Sundutan rokoknya?
Mungkin sudah makanan sehari-hari kami. Suara seperti tulang retak rusuk bergeser atau barang pecah lalu terlihat aliran darah sudah menjadi hal biasa bagi kami.
Pendidikan kami? Aku dan minnie hanya disekolahkan di sekolah murah dekat dengan rumah. Itu juga setelah eomma bersujud dan berjanji untuk tidak kabur, dan juga setelah melayangkan beberapa pukulan kepada kami bertiga ditambah beberapa ancaman.
Ancaman kalau aku dan minnie kabur atau melapor maka dia akan membunuh eomma. Atau dia akan mencari kamu kemanapun kami kabur. Atau dia akan membunuh kami. Apa ada pilihan untuk 2 bocah sepertiku dan minnie? Tidak. Kami patuh.
Masalah pelajaran bukan hal sulit bagi kami. Tapi untuk berkomunikasi dengan orang lain. Itu lain hal, terutama bagi minnie. Dia terlalu penakut. Sebagai nunna nya aku terbiasa melindunginya. Membuatku khawatir dan tidak bisa melepas minnie.
Kehidupan neraka kami berlangsung hingga puncaknya. Saat itu eomma jatuh sakit. Badannya panas dan pucat, tapi iblis itu tidak peduli. Malam itu eomma menangis meminta maaf, entah kenapa dia selalu meminta maaf, tapi dia selalu merasa bersalah karena telah membawa kami ke neraka dunia itu. Kami bertiga menangis bersama sampai terlelap.
Tengah malam itu eomma membangunkanku dan Seungminnie, menyuruh kami untuk memecahkan jendela belakang dan pergi sejauh mungkin. Umurku sudah 13 tahun saat itu, aku cukup mengerti apa yang akan terjadi.
"Eomma akan menahannya. Kalian pergilah. Maaf eomma baru bisa melepaskan kalian. Eomma tidak ingin kalian hidup bersama iblis ini tanpa eomma. Jadi sebelum eomma benar-benar pergi, eomma ingin melepaskan kalian. Eomma menyayangi kalian."
Eomma berkata sambil tersenyum sangat cantik. Walaupun sudah sangat pucat, dia masih tampak seperti seorang malaikat. Itu adalah hal yang paling menyakitkan bagiku dan bagi minnie. Salam perpisahan dari eomma. Setelah mengecup dan memeluk kami untuk terakhir kalinya, aku dan minnie bertekad untuk mencari pertolongan supaya eomma keluar dari neraka ini.
Kantor polisi. Mereka menatap 2 remaja yang tampak babak belur dengan pakaian lusuh, kurus dan tidak mengenakan alas kaki. Yang kecil terus menangis. Sedangkan aku susah payah menahan tangis dan menjelaskan semuanya. Polisi bergegas ke rumah untuk menyelamatkan eomma. Terlambat. Mereka menemukan eomma di dapur dengan wajah babak belur dan darah dimana-mana. Tidak ada tanda-tanda dari iblis itu. Kabur.
Kehidupan kami diliputi kengerian dan trauma saat tau iblis itu masih berkeliaran. Kami hidup dalam perlindungan selama setahun sampai akhirnya kami mendapat berita bahwa iblis itu tertangkap.
Setelah itu aku dan minnie di adopsi oleh orang tua angkat kami. Mereka sangat baik dan menyayangi kami. Bersabar dalam menghadapi aku dan minnie yang enggan berbicara dengan orang asing. Eomma angkatku adalah adik kembar dari eomma kandungku. Orang tidak akan bertanya tentang kemiripan aku dan minnie dengan eomma angkatku. Kau bertanya kenapa keluarga eomma menjadi baik? Penyesalan selalu datang di akhir. Ya semuanya berputar setelah kematian eomma. Orang-orang itu menjadi menyayangi kami. Ah...mengkasihani mungkin lebih tepatnya. Aku benci.
Kau pikir semuanya sudah selesai? Tidak. Setelah itu aku dan minnie harus tetap beberapa kali bertemu dengan iblis yang paling kami takuti, memberikan kesaksian di persidangan hingga pada akhirnya iblis itu dijatuhi hukuman penjara seumur hidup. Semua karena kesaksian kami dan ternyata eomma meninggalkan sebuah surat sebelum pria itu membunuhnya. Eomma sudah memikirkan kemungkinan itu, jadi dia menulis semuanya. Wanita hebat bukan?
Hmm..kehidupanku mulai berjalan lebih baik. Walaupun aku dan minnie harus bolak-balik rumah sakit bertemu dengan Dr. Minho untuk menyembuhkan luka dan trauma kami. Hmm..mungkin sudah berjalan 5 tahun atau 6? Aku tidak ingat. Kami bersyukur karna punya keluarga baru. Kehidupan baru. Aku belajar membuka hati pada lelaki..dan yah kau tahu Park Chanyeol. Dia pria pertamaku.
Ku pikir semua sudah baik-baik saja. Sampai kecelakaan 2 tahun lalu merenggut eomma dan appa. Ahh..mungkin hidupku dikutuk. Tapi tidak. Ada kejanggalan dalam kecelakaan itu. Pemeriksaan mengatakan kalau rem mobil mereka diputus dan menyebabkan rem blong. Banyak kejanggalan disana, tapi mereka tidak bisa menemukan siapa pelaku dibalik itu semua.
Tapi aku tahu. Iblis itu. Kenapa aku bisa bilang itu dirinya? Entah bagaimana. Dia berhasil mengirimku sebuah surat. Isinya tidak panjang.
"Iblis kecil, kalian harus bertanggung jawab atas kehilanganku. Tidak ada yang bisa memiliki kalian selain diriku. Tunggu sebentar. Aku akan menjemput kalian."
Minnie tidak tahu. Aku yang panik langsung mendatangi kantor polisi dan berharap mereka bisa meningkatkan pengamanan terhadap iblis itu dipenjara. Tapi ternyata mereka hanya bilang, "itu hanya surat iseng, tenang saja dia masih di dalam penjara."
Aku berusaha mengabaikan rasa waswasku dan mempercayai kata-kata polisi itu. Aku berusaha menjalani hidupku dengan normal demi minnie. Tqpi sial. Chanyeol menambah kepedihanku. Ah mungkin aku manusia paling sial nomor 2 setelah ibuku.
Tapi, semua demi minnie, aku berusaha kuat. Kami saling menguatkan tali kehidupan kami yang sudah sedikit lagi putus. Aku berjuang keras bertahan hidup bersama minnie. Sampai Minnie menemukanmu, Chan. Dan aku menemukan Jae oppa. Aku bahagia melihat minnie akhirnya bahagia. Aku bahagia...sangat bahagia akhirnya aku juga membiarkan diriku merasakan bahagia.
Sampai aku lupa.....nyatanya aku masih di dalam neraka terjebak dalam fatamorgananya.
End of Flashback.
----------------------------------
.
.
.
.
.
.
.
TbcMaaf ya atas update nya yang lama. Makin kesini jadi makin ngga nyambung ya plot nya. Maaf banget sudah minim ide nih..hiks. tp mohon enjoy ya manteman.
KAMU SEDANG MEMBACA
✔At The End Of The Rope | Park Jaehyung Day6 AU
Fanfiction[COMPLETED] Pernah dengar idiom "at the end of (one's) rope"? Mungkin setiap orang pernah merasakan rasanya di titik ini. Titik dimana aku, kamu, kita mencapai rasa kelelahan, putus asa, tidak berdaya yang luar biasa. Di analogi kan sebagai berada...
Bagian 26
Mulai dari awal