1.Murid Baru

40 33 21
                                    

Holla Guys....

Happy Reading

"Balikin!" Teriak gadis dengan rambut sebahu. Ia bernama Feyra Artaraya. Seorang gadis dengan paras cantik, namun memiliki sifat bar-bar dan cerewet. Ia kini berhadapan dengan Dewa, pria yang sering mengganggu nya.

"Gak. Gue nemu di laci meja. Bukan rampas punya lo" ucap Dewa sambil menggenggam sebuah bolpoin milik Feyra.

"Lo nemu di laci meja gua. Itu punya gua. Balikin gak" Feyra kembali berteriak, padahal Dewa ada di hadapannya.

Dewa tetap bersikeras tak mau mengembalikan bolpoin itu pada nya. Membuat ia mencebik kesal.

"Fey.. Udahlah ikhlasin aja. Cuma bolpoin, bokap lo bisa beliin sekalian sama toko nya" ucap Ayna, yang sedari tadi hanya menyimak.
Bagi nya ini sudah biasa karena setiap pagi kedua teman nya ini pasti selalu bertengkar.

"Masalah nya gak gitu Ay. Sekarang gue mau nulis pake apa" ucap Feyra.

"Pake pulpen lah" ujar Dewa dengan tampang tak berdosa nya. Padahal ia jelas tau kalau bolpoin yang ada di tangan nya adalah milik Feyra. Hanya saja, mengganggu Feyra adalah hobj baru nya.

"Gue gak biasa pake pulpen. Sekarang balikin bolpoin gue" teriak Feyra.
Ia kini sudah naik pitam, berhubung sebentar lagi bel masuk. Ia pasti akan di hukum guru karena tidak membawa alat tulis.

"Lo berdua bisa diem gak?" Bentak Kenzie yang sudah muak dengan kelakuan dua manusia yang berada di hadapan nya ini.
Sedari tadi ia hanya duduk diam dengan di temani Kerald, si cowok dingin.

"Lo bukan nya nolongin malah marah-marah gak jelas" dumel Feyra.
"Pliss Wa... Gue gak mau kena hukum Pak Surya" kata nya sambil menatap Dewa.

Dewa tersenyum kemenangan. Ia berhasil membuat Feyra memohon pada nya.
"Satu syarat"

"Heh kutu kupret. Itu punya gue. Gak usah seenak nya aja lo. Pake syarat segala". Emosi Feyra makin menjadi karena tak ada yang membela nya. Biasanya ia akan di bela oleh Kenzie atau Ayna, dan Dewa pasti di marahi oleh Kenzie.

"Assalamualaikum anak-anak"

Baru saja Dewa membuka mulut seorang wanita berhijab masuk ke dalam kelas dengan seorang gadis di belakang nya.

"Walaikumsalam bu" jawab mereka serempak.

Kemudian suasana mendadak hening. Semua murid langsung menatap ke depan. Tepat nya menatap gadis yang berdiri di samping wali kelas nya.

"Hari ini kita kedatangan murid baru"

Tetap sama. Hening.

"Hallo Guys.. Gue Zelda Putry Leonard. Kalian boleh manggil gue Zelda" gadis itu membuka suara.

Panggil sayang boleh nggak?

Jodoh gue jemput brayy

Manusia apa boneka tuh? Cakep bener

Kalau gue dapet dia, berhenti gue jadi fakboi

Dan masih banyak lagi celotehan kaum adam yang memuji Zelda. Yang di puji hanya menampilkan senyuman nya.

Lo emang cakep Zelda

"Ehh Bu. Saya duduk di mana ya?" Tanya nya menatap guru yang berdiri di samping nya.

Bu Elin mengedarkan pandangan ke penjuru kelas. Lalu mata nya menangkap sebuah bangku kosong di sebelah Kenzie.

"Kamu duduk di sana" ucap nya seraya menunjuk bangku tersebut.

Setelah melirik bangku yang di maksud sang guru, Zelda langsung berjalan menuju bangku tersebut di ikuti tatapan kagum dari para siswa. Zelda pun heran, apa ia secantik itu?

"Hay" sapa nya pada Kenzie yang hanya menatap nya datar.

Merasa tak ada respon, Zelda menoleh menatap siswi yang berada di bangku seberang.
"Hallo. Gue Zelda" kata nya seraya mengulurkan sebelah tangan nya.

"Ayna" balas nya lalu menyambut uluran tangan itu.

"Hey.. Hey"

Zelda meringis karena ada yang menarik rambut nya. "Apa-apa an sih lo".

Feyra yang menarik rambut Zelda hanya cengingisan lalu mengulurkan tangan nya. "Gue mau kenalan. Nama gue Feyra"

"Zelda"

Lalu ia menatap ke depan. Tak ada guru. Kemana pergi nya guru itu?
Bagus. Ia bisa free hari ini. Perlu kalian tau kalau Zelda sangat suka jika kelas kosong. Semoga saja guru itu tak kembali selamanya. Eh..

~~

"Jadi lo pindahan dari Bandung?" Tanya Ayna.

Ya...
Zelda dulunya memang menempat di Bandung. Namun, ia mempunyai urusan yang mengharuskannya pindah ke Jakarta. Ia mempunyai saudari yang berumur 2 tahun lebih tua dari nya.
Hanya saja, di masa mudanya, ia harus merasakan penderitaan. Entah penderitaan semacam apa.
Hanya mereka berdua yang tau.

"Gue tadi belum kenalan sama lo" ucap Zelda menatap Kenzie yang duduk di hadapan nya.

"Pengen banget lo kenalan sama gue. Gue seganteng itu ya?" Ucap Kenzie dengan ke PD an tingkat akut.

Zelda hanya memasang muka datar nya. Ternyata manusia di hadapannya ini mempunyai sifat yang sangat menyebalkan.

"Gue cuma mau kenalan. Tapi ya udahlah. Gak jadi"

"Kenzie emang gitu. Kadang sifat PD nya gak kira-kira" ucap Feyra menepuk nepuk bahu Zelda.

"Tapikan emang kenyataan gitu Fey" kata Dewa ikut nimbrung.

"Gak ada yang nyuruh lo ngomong. Bilang aja lo insicure sama Kenzie"

"Wih... Dewa insicure sama gue. Mending gak usah deh Wa. Lo gak ada apa apa nya di banding gue" ucap Kenzie.

"Sialan lo"

Zelda hanya mengulum senyum melihat tingkah abstrak teman teman barunya. Lalu ia melirik kursi pojok yang di tempati Ayna. Gadis itu melamun menatap piring yang ada di hadapannya.
Begitupun dengan Kerald. Manusia es itu tampak sedang memikirkan sesuatu yang berat.

Zelda tersenyum miring. Ia tau apa yang ada di pikiran Kerald. Ia tau apa yang membuat Kerald tak tenang.

Itu sudah ia rencanakan. Ini keinginannya.

Seseorang harus bertanggung jawab atas apa yang telah ia perbuat

Kerald Anandhito

Kerald Anandhito

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Vote and Komen.

IGNITE ( On Going )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang