Bab 07 : He is Married!

Mulai dari awal
                                    

Beberapa orang terkikik mendengar ucapan Yibo yang lantang. Darren sendiri membawa jari jemarinya untuk memijat dahi yang mendadak terserang migrain. Bocah mesum di hadapannya ini benar-benar tidak bisa mengontrol setiap kata yang keluar dari bibirnya. Memang mulut manisnya adalah sumber uang di klubnya, tetapi Darren juga berharap Yibo bisa memilah dan memilih mana yang pantas diucapkan maupun tidak.

Dia menghela napas panjang, lalu menggelengkan kepala. Darren berpikir sahabatnya itu sedang sial karena disukai oleh bocah ini, dia pun merasa perihatin pada nasib Xiao Zhan.

"Ck! Kembali ke panggungmu sana!" Tidak ingin menanggapi ucapan mesum Yibo, Darren meminta Yibo untuk bekerja lagi. Kemudian dia masuk ke dalam counter bar dan kembali meracik minuman untuk pelanggan.

"Apa ada yang salah dengan ucapanku?" gumam Yibo.

Xiao Zhan, ya .... Yibo baru menyadari jika Boss Darren tadi tanpa sengaja mengatakan nama wanita yang ditaksirnya itu.

Dia mengeryitkan dahi lalu mengarahkan pandangannya ke bawah, pada miliknya yang masih terbungkus rapat dalam celananya yang sedikit menggembung. Tangan Yibo terulur mengusap-usap permukaannya sambil berkata, "Sabar, ya, burungku. Kau belum bisa mendapatkan sarangmu, tunggu nanti ... kau pasti tidak akan kedinginan lagi."

Tidak memedulikan pandangan orang-orang di sekitarnya yang berbisik-bisik, Yibo justru terlihat bangga ketika beberapa pasang mata terarah pada benda kebanggaanya. Seringai tipis dia lemparkan pada sekumpulan wanita hampir telanjang di salah satu bangku yang menatapnya dengan tatapan lapar. "Apa? Kalian mau? Hahahaha ... sayang sekali burungku sudah diboking, Ladies, hahahaha ... Good night."

Ah, miris sekali burungku beberapa malam ini.

Sejak Yibo tertarik dengan wanita seksi yang mulanya dia panggil Zhi An itu, dirinya tak pernah menggoda wanita lain lagi dan membawanya ke atas ranjang. Yah, baru dua hari memang, entahlah ke depannya.

Merasa tidak punya pekerjaan lagi karena semua bagiannya sudah diberikan pada Xukun, Yibo akhirnya memutuskan untuk pulang saja. Dia membawa langkah kakinya ke belakang klub, meraih sebuah helm yang tergeletak di atas tangki motor, memakainya, lalu memacu motornya dengan kecepatan sedang menembus keramaian jalan.

-----

"Ge, kau baik-baik saja?"

Xiao Zhan tak mengeluarkan sepatah dua patah kata, kepalanya menunduk berusaha menghindari tatapan lelaki di sampingnya. Sejak memasuki mobil lelaki yang telah membawanya keluar dari klub Darren itu, Xiao Zhan merasa gugup. Bukan karena dirinya telah tertangkap basah, tetapi karena dia hanya berdua saja dengan sosok yang dicintainya.

Wu Shixun, mengapa kau bisa kemari?

"Ge, kau mendengarku?"

" ... "

Xiao Zhan masih tidak menjawab, tetapi perlahan-lahan kepalanya terangkat, ekor matanya melirik sekilas ke arah Shixun lalu mengalihkan pandangan ke arah jalanan di sisi kanannya. Rona kemerahan dan rasa panas tiba-tiba menjalar di kedua pipinya, manik kelam itu terlihat bergerak-gerak gelisah bahkan ketika tanpa sengaja menangkap bayangan Shixun yang terpantul pada kaca mobil.

Laki-laki itu mengenakan kemeja putih yang tampak pas di badannya, dasi yang biasa terpasang rapi telah menghilang entah ke mana, dada bidangnya tercetak jelas dan pundak lebar itu sepertinya sangat nyaman untuk bersandar. Sekali lagi, Xiao Zhan jatuh pada pesona Wu Shixun. Meski hanya samar penampilan yang dapat dia perhatikan dari pantulan kaca, nyatanya dapat jantung Xiao Zhan berdegup jauh lebih kencang dari sebelumnya.

