Prolog

83 11 1
                                    

Seperti tumbuhan dengan awan mendung,

yang tak tau akan diberi cahaya atau hujan.

Dia tak tau dunia akan memberinya kebahagiaan,

atau bahkan air mata yang tak berkesudahan.

Lelaki dengan hoodie hitam itu mengemudikan motornya sambil bersenandung pelan. Tak lupa ia berhenti sebentar untuk membeli martabak kesukaan teman-temannya.

"Pak, martabak cokelat dua, kacang satu, ya!" Serunya kepada tukang martabak sambil turun dari motor dan membuka helm.

"Mau ketemu camer ya, a? Biasanya juga cuma beli dua." Tukang martabak itu menggodanya.

"Mohon maaf nih pak, minggu kemarin ada perang dunia ketiga di kosan saya dengan senjata galon kosong karena saya cuma beli dua martabak. Jadi sekarang saya mau cari aman." Ia terkekeh karena mengingat kelakuan teman-temannya yang menurutnya lucu.

Sambil menunggu pesanannya selesai, ia membuka ponselnya untuk memberi instruksi kepada teman-temannya untuk tidak ada yang pesan makanan karena ia akan membawa makanan.

"Aduh a, masih si neng itu?" Tukang martabak menepuk pundaknya sambil menyodorkan bungkusan berisi dus martabak.

"Astagfirullah, kaget saya, pak," ujarnya. Ia lalu berdiri mengambil bungkusan yang disodorkan dan menyerahkan uang seratus ribu.

"Punten a, saya lupa kalau kemarin teh ada teman aa yang beli martabak bilangnya besok dibayar sama aa, jadi saya sekarang gak kasih kembalian, ya," kata tukang martabak.

"Ya Allah, pak. Saya pamit ya, pak. Saya mau menciptakan perang dunia keempat." Ia segera mengambil helmnya dan melajukan motor dengan kencang.

Sesampainya di kosan, ia membuka pintu utama dan melihat ketujuh temannya sedang berkumpul di depan televisi. Ia menaruh sembarang bungkusan yang ia bawa dan langsung mematikan televisi.

"SIAPA YANG KEMARIN BELI MARTABAK GAK BAYAR?"

Teriakannya mampu membuat ketujuh temannya berlari masuk kamar masing-masing. Kemudian ia segera menggedor semua pintu kamar, khususnya pintu milik lelaki dengan boxer bunga-bunga yang ia curigai.

Malam itu berakhir dengan omelan ibu kos yang panjang lebar. Karena ini kali ketiganya mereka membuat keributan pada malam hari dalam satu minggu.

VOTE! Kalau gak, ini cerita gak akan dilanjut. Bye.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 04, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Delapan Warna Abu-abuWhere stories live. Discover now