"Yaudah gak usah dipikirin."
.....

"Jeeen!" panggil Sandina dengan suara serak.

"Ya? Kamu mau apa?" tanya Jeno menghampiri Sandina.

Sebelum menjawab ucapan Jeno, Sandina memperbaiki duduknya. Kemudian ia memeluk tubuh Jeno. Ia tenggelamkan wajah yang pucat itu, ia butuh ketenangan.

"Apa masih pening?" tanya Jeno dan di jawab gelengan kepala.

"Oh ya, bentar lagi Lia sama Juwita mau datang jenguk. Tapi kalo kamu masih gak enak badan, aku bisa-"

"Enggak, gak! Biarin aja mereka datang. Gue juga udah baikan," balas Sandina cepat.

Kalau boleh jujur, Sandina masih merasa belum sembuh total. Tubuhnya juga masih pegal-pegal. Tapi ia juga pengin main sama sahabatnya.

"Yaudah kalo gitu aku ke minimarket dulu, beli snack. Kamu di sini aja tunggu sampe merek datang. Oke?" pesan Jeno sebelum pergi.

Sandina bangkit dan berjalan menuju balkon. Ia menikmati angin sepoi-sepoi yang menyentuh wajahnya. Pikirannya tertuju kepada permasalahannya di sekolah. Tinggal menghitung beberapa hari lagi sebelum ia keluar dari sekolah.

Ting Tung

"Sebentar!"

Pintu ini terbuka menampakkan kedua sahabatnya, Lia dan Juwita. Tanpa diminta, kedua gadis cantik tersebut masuk ke dalam.

"Huuu Akhirnya!" ucap Lia sembari duduk di sofa.

"Kenapa?" tanya Sandina menghampiri sahabatnya.

"Tadi gue nemenin Elang ke rumah sahabatnya, Jinni. Mau tau gak? selama di sana, tuh cewek gak berhenti nyocot! Topik bicaranya diulang terus, padahal gak penting! Dan sialnya Elang malah ketawa Anjiiiir!" jelas Lia menutup matanya.

"Ternyata ada juga orang yang lebih bawel dari Juwita ama lo," jawab Sandina tertawa lepas.

Juwita senang melihat Sandina tertawa. Apalagi saat gadis itu tertawa, pipinya akan berubah merah. Juwita melihat ke arah Lia yang juga melihat dirinya. Mereka ikut tersenyum karena telah berhasil membuat Sandina bahagia.

Ya, ini adalah ide Juwita. Mereka tahu kalau Sandina sedang sakit, ia akan terlihat sedih, pucat dan itu benar-benar mengerikan. Jadi sebelum mereka datang, mereka mencari cara agar Sandina tertawa dan melupakan sakitnya.

"Lo gak cemburu apa liat Elang gampang ketawa sama cewek lain? Sedangkan lo kan sampe setengah mampus juga Elang gak bakal mudah ketawa kan?" ujar Sandina memastikan Lia baik-baik saja.

Mati! Kenapa gak mikir kesana sih?! batin Juwita mulai khawatir. Ia juga melihat Lia yang sudah menundukkan kepala.

"Ya enggak lah! Buat apa gue cemburu? kurang kerjaan banget," balas Lia mengembangkan senyumnya. Namun, lo emang bener San. Elang juga gak bakal kewata. Jangankan ketawa, senyum aja juga dia jarang! batinnya mengingat semuanya.

"Syukurlah kalo gitu," jawab Sandina.

"Oh ya San, buatin minum dong! Yang dingin ya," pinta Juwita mencairkan suasana.

"Gak ngotak lo Wit! Buat sendiri lah! Sansan kan lagi sakit," balas Lia.

"Udah-udah gak usah berantem. Gue buatin tenang,"

Selagi Sandina membuat minuman di dapur, Juwita langsung meminta maaf karena tidak mempertimbangkan perasaan
Lia.

"Udah kali gak usah di bawa hati. Lo kan juga tau kalo Elang itu gimana,"

"Ini, silahkan dinikmati!" ujar Sandina membawakan minuman.

"Waaah, makasih banyak!"

"Sorry San jadi ngerepotin lo," ucap Juwita mengaku bersalah.

"Udah gapapa. Kek siapa aja,"

Ketiga sahabat itu berbagi cerita satu sama lain. Mereka bercanda tawa seperti yang mereka lakukan sehari-harinya. Sandina sekarang tak harus merasa pusing karena sakitnya.
......

Seorang wanita berjalan ke sebuah rumah minimalis bewarna abu-abu seperti yang di janjikan. Kali ini ia akan meminta bantuan langsung dari sepupunya.

"Lo harus bantu gue!" ucapnya.

"Calm down! Gue bakal bantu lo biar bisa sama dia lagi. Gue juga udah eneg ama tuh orang. Udah lo serahin semua ke gue, biar gue yang atur tanggal mainnya," balas seorang cewek yang merupakan sepupu wanita itu.

"Gue tunggu!"
....

Kira-kira siapa ya wanita itu? Apa ada hubungannya dengan Sandina?

Jangan lupa Vote, komen, dan share ke teman-teman kalian agar mereka juga tahu keseruan Sandina! 😊 (Gak maksa )

Makasih yang udah baca... Love U guys 😘

*Tambahan
1. Barka Haekal Kafaby (Barka)

 Barka Haekal Kafaby (Barka)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Next

SANDINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang