"Tidur, yuk! bangun nanti, kita makan salad buah yang tadi Shasa bikin."
Bukan menuruti ucapanku, Shasa justru bangun. Dia duduk kemudian menoleh ke sana-kemari.
"Ibuk, mana ponsel Ibuk? Shasa pengin pinjam." Ucap Shasa tiba-tiba.
Aku ikut bangun, lalu kupandang Shasa yang kebingungan mencari ponsel.
"Ponsel Ibu lagi diisi batre, mau buat apa memangnya?"
Aku beranjak dari tempat tidur, lalu mengambil ponsel yang ku isi daya di meja makeup.
"Untuk apa ponselnya? kita kan mau tidur siang, Sha."
Meski bingung, akhirnya aku menyerahkan ponselku pada Shasa, lalu kembali duduk di sampingnya.
Shasa sudah tahu kode ponselku, dengan gerakan jari kecilnya, sedetik kemudian ponselku sudah terbuka.
Yang membuatku kaget, Shasa membuka aplikasi pencarian google, lalu menyerahkan ponselnya padaku.
"Ibuk, tolong ketikan nama Yayah," ucapnya membuatku kian terkejut.
Shasa menyodorkan ponsel ke arahku, dan kuterima dengan dahi kembali mengernyit.
"Kata Bunda, Shasa bisa lihat pekerjaan Yayah di ponsel. Kemarin Bunda tunjukan Yayah lagi nyanyi."
Mbak Hani...
Apa yang Mbak ajarkan ke Shasa?
"Shasa pengin dengerin Yayah nyanyi?"
Saat Shasa mengangguk, aku kemudian mengetikan nama Bara di aplikasi pencarian YouTube.
Jantung ku berdebar saat kemudian Shasa memilih salah satu dari sekian banyak gambar Bara di atas panggung dan video klip lagu-lagunya.
Musik mulai terdengar, suara Bara mengalun memenuhi kamar. Mencekikku dalam bayangan tak nyata, sebab selama ini aku berusaha untuk tidak pernah mendengar suaranya.
Shasa kembali baring, dia meletakan ponselnya di belakang tubuh, lalu memintaku memeluknya.
Entah sudah lagu ke berapa, tapi perlahan napas Shasa terdengar halus di pelukanku. Ketika Shasa mudah tertidur karena suara Bara, aku justru terjaga sembari memeluk Shasa dengan hati yang tidak bisa kugambarkan.
Shasa, maafkan Ibu. Apa yang Ayah dan Ibu lakukan memang memang menjadi penyesalan bagi Ibu. Tapi, Ibu juga bersyukur karena adanya kamu, Ibu merasa tidak butuh apa-apa lagi.
Kamu bukan kesalahan Sha. Yang salah adalah Ibu. Kamu tetap anugerah, selayaknya anak yang Lain bagi orang tuanya. Nanti ketika kamu dewasa dan tahu rahasia ini, jangan benci Ibu, ya.
Tidak apa-apa Ayahmu membuka lembaran baru bersama orang lain, sebab Ibu hanya butuh kamu untuk tetap hidup.
Hai, Apa kabar hari ini?
Semoga selalu baik, dan akan terus begitu. Seperti Rindu, manusia adalah tempatnya membuat salah, tempatnya amarah dan terkadang berkilah.
Manusia dan kesalahan itu hal yang berjalan beriringan, sebab selagi kita manusia, sering kali kita akan melakukan kesalahan, sekalipun kamu sudah berusaha lebih teliti.
Tidak apa-apa, terkadang kita perlu belajar dari kesalahan untuk mendapatkan keberhasilan.
Salah bukan berarti kamu gagal, salah bukan berarti kamu tidak pantas mendapatkan kesempatan.Tidak masalah untuk kesalahan, selagi masih menjadi manusia. Bukan tugas dia juga menilai kebenaran dan kesalahan orang lain. Orang-orang hanya mampuh beropini dari apa yang mereka lihat, tidak peduli sekeras apa kamu berusaha.
Jadi, kalau hari ini ada yang memandangmu remeh. Tidak perlu mengotori hatimu untuk membalasnya. Perbaiki kesalahan itu, lalu belajarlah dari kesalahan dan kegagalanmu kemarin. Sebab keberhasilan akan menjadi milikmu, si pekerja keras.
Bukan miliknya yang suka sekali menyepelekan usahamu.
Tetap semangat, besok Senin. Saatnya kembali ke kehidupan nyata. Saatnya meringankan langkah, meneruskan usaha yang masih tertunda.
Jaga kesehatan dan jangan sakit, ya. Supaya weekend nanti kita bisa saling sapa lagi.
Love
Rum
KAMU SEDANG MEMBACA
APOLOGY [TERBIT]
ChickLit[Selesai, beberapa part sudah di unpublish] Kata Maaf rasanya tidak lagi akan cukup -Bobby A.k.a Barra- Rank 1 in #chicklit 11 maret 2021
A P O L O G Y| 20
Mulai dari awal