Jeje mengelus dadanya kuat-kuat. Ia dan Chen sudah sampai di tempat acara, dan untuk kedua kalinya Chen mengeluh lagi. Ingin marah sebenarnya, tapi yang namanya panggilan alam jelas harus dipenuhi. Dengan sedikit paksaan, Jeje akhirnya mau menemani Chen mencari kamar mandi. Cukup takut kalau anak ini tak bisa menahannya.
"Jangan lama-lama loh ya,"
" Bentaran doang kok,"
Untung saja acara masih belum dimulai, jadi ia tak perlu terburu-buru. Ini kali pertamanya, menghadiri pesta ulang tahun yang sangat mewah, dengan memakai jas formal juga.
Chen benar-benar membual, cukup lama ia berada di dalam sana, membuat Jeje sedikit bosan. Ia duduk di kursi sambil melihat-lihat keasrian Villa yang sangat besar ini. Namun matanya tak sengaja terpaku pada suatu ruangan, dimana seseorang di dalamnya tengah berusaha mengancingkan kostum bagian belakang dengan sedikit kesusahan. Lucu sekali dengan pakaian badut beruang itu, kepalanya yang besar tentu membuatnya susah menoleh ke belakang.
Jeje ingin menghampirinya, berniat membantu. Namun dengan segera ia urungkan, saat Chen baru saja keluar dari kamar mandi.
"Temenin ke mobil lagi dong, mau ngaca bentaran,"
" Ngaca terus perasaan,"
"Biarin, ayo ah,"
SELAMAT DATANG TAMU UNDANGAN, SELAMAT MENIKMATI PESTA
Isi tulisan dalam banner yang Jovi pegang kali ini, sambil melambai- lambaikan tangannya, menyambut tamu yang datang. Kostum ini terasa berat, terutama di bagian kepala, membuatnya sedikit pusing juga merasa sangat gerah. Tapi tak apa, setelah semua tamu masuk, ia akan beralih bekerja di dapur, jadi tidak kegerahan lagi. Pikirnya.
Tak terbayangkan bahwa tamu yang datang akan sebanyak ini, membuatnya terus-terusan berdiri di sana. Hampir selama satu jam, namun serasa tak ada habisnya tamu yang datang.
"Mama liat deh lucu banget,"
Gadis kecil yang dituntun orang tuanya itu berlari kecil, menghampiri si badut beruang, berusaha menepuk tangannya.
" Pasti capek ya beruang, pakai kostum terus,"
Ayahnya menarik tangan si gadis kecil, mencegahnya menyentuh badut beruang itu.
" Mangkannya, kamu harus rajin belajar, biar kerjanya ga kaya gitu nanti,"
Lantas mereka berlalu pergi, masuk ke dalam ruangan. Setelah sebelumnya berbicara tepat di depan Jovi.
Tak lama kemudian, seseorang menepuk pundaknya. Itu orang tadi, yang memberinya tugas.
"Mas ini tamu udah selesai, tolong ke dapur buat standby nanti cuci piring yang udah kepake,"
Jovi melepaskan kostum kepalanya, " Baik saya akan kesana,"
"Kostumnya dipakai aja ngga papa. Buat penutupan nanti. Biar ngga ribet makainya. Kalo gitu saya pergi dulu,"
Jovi memandang punggung yang kian menjauh itu, rencananya menyejukkan diri dari gerahnya kostum, gagal sudah. Untung saja hanya pakaian yang tak dilepas, kalo penutup kepalanya juga tak boleh, mungkin ia bisa saja pingsan nanti, tak kuat menahan beban di kepala.
"Perasaan tadi banyak yang kerja, kenapa sama sekali ngga ada orang di dapur?"
Ia berpikir sebentar, setelah melihat-lihat kondisi di belakang yang cukup sepi. Mungkin semua orang sudah terlarut dalam keseruan pesta. Jovi mulai mencuci piring, dengan masih menggunakan kostum badut tadi. Sungguh sangat gerah, perutnya juga lapar dan sedikit nyeri. Terakhir kali makan hanya pada saat di rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAGE of 365
FanfictionNot a romantic story, just a story of a family and togetherness in it * * * * * * all picture in this story cr by pinterest
2.7 Beautiful in Time
Mulai dari awal