal mengerjakan tugas mewarnai ini.
Beberapa waktu berlalu begitu saja. Rei tersentak saat tangan halus Tara mengangkat ke atas.
"Yeay, udah siap!" ucap Tara spontan. Tara sedikit meregangkan punggungnya karena merasa penat selesai mewarnainya barangkali.
"Hah, udah siap aja? Bagaimana hasilnya?" batin Rei menggerutu penasaran dengan warna indah yang dibikin Tara.
Ternyata, Rei tidak terlalu memperhatikan hasil gambar Tara ketika mewarnainya. Tanpa sadar, Rei hanya terfokus pada Tara yang begitu anggun dalam mewarnainya.
"Lihat dong!" ucap Rei penasaran.
"Gak deh, tadi Rei juga ga lihatin punya Rei kan."
"Yaah ...," nada Rei kecewa.
Setelah semua terkumpul, bu guru langsung saja mengoreksi serta memberi bintang sesuai dengan warna yang telah digoreskan anak-anak.
Beberapa menit lagi, bel keluar main akan berbunyi. Ibu guru langsung saja membagikan gambar yang telah dibintangi sesuai kerapian dan keindahan warnanya.
Rei sudah menduga bahwa dia tentu saja tidak mendapatkan bintang tiga itu.
Rei mengalihkan perhatian ke arah Tara dan bertanya, " Kamu dapat berapa bintang, Tara?"
"Coba tebak!" Tara tersenyum bahagia.
Tara menyembunyikan bintang yang ia dapatkan di gambar yang telah ia warnai.
"Tentu saja 5, 'kan!?" jawab Rei yakin, namun tetap aja ragu dan bertanya-tanya kebenarannya.
"Salah, hehe." Tara menunjukkan lukisan dengan bintang di kolom penilaiannya itu.
Terlihat stempel 4 bintang pada gambar pemandangan dan 2 bintang pada gambar kelinci tadi. Rei merasa heran dengan perolehan bintang yang didapat Tara.
"Bu guru ... Tara kenapa bisa dapat 4 bintang di gambar pemandangan, Bu? Bukannya, Ibu bilang sampai bintang 3 saja, ya Buk?!" tanya Rei pada ibu Mira yang di depan.
"Iya Rei, yang mendapat bintang 4 adalah gambar dengan diwarnai terbaik dan tercantik menurut Ibu, Rei." Penjelasan ibu Mira direspon Rei dengan anggukan. Rei setuju bahwa mahakarya seindah itu diberi nilai lebih dari yang lainnya.
"Silakan untuk Tara menunjukkan gambar yang telah diwarnai tadi. Mari kita beri tepuk tangan untuk lukisan yang telah diwarnai oleh Tara," kata bu guru sembari bertepuk tangan diikuti oleh anak-anak yang lain. Terlihat warna yang begitu indah dan selaras dengan sketsanya.
Bu guru berjalan ke tempat Tara dan memberi stempel bintang di telapak tangan Tara.
Dengan senang hati Tara tersenyum bahagia sekali membuat Rei ikut tersenyum akan pencapaiannya.
"Bu, saya mengumpulkan tercepat, Bu! Saya mau juga," potong Baron mengheningkan tepuk tangan yang meriah itu.
Dengan pasrah, bu guru memberi Baron stempel bintang juga di telapak tangannya.
Anak-anak lain mengikut dan ingin juga mendapatkan stempel bintang itu. Bu Mira kaget dengan desakan anak-anak yang tiba-tiba ini.
TREEEEEEEEEENG
Suara keluar main menyelamatkan bu Mira dari situasi tidak kondusif itu.
Sudah sewajarnya bahwa saat keluar main adalah saat yang dinanti-nantikan oleh anak-anak, termasuk Rei.
Rei tidak sabar bermain bersama dengan Tara saat jam keluar main ini di taman bermain yang menyenangkan ini.
To be continued...
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ayok vote kalau suka gaes, boleh banget kok, ga usah malu-malu..
Mohon juga kritik dan sarannya di kolom komentar ya gaes. Terima kasih dah mampir gaes...See you next chapter ✌️😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Friend | [Selesai]
General FictionDi rumah, Rei telah diajari untuk disiplin dalam hal kebersihan. Dengan umurnya yang baru empat setengah tahun, ia sudah bisa menyapu dan merapikan tempat tidurnya sendiri. Fazal, adiknya Rei, sering bertengkar dengan Rei di rumah. Rei sungguh jenu...
#09| Warna untuk Menang (2)
Mulai dari awal