3. sakit itu disampingku

Mulai dari awal
                                    

"kamu ini ya Ora, jangan mentang mentang ini sekolah punya bapak kamu terus kamu mau ngatur ngatur saya. Kamu itu telat Ora " teriak pak kumis pada Ora.

"cuman telat 3 menit pak " pelan Ora.

"tetap saja yang namanya telat ya telat" balas pak kumis.

"ba baik pak, Ora lari 10 kali putaran" pasrah Ora.

Ora mulai berlari dipinggir lapangan, dengan nafas yang tersengal dan rambut yang sudah acak acakan, Ora berhasil menyelesaikan 7 kali putaran. Pada putaran yang ke 8 tiba tiba saja Ora dikejutkan pada seorang laki laki yang ikut berlari disampingnya tanpa berkata sepatah kata pun. Ora mengernyitkan dahinya sambil menatap kesamping memastikan lelaki yang berada disampingnya tersebut.

"ngapain lo ikut lari" ucap Ora lalu berhenti berlari.

"gua gak akan ngebiarin lo cape dan sakit sendirian" jawab lelaki itu.

"lo tuh gak sadar diri banget ya, bukannya lo yang udah buat gua sakit" ucap Ora sambil tertawa.

"hari ini gua masuk sekolah demi bisa ketemu sama lo" jawabnya tanpa menghiraukan perkataan Ora sebelumnya.

"peduli gitu gua" ucap Ora lalu meninggalkan lelaki itu sendirian dan melanjutkan hukumannya.

"Ra gua peduli sama lo, sakit lo sakit gua juga. Perih lo perih gua juga Ra. Gua tau lo mungkin udah benci sama gua, tapi gua tau lo juga masih sayang kan sama gua" teriaknya ditengah lapangan.

"pliss gerr berenti kaya gini, kita udah  bukan pasangan lagi. Lo udah punya istri dan anak , gila lo ya" kesal Ora lalu melemparkan satu sepatunya kearah Gerry berdiri.

"gua kangen bawelan lo yak kaya gini Ra" lirih Gerry dengan raut wajah yang berubah sendu.

"dasar bego" teriak Ora lalu mengambil sepatunya dan kembali berlari tanpa mempedulikan Gerry yang sedari tadi terus saja memohon maaf kepadanya.

Saat ini pikiran Ora hanya satu, yaitu ia harus secepatnya menyelesaikan hukuman ini dan pergi menjauh dari mantannya yang brengsek ini.

Selesai Ora berlari 10 kali putaran sempurna dia langsung berlari dan meninggalkan Gerry yang masih berdiri terdiam menatap kepergian Ora seirama dengan bergoyangnya rambut sebahu milik Ora.

"Ra maafin gua Ra, gua nyesel ngelakuin hal bejat kayak gitu. Sekarang gua udah kehilangan lo sentuhnya, semua ketulusan, kasih sayang, dan mata indah lo sekarang hilang Ra" ucapnya dalam hati lalu melangkah kearah yang berlawanan dengan Ora.

Dia sudah sangat kenal sifat Ora, bagaimana bencinya Ora pada sebuah pengkhianatan, dan sekarang dia juga tahu seberapa benci Ora pada dirinya. Mungkin setelah hari ini dia akan belajar menjauhi Ora tanpa berusaha melupakan dan menghilangkan bayangan Ora.

-----------------

Kini Ora berada di perpustakaan sekolah, dia lebih memilih bolos dan menenangkan pikirannya. Tadinya dia ingin menuju UKS namun diurungkannya lantaran ada orang yang sakit, alhasil sekarang perpustakaan lah tujuan Ora. Perpustakaan sedang berada padankeadaan sepi tanpa guru pengawas dan siswa maupun siswi. Ora berjalan menyusuri rak buku, dan tatapannya terhenti pada buku sejarah sekolah milik ayahnya sendiri. Dia mengambil buku tersebut dan melangkah kembali menuju sofa dipojok paling belakang perpus tepat di samping kotak musik tua.

Ora menghembuskan nafasnya kasar setelah berhasil duduk dengan sempurna di sofa perpus tersebut. Pikirannya kembali berkecamuk, memang dia bisa saja seakan baik baik saja di depan Gerry ataupun orang lain, tapi hati manusia siapa ada yang tau. Tatkala Gerry berjalan disisinya bersamaan dengan rasa sakit disampingnya. Dasar manusia biadab batin Ora, sudah punya istri dan anak juga masih saja mendekati gadis yang lain.

KILAS BALIK ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang