Lentera hanya bisa meringis, nyatanya orang tuanya jauh lebih alay dibanding dirinya.
Haduh, malu-maluin aja.
"Pa, Ya Allah!! Inget umur kenapa sih? Itu kesian Abang juga harus disuruh jongkok gitu, astaga."
Lentera memijat pelipisnya, pusing juga ternyata menghadapi kelakuan orang tua seperti Antonio.
"Syirik aja kamu!"
Tuhkan, giliran ditegur malah sensi.
Kan Lentera jadi serba salah.
Siapa bilang kalau cewek selalu benar? Nyatanya menurut Lentera, Antonio lah selalu benar. Laki-laki tua itu keras kepala sekali, makanya Lentera bingung kenapa punya bapak yang kadang suka childish banget kalau masalah ngambek-ngambekan.
Gerald diam, matanya menatap bergantian Lentera dan Antonio. Ayah dan adiknya ini memang sering berantem, makanya Gerald tuh suka ga betah dirumah karena pusing dengan kedua orang ini.
Ya andai saja Gerald tak sayang, mungkin dari dulu udah Gerald buang ke laut saja daripada harus membuat kupingnya sakit tiap hari mendengar perdebatan unfaedah antara keduanya.
Poor you gerald!
"Pa, 5 menit lagi acaranya dimulai." Cetus Gerald setelah melirik jam arloji ditangannya kemudian menatap Antonio yang kini sibuk berbincang heboh dengan Lentera.
Halah, tadi aja gak akur. Sekarang akur lagi, manteup lah.
"Eh—? Astaga, Papa lupa semprot parfum ke jas Papa. Aduh malu-maluin banget, yaudah ya Gerald sama Lentera sambut dulu nanti para tamunya ya? Papa mau dandan dulu, yaudah bye!"
Itulah, Antonio dengan segala kenarsisannya.
***
Acara sudah dimulai, para tamu juga sudah duduk anteng dikursi yang sudah disediakan.
Antonio yang merupakan tokoh utama diacaranya itu kini sedang menyapa para tamu, sesekali melemparkan jokes recehnya yang disambut gelak tawa oleh beberapa teman semasa SMA nya dulu.
Ugh, untung ada yang ketawa ya. Coba kala enggak ada? Mau ditaruh dimana mukanya Antonio nanti? Di jamban? Ya kali!
"Bang, si Papa daritadi grasak-grusuk sendiri deh. Gayanya sok ngartis banget lagi."
Coba tebak suara siapa?
Yang jelas sih ciri-cirinya bisa nafas.
Loh jangan marah dong.
Santai kayak di pantai.
Apaan sih -_-
Gerald terkekeh geli, tangannya sibuk memotret Antonio yang masih sibuk menyapa para tamu undangan.
"Ya lo kayak gak kenal kelakuan bokap aja deh, btw si Regal mana? Bukannya hari ini lo tunangan?"
Lentera sibuk memperhatikan Gerald yang masih memotret Antonio, sesekali tangannya mencomot kue kering diatas meja disampingnya.
"Gatau, daritadi Mas Regal ga ngabarin juga. Btw Bang, itu sesekali jepret si Papa asal-asalan dong! Bikinin aib dia, mau Lentera post di story Instagram soalnya."
TUK!!
Gerald menampol pelan kepalanya Lentera tak memperdulikan akan suara rintihan dari adik gaada adab nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
DATERA ✔ [VERSI AWAL]
RandomKamu kayak nano-nano ya. Asem, manis, semuanya jadi satu.
LDR (Lentera, Dafa dan Regal)
Mulai dari awal