05. Another Lover

Mulai dari awal
                                    

Areun menggeleng pelan, "Tidak apa-apa. Kalau ingin makan daging, kita makan di luar saja. Begitu lebih baik. Ayo kita pergi ke tempat lain, Kak Yoongi. Kita harus membeli buah," ucap Areun sembari melihat lagi daftar belanjaan mereka.

Satu hal yang baru saja Yoongi tahu dari istrinya adalah, gadisnya tersebut sangat memerhatikan kesehatan. Dari segi apapun itu. Areun yang kerap membuat bekal makan siang untuk keduanya dengan alasan masakan rumah lebih sehat daripada makanan di restoran, camilan buah yang harus selalu ada, olahraga rutin yang selalu ia lakukan setiap pagi, porsi makan yang dijaga, air putih yang secara rutin dikonsumsi. Semua semata-mata agar hidup menjadi manusia yang sehat katanya.

Jadi, disaat orang lain memiliki stok camilan berupa jajanan ringan berisi keripik kentang atau sejenisnya, keluarga kecil Yoongi memiliki persediaan buah yang selalu segar di kulkasnya. Dikonsumsi mereka berdua secara langsung ataupun diolah menjadi minuman jus yang menyegarkan.

Baiklah. Untuk yang satu itu Yoongi bangga memiliki istri seperti Areun. Mengingat selama ini dia sendiri tidak terlalu memerhatikan kesehatannya.

Areun memasukkan dua sisir pisang dan masing-masing satu kantung plastik apel serta jeruk yang sudah ditimbang ke dalam troli belanjaan mereka. Selain makanan, ada pula hal-hal lain seperti sabun cuci tangan, sabun cuci piring, detergen, pembersih kamar mandi, dan perlengkapan mandi mereka yang tentu saja selalu habis di akhir bulan. Saat Areun memilih belanjaan tersebut, Yoongi melakukan tugasnya dengan menata setiap belanjaan mereka. Memisahkan makanan dan perlengkapan lain agar tidak tercampur.

"Areun? Jung Areun?"

Kegiatan mereka terhenti. Pasta gigi yang hendak ditaruh Areun terhenti di udara sedang Yoongi yang tengah fokus menata barang-barang mereka menghentikan kegiatannya. Atensi mereka kini berubah. Secara otomatis beralih menuju sumber suara saat salah satunya dipanggil.

Lain halnya dengan Yoongi yang tengah menatap heran di hadapannya, Areun sendiri memasang senyum. Nampak tak asing dengan eksistensi pria tersebut sampai-sampai sebuah nama yang Yoongi tebak milik pria tersebut meluncur dari bibir kekasihnya.

"Park Jimin," jawab Areun balik. Netranya tampak senang sekali melihat presensi Jimin. Pria tersebut juga memasang sorot yang sama. Tampak sama sekali tidak canggung berjalan lebih mendekati mereka dengan satu keranjang belanjaan di tangan kirinya.

"Ya ampun aku tidak menyangka bertemu denganmu di sini. Bagaimana kabarmu, Reun?"

Areun tertawa kecil. Mengangguk seolah menyetujui ucapan Jimin barusan, "Aku baik, Jim. Kau sendiri bagaimana?"

"Aku baik, baik sekali." Jimin membalas tanpa menghilangkan senyum di bibirnya. Matanya menyipit dengan eye crinkle yang tampak jelas.

"Oh, iya," Areun seolah mengingat dengan satu presensi yang seolah dilupakan di antara mereka, menatap Yoongi dan Jimin bergantian, ia berkata, "Kenalkan, ini suamiku. Min Yoongi."

Jimin seolah tampak bingung dan sedikit terkejut. Namun Yoongi tidak terlalu mempermasalahkan itu. Dalam hatinya ia sedikit senang lantaran Areun yang tidak juga melupakan eksistensinya. Lelaki tersebut mengulurkan tangan. Menatap lurus Jimin dan sedikit memberikan remasan di genggaman tangan mereka, "Min Yoongi, aku suaminya," tegas Yoongi. Memberikan penekanan pada si pria Park tersebut lantaran teramat sadar bagaimana cara Jimin memandang dan tersenyum kepada istrinya yang membuat Yoongi tidak suka.

"Park Jimin. Ah, bagaimana cara mengatakannya, ya? Hubunganku dan Areun sedikit rumit sebenarnya," Jimin memberikan nada candaan sekaligus mengerling pada Areun. Yoongi sendiri yang sejak awal tidak suka dengan pria berambut seperti rambut jagung tersebut semakin kesal lantaran Areun yang hanya tertawa kecil menanggapi candaan tersebut.

Strings that Connected Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang