2. serendipity

Mulai dari awal
                                    

"M-maaf sebelumnya." Jaemin lalu melingkarkan tangannya dibahu Jeno,  berpegangan.

Mereka berjalan ke dalam mension, Jeno tersenyum tipis mendengar ucapan Jaemin yang begitu polos.

Siapa yang seharusnya minta maaf??? Padahal yang melakukan kesalahan disini adalah Jeno, tapi yang minta maaf malah Jaemin? Lucu.

"Tuan... Biar saya bantu." seorang pelayan buru-buru menghampiri Jeno ketika melihat sang tuan rumah menggendong seorang pemuda.

Jeno menggeleng cepat "Nggak usah, tolong bawakan kotak p3k ke kamar saya."

Pelayan tersebut mengangguk, Jaemin mengeratkan pelukan dibahu Jeno ketika mereka mulai menaiki satu persatu anak tangga.

"Saya jalan aja kak."

"Saya tau saya berat,  nggak pa-pa... Udah nggak sakit." bohong Jaemin agar Jeno mau menurunkannya,  tapi Jeno sikepala batu sama sekali tidak mendengarkan perkataan Jaemin.









"Ganti baju dulu,  baju lo basah semua." Jeno memberikan sepasang baju miliknya.

"Lo kok belum pulang jam segini?"

Jaemin mengambil kaos serta celana yang diberi Jeno tadi "Bantu Sir Kyungsoo koreksi jawaban, terus mau pulang sepeda saya bengkok, terus hujan dan yagitu deh."

"Gue keluar dulu, lo ganti dulu aja. Kalau udah teriak gue tunggu didepan."

Jaemin mengangguk.

Selama Jaemin mengganti pakaiannya ia berfikir,

Apa bisa ia dan Jeno bersatu? 

Apa bisa cinta Jaemin ke Jeno terbalaskan? 

Apa seharusnya Jaemin lupakan saja Cinta bertahun-tahun nya yang ia pendam sendiri??

Setelah lama mengagumi kakak kelasnya disekolah itu,  Jaemin sama sekali nggak tau kalau Jeno ternyata seorang anak kaya Raya.

Jeno selalu ke sekolah dengan motornya, tidak berdandanan layaknya anak orng kaya,  ia selalu sederhana.

Jaemin jadi merasa sangat tidak pantas mencintai Jeno.

Perbedaannya sangat jauh, dari kasta saja sudah terlihat bahwa keduanya tak bisa bersama.

"Sudahh ka" teriak Jaemin dari dalam.

Terlihat Jeno memasuki ruang kamar nya,  seulas senyum tergambar dibibir pemuda bertubuh tinggi "Gue antar pulang."

Jaemin menggeleng "Ngerepotin,  saya bisa sendiri kok... Kakak bertanggung jawab mengobati luka saya aja, saya sangat berterimakasih."

"Kaku banget sih lo,  santai aja. Lo—gue hmm nggak deh." Jeno mengernyitkan dahinya saat Jeno menjeda ucapannya.

"Aku—kamu aja khusus ke gue,  kalau ke yang lain terserah..."

Jaemin mengangguk lalu mengulas senyum ketika Jeno mengulurkan tangannya untuk membantu berjalan

"Lo kenapa suka kabur kalau liat gue disekolah?"


Da Bomb!!!


Jaemin membeku, jadi selama ini Jeno ngeh kalau Jaemin selalu menghindar kalau liat Jeno?

Jaemin kira Jeno nggak perduli tentang Jaemin,  ia kira Jaemin bernafas pun Jeno nggak tau.

"Ha hmm."

"Temen lo bilang,  lo suka sama gue???"

Perkataan yang terlontar begitu tanpa dosa sedangkan yang ditanya sudah mati gemetaran nggak tau harus menjawab apa.

Kakak Kelas | Nomin (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang