"Lama-lama otak gue yang pelupa ini bisa jadi amnesia gara-gara lo," oceh Linmo memasang wajah datarnya.
Aku cuma bisa terkekeh kemudian mengganti mengelus bagian kepalanya yang baru saja aku jitak. Entah apa isi kepalanya Linmo aku rasa gara-gara dia kalo mandi lama banget. Apalagi kalo sambil BAB bisa sejam kemudian dia baru keluar dari kamar mandi. Jadi karena itu otaknya kemasukkan air sehingga memiliki ingatan yang buruk.
Dia sering banget lupa sesuatu sampai harus aku yang selalu menjadi 'alarm' alias pengingatnya. Makanya aku selalu bawel dan emosi kalo udah ngurusin makhluk yang bernama Linmo.
Aku pun tersenyum kemudian bertanya, "Pertandingan futsal lo jadinya kapan?"
"Kapan ya?" Sudah kuduga pasti dia tidak ingat.
Linmo diam sebentar kemudian merogoh saku celananya mengeluarkan ponselnya. Aku ikut mengintip layar ponselnya. Ah, ternyata dia mengecek kembali jadwal pertandingannya.
"Oh iya hari Minggu ternyata," katanya sambil menepuk keningnya pelan.
"Besok ya? Jangan lupa bangun pagi-pagi Lo pasang alarm yang banyak."
"Siniin hp Lo," perintahku. Dia pun memberikan ponselnya kepadaku. Aku memasang 10 alarm tiap selang 5 menit dua jam sebelum pertandingan itu dimulai, aku juga mengubah jam ponselnya. Aku percepat 45 menit dengan begitu dia tidak akan terlambat bangun besok.
Ding Dong... Ding Dong...
Suara bel rumahku berbunyi. Aku menyerahkan kembali ponsel Linmo kepada pemiliknya.
"Ada tamu?"
"Kayaknya temen kuliah abang gue udah dateng."
"Oh... Ya udah gue balik ke kamar gue dulu," ucapnya sambil mengambil ancang-ancang untuk melompat. Buru-buru aku tarik kerah kaosnya ke belakang sebelum bocah itu bersiap melompat lagi.
"Linmo lo itu bentar lagi ada pertandingan futsal jangan ngadi-ngadi deh. Udah turun lewat depan aja!"
"Nanti kalo abang lo liat gue keluar dari kamar lo gimana?"
"Siapa suruh lompat ke balkon gue, bego."
Tanpa banyak bicara lagi aku ajak Linmo untuk turun, karena sedaritadi bel rumah terus berbunyi sampai seorang lelaki yang kamarnya berada di seberang kamarku berteriak, "MA BOYUAN GUE BARU KELAR MANDI LO BUDEG APA GIMANA BUKAIN PINTUNYA ITU PASTI TEMEN GUE UDAH DATENG!"
"IYA OTW SABAR DONG!"
Bang Jiaqi sampai menyebutkan nama Mandarinku tandanya dia udah kesel banget gara-gara aku lama bukain pintu buat tamunya. Salahkan Linmo yang mencari gara-gara di balkon kamarku. Aku melirik ke arah Linmo sekilas. Lelaki itu sedang menirukan ucapan Bang Jiaqi tanpa suara. Buru-buru aku melangkah ke arah pintu membukanya.
Seorang perempuan yang tingginya sama denganku berdiri dengan menampilkan senyum manisnya. Jadi teman yang dimaksud Bang Jiaqi itu perempuan, pantas dia membatalkan pergi jalan-jalan denganku kemudian langsung mandi. Dasar genit.
"Kikinya ada?"
"Kiki?"
Detik berikutnya aku baru sadar yang dimaksud cewek itu adalah Bang Jiaqi. Aku baru ingat di kampus Bang Jiaqi dikenal dengan nama itu.
"Oh ada, kak. Ayo masuk."
Aku mempersilahkan cewek itu untuk duduk di ruang tamu. "Kamu adiknya Kiki ya?"
"Iya, aku Bila. Nama kakak siapa?"
"Aku Shareen."
Dia mengulurkan tangannya yang langsung aku balas dengan senyuman yang tak kalah ramah darinya. "Salam kenal."
KAMU SEDANG MEMBACA
Perfect Friend
FanfictionBagiku dia seorang teman yang sangat sempurna. Tidak ada yang mengerti diriku melebihinya. Selalu muncul kapanpun setiap kali aku membutuhkannya. Menghiburku dengan berbagai lelucon hingga bertingkah konyol untuk mengembalikan senyumku. Katanya pert...
4|Always There for You
Mulai dari awal