"Kamu ada masalah,"
"Kalau nggak ada masalah namanya nggak hidup, semua orang pasti punya masalah,"
"Cerita sama kakak,"
"Aku bukan anak bunda kak,"
"Kan memang kamu bukan anak tante Tasya Ra,"
"Aku juga bukan adek kandung kak Vania,"
"Terus kamu siapa? Anak pungut? Atau jangan-jangan kamu makhluk halus yang nyamar jadi manusia lagi atau makhluk jadi-jadian,"
"Iya aku hantu yang nyamar jadi manusia untuk bunuh kak Rey,"
"Ngeri juga kamu," ucap Rey dan menjauh dari Nara.
"Aku serius kak,"
"Ciee mau diseriusin,"
"Hmm,"
"Iya kamu mau cerita apa? Kalau bukan adek kandung Vania, terus kamu siapa?"
"Aku sepupunya Bella,"
"Sepupu?"
Nara mulai menceritakan siapa dirinya sebenarnya kenapa Rey dan juga menceritakan semua hal yang ia alami selama ia menjadi kembaran bohongan Bella.
"Terus kamu percaya aja sama omongan Aldo? Bisa aja Aldo bohong,"
"Gimana aku nggak percaya kak, kak Aldo ada buktinya dan juga malam mommy nyamperin aku suruh minta diary nya sama kak Aldo,"
"Bukti apa? Jangan percaya kalau buktinya nggak kuat,"
"Kak Aldo punya hasil tes DNA aku sama Daddy aku dan hasilnya memang aku anaknya,"
"Kenapa Aldo bisa lakuin itu? Setau kakak tes DNA itu nggak bisa sembarang orang dan juga harus ada darah kamu sama Daddy kamu,"
"Dari rambut juga bisa kak, kak Aldo ambil rambut aku dan ambil rambut daddy. Di rumah daddy ada orang suruhan kak Aldo yang ngambil rambut daddy,"
"Kamu juga harus tanya orang tuanya Vania tentang siapa kamu sebenarnya, jangan simpulkan dari satu pihak aja,"
"Rencana besok aku mau ke sana, mau tanya semuanya sama papa mama,"
"Diary apa maksud kamu? Bukannya kamu bilang mommy kamu udah meninggal waktu lahirin kamu?"
"Aku juga nggak tau kak, kenapa malam itu rasanya nyata banget aku ketemu mommy dan memang nyata,"
"Mommy samperin aku dan di suruh minta diary nya sama kak Aldo, aneh tapi nyata banget kak,"
"Ngeri juga mommy kamu,"
"Kamu udah baca diary nya?"
"Belum kak, masih sama kak Aldo, nanti aku minta,"
"Lebih baik kamu baca dulu diary nya, mungkin disana ada hal yang sangat penting buat kamu dan juga mommy kamu,"
"Iya kak, ternyata orang kaya kak Rey bisa jadi temen curhat juga,"
"Apa sih yang nggak bisa oleh seorang Reyvan,"
"Jadi pacar idaman,"
"Kakak itu udah pacar idaman, banyak yang ngantri buat jadi pacar kakak,"
"Aku bersyukur denger ini,"
"Kenapa?"
"Biar kak Rey nggak deketin aku lagi, aku capek debat sama kak Rey,"
"Kalau nggak deket nanti kangen,"
"Siapa juga yang kangen sama kak Rey, yang ada aku seneng banget nggak ada kak Rey,"
"Ngaku aja kamu,"
"Nggak kak, aku nggak akan pernah kangen sama kak Rey,"
"Sekarang apa rencana kamu?"
"Rencana apa kak?"
"Rencana kita mau punya anak berapa?"
"Kita? Kak Rey aja kali, aku nggak mau ya punya anak sama kak Rey, nanti mirip sama kak Rey lagi,"
"Iya lah mirip sama kakak, kan kakak ayahnya,"
"Siapa bilang kakak ayahnya?"
"Kamu,"
"Ih kapan? Nggak ada ya kak,"
"Bilang aja mau,"
"Nggak kak nggak, aku nggak mau punya anak sama kak Rey amit-amit deh"
"Jadi rencana kamu apa? Rencana buat keluarga kamu" tanya Rey sekali lagi.
"Sini deh deketan kak, aku bisikin," ucap Nara dan sedikit pendekatan pada Rey, begitu juga dengan Rey yang mendekat pada Nara.
"..."
"Nggak sekalian dicium?" ucap Rey setelah Nara memberitahu rencanya.
Plak!
Satu tamparan melayang ke pipi mulus Rey.
"Kamu apa-apaan sih Ra, sakit tau," ucap Rey dan menggosok-gosok pipinya.
"Salah sendiri, ngapain minta dicium,"
"Salah minta cium sama pacar sendiri?"
"Udah berapa kali aku bilang, aku bukan pacar kak Rey,"
"Sekarang iya nggak pacaran, tapi besok iya,"
"Terserah kak Rey aja, jangan halu terlalu tinggi,"
"Kamu beneran mau lakuin rencana kamu semuanya? Resikonya besar Ra, bisa memperumit keadaan,"
"Iya kak, itu udah jadi keputusan aku,"
"Besok aku mau ke makam mommy dan setelah itu mau temui kak Vania, mama sama papa buat nanya siapa Reina sebenarnya dan juga aku mau kasih tau kak Nathan kebenaran semua ini, biar nanti kak Nathan yang ngomong sama daddy,"
"Besok kakak temani,"
"Kak Rey nggak kerja?"
"Besok nggak terlalu sibuk, jadi bisa temenin kamu, lagian pasti kamu nggak nyaman banget sama Vania mama dan juga papa kamu,"
"Iya kak, tapi janji ya jangan kasih tau rencana aku ke siapapun, termasuk kak Aldo, ayah bunda, daddy dan juga semua keluarga Biantara,"
"Kakak janji nggak bakal kasih tau siapapun asal kamu mau nerima bantuan kakak dalam bentuk apapun,"
"Enggak usah kak,"
"Yaudah kakak kasih tau aja sama Aldo,"
"Yaudah deh iya iya,"ucap Nara tidak ada pilihan lain.
"Kak" panggil Nara setelah mereka diam beberapa menit.
"Apa?"
"Umur kak Rey sekarang berapa?" Tanya Nara.
"26 tahun, kakak sama Aldo seumuran. Kamu pasti 20 kan?"
"Iya kak. Aku mau nanya satu hal sama kak Rey," ucap Nara mulai serius.
"Nanya apa? Serius banget," ucap Rey.
"Kakak kapan nikah?" tanya Nara dengan wajah polosnya.
"Nungguin kamu kapan mau di lamar, kalau mau besok ya ayok" ucap Rey serius sedangkan Nara hanya menatap Rey dengan tatapan yang sulit di artikan.
Kenapa harus dirinya?
TBC
Salam manis:)
@cahyarmdntii
KAMU SEDANG MEMBACA
Kinara (Completed)
Teen FictionDiusir dari rumah oleh keluarganya sendiri karna tidak sengaja menabrak seseorang, yang tidak lain adalah anak dari bos papanya sendiri yang mengakibatkan papanya menjadi seorang pengangguran. Kehidupan Reina langsung berubah saat itu juga. Dibenci...
Kinara|| 44
Mulai dari awal