02. Saphire

Mulai dari awal
                                    

"Gun..."

"Apa aku bukan anak ayah?"

"Gun!" Ayah memegang erat pundak anaknya yang gemetar, menatap lurus pada kedua maniknya. "Dengarkan ayah."

Gun menatap manik ayahnya takut-takut.

"Aku ayahmu. Kamu anakku. Ayah orang biasa. Apakah kamu pernah berpikir kenapa ibumu meninggal sesaat setelah melahirkanmu?"

Gun melirik pada keramik putih di sampingnya, mencari jawaban yang tak pernah ia pikirkan.

"Alpha?" Gun kembali menatap ayahnya. "Ibu adalah seorang alpha?"

Ayah Gun mengangguk pelan, lalu mengusap kepala anaknya. (1)

"Lalu, kenapa ayah merahasiakannya dariku?"

"Bukan begitu, Gun. Ayah hanya tidak ingin kamu berkecimpung dalam dunia half-wolf. Ayah ingin kamu tumbuh seperti anak-anak lain. Ayah pikir, dunia half-wolf memiliki banyak aturan yang hanya mempersulit kamu untuk bahagia. Ayah hanya ingin kamu tumbuh besar sebagai manusia biasa. Seperti manusia pada umumnya."

Gun terdiam, berusaha mencerna ucapan ayahnya hati-hati.

"Lalu bagaimana kamu tahu tentang ini?"

Gun membasahi bibir, berucap takut-takut.

"Dari seorang teman alpha."

Ayah menghela nafas.

"Namanya Off, bukan?"

Gun membelalak terkejut.

"Bagaimana ayah tahu?"

Ayah tersenyum. "Ada sebuah legenda dalam dunia half-wolf. Kisah tentang sepasang alpha-omega 1 abad silam. Ayah tidak berhak memberi tahu. Tapi kalau boleh ayah minta, kapan-kapan, ajak dia kemari. Ayah ingin bertemu."

Gun mengangguk pelan, disusul sebuah senyuman yang terpatri hangat di bibir ayahnya.

***

Matahari pagi ini terasa hangat, tidak hanya di kulit, namun meresap ke dalam hati Gun yang diam-diam tersenyum. Off menggenggam erat tangan Gun, enggan melepaskan. Gun menatap trotoar jalanan, menunduk malu-malu. Mereka sedang berjalan beriringan menuju sekolah.

"Kemarin..." Gun membuka suara, membuat Off menatap tubuh mungil di sampingnya. "Kenapa kamu masuk lewat jendela?"

"Ahh... itu..." Off tersenyum bangga. "Terlihat keren bukan?"

Gun menautkan alis. "Keren darimananya?"

"Kalau orang lain masuk lewat pintu, aku masuk lewat jendela. Bukankah itu keren?"

Gun menghentikan langkah, lalu menarik tangannya dari genggaman Off. Off turut berhenti dan memposisikan diri di depan Gun.

"Off."

Off sedikit menunduk, mensejajarkan wajahnya pada wajah Gun.

"Kenapa, hmm?"

"Apa kamu suka terlihat berbeda? Bertingkah tidak seperti manusia pada umumnya?"

Off tertawa pelan. "Aku memang berbeda, Gun." Off meletakkan ujung jari telunjuk di antara dua alis Gun yang berkerut. "Aku hanya tidak suka melihat pandangan orang lain yang menatapku aneh hanya karena aku dilahirkan berbeda. Jadi, daripada aku menyesakkan kepala dengan tatapan aneh mereka, aku lebih baik menikmati perbedaan yang ku punya. Dengan melakukan hal-hal bodoh yang tidak bisa mereka lakukan misalnya. Siapa yang berani memanjat gedung sekolah karena tidak takut jatuh? Hanya aku. Daripada berkecil hati, aku lebih suka membanggakan diri."

Scar Mate [OffGun]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang