°Trigonometri°

Mulai dari awal
                                    

In the end, Aira sendiri yang memanggil Vee saat selembaran kertas pemilihan ekstrakulikuler dan organisasi dibagikan padanya.

"Lo ketua club dance?"

Bila beberapa menit lalu Vee masih menjawab pertanyaan Aira dengan senyum, kali ini suara tawa pecah dari bibir Vee.

"Lo mau manfaatin gue konteks apa? ketua organisasi?"

Perubahan raut wajah Aira saat Vee berhasil membalik perkataannya semakin membuat Vee tertawa keras.

"You think so, sorry...."

Vee being Vee, sepertinya memang perawakan gadis itu yang open relationship pada siapapun. Buktinya Aira langsung digiring ke ruangan dance dan tanpa tes apapun, Aira resmi menjadi anggota club dance.

Yang Aira ingat saat itu Vee sempat berkata, "Kalo Lo mau ambil posisi ketua club, gue beneran kecewa Ai sama Lo."

Sesungguhnya Aira bahkan tidak tertarik dengan hal-hal berbau kepengurusan. Namun karena posisinya sebagai anggota club olimpiade, ia diharuskan menjadi pengurus organisasi.

"Gue ketua devisi aja lah, bidang apa yang ga banyak gerak?"

Lagi-lagi, Vee tertawa mendengar pertanyaan Aira.

"Bidang tanah KPU paling diem Ai, mau?"

Untuk pertama kalinya, Aira ikut tertawa. Vee memang seramah itu, khas orang Indonesia sekali.

Atau karena Aira memang membutuhkan sosok bebas seperti Vee?

Karena, ia juga butuh dibebaskan sebenarnya?

Sungguh demi Tuhan untuk saat ini topeng yang Aira pakai punya fungsi lebih baik dari pada wajah aslinya.

Aira akui itu.

Bersikap dingin, dan mencegah sedikitpun orang lain mengetahui tentang kehidupannya.

"Nama gue bagus kali Vee." Aira mendengus seraya merapikan buku-buku yang ia punya dan berdiri.

Dikala orang lain meninggalkan karna sifat cuek Aira, Vee malah sebaliknya.

Gadis itu seperti alarm yang mengingatkan tentang siapa Aira yang sebenarnya.

"Nama Lo bagus, sifat Lo ga sinkron." Vee sedikit menunduk untuk meredam suaranya, "Kalo bukan gue leadernya, mungkin udah ditinggalin Lo dari tadi. Atau mungkin kena kick."

Ditambah lagi gadis itu salah satu kakak kelas famous karena jabatannya sebagai leader di club dance memberi keuntungan lebih bagi Aira,

Vee berdecak sebal melihat Aira yang masih diam ditempat dengan tatapan lurus ke depan.

Kesabaran Vee diuji penuh saat menghadapi Aira "Oh my god, Ai Lo kurang Aqua ya?"

Disisi lain gadis ini cukup tau tentang privasi orang lain. Selama Aira dekat dengan Vee, belum pernah Vee bertanya lebih dari sesuatu yang memang harus diketahui.

Nada bicara Vee terlihat kesal, tapi sebenarnya setelah ia mengatakan setiap kalimatnya selalu diakhiri dengan sebuah senyuman.

Entahlah mungkin itu sudah kebiasaan seorang Vee.

Tanpa pikir panjang Vee lansung menarik tangan Aira keluar dari ruang kelas menuju Art building saat ia rasa kupingnya mulai panas karena memendam amarah.

Namun kedua gadis itu tidak menyadari kehadiran orang lain yang masih dikelas.

"Damn."

Axid menatap tajam kepergian Aira dan Vee, setelah perbicangan 4 mata dengan gadis itu beberapa jam lalu membuat Axid semakin tidak menyukai Aira.

Asam&BasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang