"Anjing." umpatnya.

BUGH

Satu pukulan yang sangat keras melayang tepat di pipi kanan Arkan sehingga darah segar keluar dari sudut bibir Arkan.

Akbar, Edo dan Putra tidak tinggal diam. Mereka langsung berlari maju, bahkan Edo langsung menendang perut Darka dengan kencang sehingga pemuda itu tersungkur ke belakang.

"JANGAN BERANI-BERANI LO NYENTUH TEMEN GUE, ANJING!" teriak Edo dengan emosi yang sudah menaik.

"Siapa lo sebenarnya?! Apa masalah lo sama Arkan hah?!" timpa Putra.

"Lo nggak usah ikut campur, Bocah!!!" sentak Darka yang langsung membalikkan badannya dan memakai helmnya kemudian melajukan motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Begitupula para orang-orang yang mengikuti Darka, mereka semua juga ikut menyusul dari belakang.

Ketiganya pun kembali menatap kearah Arkan. "Kan, are you okay?" tanya Akbar.

Arkan hanya mengangguk sembari mengelap sudut bibirnya yang berdarah. Darka memang Pemuda yang kurang ajar, berani-beraninya dia memukul wajahnya, apalagi Darka udah berani mengusiknya. Lihat saja, Arkan akan membuat Pemuda itu menyesal karena telah membuat Tali permusuhan kepadanya.

"Btw, cowok tadi bukannya Darka ya?" tanya Edo.

Arkan mengangguk.

"Kok dia malah nyerang lo sih? Emangnya ada masalah apa diantara lo sama dia?"

"Kita bicarain soal ini di Markas aja." Arkan langsung berbalik untuk bersiap pergi dari sini.

Ketiganya hanya mengangguk dan mengikuti Arkan untuk bersiap pergi juga dari tempat ini. Mereka yang memang sama sekali tidak tahu apa permasalahan Arkan dengan Darka sampai bisa seperti ini.

______

"Jadi cuma karena Adel kalian berantem?!" pekik Akbar, Edo dan Putra secara bersamaan dengan raut wajah yang begitu terkejut.

Sekarang mereka sudah berada di Markas Birawa. Dan Arkan menceritakan semuanya dari awal tentang kenapa dia dan Darka bisa berantem seperti ini, lalu setelah mendengar semuanya mereka pun terkejut. Mereka tidak habis fikir dengan alasan yang bisa membuat Arkan dan Darka bisa seperti ini.

"Kan, bukannya lo dulu benci banget sama cewek itu? Tapi kenapa sekarang malah lo mau ngelindungin dia?" tanya Putra heran.

"Itu dulu, sekarang enggak. Sikap orang akan berubah jika udah bertemu seseorang yang tepat," jawab Arkan tanpa ekspresi.

"Jangan bilang lo suka sama dia?!" pekik Edo.

"Nggak!!" elak Arkan.

"Yaelah udah sih jujur aja kalau emang lo suka sama Adel, sampai-sampai lo bela-belain nyari masalah sama Darka cuma karena dia."

"Gue nggak suka sama, Adel. Gue hanya ingin melindungi dia dari Pria bejat seperti Darka. Lo semua kan tahu sendiri, Darka itu orang seperti apa."

Mereka pun terdiam. Memang sih mereka tahu Darka itu bagaimana. Tentang rumor yang waktu dulu beredar, membuat seisi sekolah terkejut, termasuk mereka bertiga dan satu lagi Rasyid.

ARKAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang