"Noona, kau memang hebat," bisik Joseph.
Cayla mendecak. "Nggak usah jadi sok akrab hanya karena gua tolongin lu tadi."
"Bohong! Bukankah karena kau tertarik padaku?" Joseph sengaja mengibas rambut hitamnya.
"Sadarlah, laron," ketus Cayla.
° ° °
"Ih, tapi beneran gapapa?"
"Ke rumah sakit aja gimana?"
"Ah, noona! Jawab dong!"
Nihil. Pertanyaan Joseph sedari di UKS enggan dijawab Cayla.
"Jangan-jangan giginya sakit juga?!"
Cayla mendecak. "Engga!"
"Nah, gitu dong. Lagian dari tadi diem, kukira sakit giginya."
Derap langkah menggema seluruh koridor. Pertanda seseorang datang menghampiri salah satu dari mereka.
Hong Joshua. Ia menyelusuri lantai tiga untuk memastikan sesuatu. Di sana, ia berjalan berlawanan dengan Cayla. Tampak tangan dia kesakitan akibat insiden di panggung.
Mata Joshua terus menatap gadis itu, hingga Cayla berjalan melewatinya.
Joshua berhenti.
Kemudian memutar balik tubuh.
"Cayla Alverine!"
Merasa namanya disebut, Cayla otomatis memeriksa orang di belakangnya. Name-tag si pemanggil Hong Joshua. Cayla menilik ke arah pria yang berjalan mendatanginya, dia tidak mengeluarkan ekspresi.
"Oh senior Joshua. Akrab sama Cayla noona, ya?"
Joshua tersentak. "Noona?" Lalu menatap Cayla. "Lu baik-baik aja? Soal tadi di panggung."
"Baik," jawab Cayla datar.
"Tapi ... tangan lu keliatan sakit. Keram, ya?"
Memang dari tadi tangan kiri Cayla memegang sebelah tangannya yang kesakitan. Terlihat jelas. Namun seorang Cayla, selalu berusaha terlihat kuat.
"Dengan mengubah penampilan dari ujung rambut sampai ujung kaki, lo ada kencan hari ini, ya?" tanya Cayla di luar topik. Tetapi, pertanyaannya tepat sasaran.
Joshua terdiam. Atmosfer berubah canggung.
Cayla tertawa kecil. "Mudah sekali ditebak."
"Noona, jadi ambil tas ngga?" Joseph berusaha mencairkan suasana.
"Kenapa tiba-tiba hari ini jadi baku banget?" tanya Cayla yang sadar perubahan bicara Joseph.
"Inilah diriku, yang menjunjung tinggi attitude!" seru Joseph membusungkan dada."
Cayla melanjutkan berjalan. "Nggak usah jadi sok akrab, hanya karena gue tolongin lu tadi."
"Awh, noona. Nggak usah malu-malu gitu deh."
° ° °
Sara POV
"Yuk, yuk, lihat pameran kami! Club fashion yang berkualitas di sini menyediakan tema 90an, cosplay, sampai fashion masa depan! Ayo, murid-muridku mampir sebentar di stand club fashion."
Seorang guru dengan pakaian nyentrik, lebih tepatnya konyol. Begitu antusias mengulang kalimat promosi menggunakan Toa di stand Club Fashion.
Kim Heechul, namanya.
"Wah, Pak Chul! Kau begitu mencolok hari ini," kataku.
Pak Chul, panggilannya.
"Daripada mencolok, bukankah warna kuning ini seperti yang ngambang di atas air?" celetuk Haeya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NYCTOPHILIA
Fantasy| hiatus • on going | nyctophilia (n.) love of darkness or night. finding relaxation or comfort in the darkness. ❝ Kiranya kita akan selalu ada, dalam restu Semesta. ❞ #2 - soorin //3.3.2021// #2 - joseph //29.11.2020// #3 - soorin //3.2.2021// #5...
Chapter 5 : Again and Again
Mulai dari awal