"Hana dari mana saj-" ucapan Eunha terpotong taatkala mendengar jawaban adiknya yang tak mengenakkan hati.

"Diamlah !" Hana masuk begitu saja kedalam rumah tanpa menghiraukan Eunha, sedangkan Eunha, ia sudah terbiasa menyikapi kondisi adiknya yang selalu seperti ini, ia hanya menghembuskan nafasnya pelan dan mencoba untuk sabar akan sifat adiknya.

Dengan tergesa Eunha menuju kedapur dan mengambil Salad yang sebelumnya ia siapkan untuk Hana, sudah satu minggu ini Eunha selalu menyiapkan Sarapan, Minuman maupun hidangan penutup untuk adiknya.

Ia sangat bersyukur karena menerima gaji pertamanya dari Butik tempat kerjanya. Dirinya sadar akan kegiatan Gila kerja yang seringkali ia lakukan, tak ada alasan lain sebenarnya, ia hanya ingin kebutuhan Hana tercukupi.

Eunha hanya ingin menjadi seorang kakak sekaligus orangtua yang baik bagi Adiknya. Apapun ia rela lakukan agar tak hidup dalam kekurangan.

Kemudian Eunha membawa Nampan yang berisi Salad dan satu gelas air minum kekamarnya dan Hana.

Hanya ada satu kamar tidur dirumah sewaan Eunha, tapi lebih sering Hana yang menggunakannya. Karena Eunha terkadang tertidur di Sofa maupun meja makan, sengaja atau tidak, Eunha hanya ingin adiknya dapat tidur dengan leluasa, karena kasur yang tak terlalu besar itu akan begitu sempit untuk keduanya.

Eunha menatap pergerakan Hana dengan bingung, Hana seperti tengah gelisah karena mencari suatu barang.

"Hana, apa yang kamu cari ?" tanya Eunha lembut sambil meletakkan nampan yang ia bawa tadi.

"Eonnie tidak tahu, maka diam saja." ujar Hana ketus, ia sedang dalam mode yang tidak baik sepertinya.

"Katakan saja, siapa tahu Eonnie dapat membantu." ujar Eunha lembut, namun tak mendapatkan respon baik dari Hana.

"Kakak yang tadi ?" tanya Hana pelan sambil mengingat, ia sangat yakin bila ornag yang tak sengaja ia tabrak tadi telah memasukkan barang berharganya kedalam tas.

"Arghh-- " erang Hana kesakitan dengan tubuh yang hampir saja terjatuh ke lantai jika Eunha tak menahan Hana tadi.

"Hana ! K-kemarilah, istirahalah dulu. K-kamu sakit ? M-mana yang sakit ? Eonnie akan mengobatinya, apa kau butuh obat ?" tanya Eunha bertubi-tubi setelah berhasil membaringkan tubuh Hana kekasur.

Hana tetap saja mengerang kesakitan sambil memegang kepalanya, bahkan tak sadar air matanya menerobos keluar tanpa ijin.

Eunha menjadi bingung dan sedih saat ini. Ia bahkan tak tahu harus berbuat apa, mengingat hubungannya dengan sang adik tidak dalam keadaan baik-baik saja.

"E-eonnie k-kepalaku sakit hiks," erang Hana dengan isakan yang keluar dari mulutnya.

Eunha bahkan baru menyadari bawa wajah Hana sangat pucat saat ini.

Hana memegang tangan Eunha meminta tolong, sungguh Eunha merasa kasihan sekali melihat adiknya seperti ini.

"Mau Eonnie pijat kepalamu ?" tanya Eunha lembut dan dijawab anggukkan oleh Hana. Eunha beringsut kekasur dan meletakkan kepala Adiknya itu diatas pahanya.

Dengan perlahan Eunha memijat kepala Hana guna menghilangkan rasa sakit tersebut untuk sementara.

"Kenapa kau bisa seperti ini Hana ? Dan dari mana saja kamu selama satu minggu ini ? Eonnie begitu khawatir padamu.

Tidakkah kau menganggapku sebagai seorang kakak bagimu ? Dimana Hananya Eonnie yang dulu ?" tanya Eunha dalam hati, tak sadar ia menitihkan air matanya.

Hana sudah terlelap sejak tadi dan Eunha masih tetap duduk sembari mengusap-usap rambut Hana guna memberi kenyamanan.

Eunha tak akan berpindah posisi, biarkan saja kakinya Kram hingga besok pagi, asalkan Hana dapat beristirahat dengan nyaman tanpa terusik sama sekali. Lagipula ia juga bisa untuk tidur dalam keadaan duduk.

"Selamanya Eonnie akan tetap menyayangimu, entah bagaimanapun sifatmu dan siapapun dirimu.

Kita memang tak dilahirkan dari rahim yang sama, tapi Eonnie akan tetap menjadi  orang pertama yang selalu  ada untukmu, Eonnie akan tetap berusaha untuk sekolahmu.

Eonnie akan semangat bekerja setiap harinya, agar kelak kamu memiliki masa depan yang indah tak seperti Eonniemu ini yang hanya berhenti sampai SMP. Eonnie menyayangimu !"

Eunha kembali menjatuhkan air matanya setelah meninggalkan kevupan singkat pada dahi adik semata wayangnya itu.

.

.

.

.

.

"Apa Eonnie bisa menjemputku besok ?"

"........"

"Aniyaa, Eonnie aku hanya ingin libur satu hari saja. Kakiku sakit. Tolong temani aku."

"......."

"Eomma pasti akan melarangku, dia akan memaksaku pergi ke Gym. Aku tidak mau !"

"....."

"Arraso, Gomawo Eonnie. Saranghae !"

"....."

"Selamat malam Eonnie ! Mimpi indah yaa ! Bye bye !"






.

.

.

.

.

Kamis, 18 Februari 2021

Cerita akan berlanjut setelah 18 Komentar dan 15 Vote terpenuhi. Jadi episode berikutnya akan berlanjut itu sesuai dengan keputusan Readers yaa.

Kalo misal ada sama kata, tempat maupun adegan mohon maafkan. Ini cerita murni dari otakku yaa. Aku bukan orang yg suka plagiat dll.

Paling aku hanya mencari adegan yg pas seperti ceritaku yg lain.

Makasi.

Vote and Komen Yuk !

All For You [ WONHA FF ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang