“Kamu tahu tempat ini dari mana? Asli, ini keren banget.”
“Namanya juga Fino, apa coba yang aku gak tahu?” ujarnya dengan penuh percaya diri. Aku memukul lengannya, bisa-bisanya dia berlagak seperti itu.
“Aku tahu tempat ini dari hasil kegabutan aku. Aku suka mengelilingi kota, hingga aku sampai di tempat ini. Kelihatannya begitu mustahil, ketika ada tempat seperti ini di perkotaan. Awalnya, aku mengira bahwa ini adalah halusinasiku, namun, faktanya ini nyata.”
Aku hanya mengangguk, mendengar perkataan Fino. Fokusku kini sudah terkuras habis oleh pemandangan di depanku. Benar-benar suatu perpaduan yang luar biasa, kala melihat suasana danau ini ketika malam datang. Rasanya, dua hal yang membawa ketenangan itu bergabung menjadi satu. Menciptakan suatu kedamaian yang tidak terelakkan.
“Apa perasaan kamu setelah dari pesta pernikahan Rendy?”
Pertanyaan Fino, membuat fokusku teralihkan. Mendengar nama Rendy tersebut, tentunya masih ada setitik rasa kecewa yang terbawa.
“Perasaan aku? Aku bahagia.”
“Jangan bohong.”
Aku menghela napasku. “Aku serius, Fin. Aku bahagia, ketika melihat Rendy bahagia. Karena sesungguhnya, bahagianya Rendy juga bahagianya aku.”
“Oh, gitu, ya.”
“Iya, Fin. Selama 3 tahun terakhir, Rendy selalu menjadi titik kebahagiaanku. Aku juga gak bisa memungkiri bahwa ada kesedihan yang teramat mendalam, ketika aku tahu, bahwa hubunganku dan Rendy harus berakhir begitu saja. Rasanya, aku ingin marah kepada semesta, mengapa ia harus memisahkan aku dan Rendy? Namun, aku tersadar, bahwa tidak sepantasnya aku marah. Ini adalah rencana dari Sang Pencipta, yang tentunya terbaik untukku, dan untuk Rendy. Dan, aku percaya, bila selalu ada alasan di balik semua ini terjadi.”
“Itu benar. Tidak sepantasnya kamu marah, karena inilah takdir. Tidak ada satupun orang yang bisa menebak, esok hari kesedihan apa yang akan ia terima. Tetaplah kuat, Key. Seperti kata Rendy tadi, tetaplah menjadi Keyra yang ceria. Jangan sedih, karena kamu pantas bahagia.”
Kata “kamu pantas bahagia” apakah pantas bagiku?
“Intinya, Key, apapun yang terjadi. Aku janji, akan selalu berada di sisi kamu, dan menemani kamu. Tidak hanya aku, tetapi papa kamu, keluarga kamu, dan yang paling penting, Tuhan tidak akan membiarkan umat-Nya mengalami hal yang namanya kesepian.”
🎗️🎗️🎗️
Sepulang dari danau tadi, tubuhku ambruk lagi. Fino yang membawaku ke ruanganku. Dan hampir 1 jam aku tak sadarkan diri. Ya, itu info yang kudapat dari papa yang sekarang sudah berada di ruanganku.
“Key, kamu udah sadar, Nak? Syukurlah,” ucap Papa sambil mengelus puncak kepalaku.
“Pa, Key kenapa? Key, gak apa-apa, kan?” Aku begitu takut, bahwa penyakitku akan bertambah buruk.“Key, gak apa-apa, kok. Hanya saja, Key tadi sedikit kelelahan.”
Aku tersenyum, kemudian bernapas lega kala mendengar pernyataan dari papa bahwa aku baik-baik saja.
“Oh, iya, Key, papa punya kabar gembira. Besok atau , kamu sudah bisa dioperasi, karena papa udah mendapatkan pendonor sum-sum tulang belakang yang cocok sama kamu.”
Ucapan papa seketika membangkitkan gairah semangatku. Akhirnya, papa berhasil mendapatkan pendonornya, artinya aku masih punya kesempatan untuk bisa hidup lagi. Tapi, bagaimana kalau operasinya gagal?
“Key disini dulu ya, papa mau tandatangani surat persetujuan operasi itu dulu. Gak lama kok, nanti pasti papa datang lagi. “ Papa mencium keningku.
Selepas papa keluar dari ruanganku, tertinggal aku dan Fino disana.“Kenapa mukanya sedih? Bukannya, yang tadi itu kabar gembira, kamu udah dapatin pendonor yang cocok untuk kamu.”
Aku menghembuskan napasku kasar. “Kalau operasinya gagal gimana?”
“Serahkan semua sama Tuhan. Percaya deh, semua hal yang ada di masa depan, semua peristiwa yang akan terjadi, baik ataupun buruk, itu semua gak lepas dari rencana Tuhan. Tuhan udah persiapkan yang terbaik untuk semua umat-Nya.
Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah berdoa untuk operasi kamu besok, semoga lancar sampai akhir. Karena, tanpa kamu sadari, kamu adalah salah satu orang yang beruntung, yang dimana dalam waktu beberapa hari saja kamu berhasil mendapat pendonor yang cocok untuk sum-sum tulang belakang kamu. Karena, mencari sum-sum yang cocok itu gak gampang loh.”
Ucapan Fino barusan menguatkanku. Benar, aku adalah salah satu orang yang beruntung di dunia. Terima kasih, Tuhan, untuk pendonor yang Engkau berikan padaku.
»»----------------¤----------------««
Bersyukurlah selama kamu masih diberi tiket kesempatan untuk mengecap hari yang baru, karena kamu tidak akan pernah tahu, kapan hangusnya masa berlaku tiket tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kita & Kanker [Completed✔]
Short Story[ Juara 2 Challenge Novelet CIA ] Awalnya, aku tidak percaya adanya takdir. Namun, setelah bertemu denganmu, aku percaya bahwa takdir itu benar-benar ada. Teruntuk, penyakit kanker yang telah menemani hariku, terima kasih. Terima kasih, karena tela...
Kita & Kanker - 14 🎗️
Mulai dari awal