"Kau belum pulang ke rumah?" Xiao Zhan bertanya lirih.

"Aku mengikuti mobilmu saat kau melarikan diri dari Yifan Ge."

Ah! Mobilnya! Xiao Zhan baru mengingat jika dia datang ke klub Darren membawa mobil dan sekarang dia meninggalkannya begitu saja. Xiao Zhan kemudian memperhatikan penampilannya sendiri, seketika maniknya membesar dan bibirnya terbuka lebar.

"Berhenti!" serunya.

Shixun sedikit berjengit mendengar pekikan keras Xiao Zhan, tetapi dia tetap tak menghentikan laju mobilnya. Shixun hanya menoleh sekilas dan bertanya begitu tenang, "Ada apa?" Alisnya menukik tajam, menunjukkan rasa ingin tahu mesti ekspresi tampak datar.

"Bajuku! Shixun kembali, bajuku ada di dalam mobil," perintahnya.

Namun, bukannya berputar balik Shixun justru menepikan mobilnya di area yang cukup jauh dari pencahayaan. Dia menolehkan badannya ke jok belakang dan meraih sebuah paper bag. "Kau bisa memakainya, Ge. Itu persediaan baju gantiku," ujarnya sambil mengulurkan paper bag tersebut.

Xiao Zhan menerimanya baju itu dan kembali bertanya, "Jadi bisa kita jalan lagi dan cari, em ... toilet umum." Intonasi suaranya merendah, tak tahu mengapa tiba-tiba Xiao Zhan merasa malu.

Shixun menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis, kemudian terkekeh-kekeh ringan. Xiao Zhan yang menangkap tawa dan senyum itu terpegun sesaat, hingga kalimat yang keluar dari bibir Shixun selanjutnya membuat tubuhnya tiba-tiba memekik keras.

"Hah?!"

"Kau bisa ganti di dalam mobil, Ge. Tidak perlu malu, kita sama-sama laki-laki, 'kan?"

Benar. Mereka memang sama-sama lelaki, tapi .... Xiao Zhan menyunggingkan senyum kaku kemudian berkata, "Shixun, maukah kau menunggu di luar mobil?" Intonasi suaranya merendah, tak tahu mengapa tiba-tiba Xiao Zhan merasa malu.

Tanpa mengatakan apa-apa lagi dan hanya melempar senyum tipis, Shixun keluar dan menyadarkan punggungnya pada pintu mobil. Sementara Xiao Zhan di dalam mobil tampak mendesah lega, tangannya mengusap dada beberapa dan berusaha menetralkan detak jantungnya yang berpacu terlampau cepat.

Tak butuh waktu lama, Xiao Zhan berhasil mengganti pakaiannya. Xiao Zhan mengetuk-ngetuk kaca mobil memberitahu Shixun jika dia sudah boleh masuk.

"Ini terlalu besar, tapi terima kasih, Shixun."

Shixun mengangguk. Dia perhatikan baik-baik wajah Xiao Zhan, kemudian tangannya mengambil sesuatu dari dalam tas kerjanya. Shixun meraih pundak Xiao Zhan, menariknya lebih dekat hingga membuat tubuh Xiao Zhan menegang karena wajahnya benar-benar berjarak hanya beberapa senti saja dari wajah Shixun.

Ketika masker telah terpasang sempurna, Xiao Zhan menyadari bahwa Shixun tengah berusaha menutupi make up-nya yang belum dia bersihkan.

Sepertinya besok Xiao Zhan harus pergi ke rumah sakit dan memeriksakan jantungnya karena malam ini secara terus-menerus bekerja ekstra dan berpacu begitu kencang. Xiao Zhan takut jika suatu hari nanti, dia terkena gagal jantung.

---

To be continue »»»

Anyway, bab ini menurut aku pribadi cukup membosankan, terutama di bagian akhir.
Kalau menurut pembaca gimana, nih?
🤔🤔🥺

-----------------------------------------------------------------------------------------------


04 Februari 2021, Zora Lin
Re-up : 07 Januari 2023

WILDFIRE | YiZhan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang