Part 15 (💡NEW VERSION!)

Mulai dari awal
                                    

"Apa aku salah kalau masih memikirkannya?" isak Hareun.

"Enggak. Kau enggak salah," jawab Yoseob cepat.

"Kenapa semua ini sulit untukku? Kenapa aku masih tersiksa, padahal dia sudah bahagia? Aku sudah berusaha berhubungan dengan pria lain, tapi kenapa aku masih belum bisa melupakannya?"

Hareun menutup wajahnya dengan kedua tangan, tidak sanggup melanjutkan kata-katanya. Padahal banyak sekali yang ingin ia curahkan pada Yoseob. Kata-kata maaf tadi rasanya malah mengingatkan Hareun pada maaf yang diucapkan Gikwang hari itu. Hari saat Gikwang mengakhiri hubungan yang bahkan belum dimulai.

Yoseob meraih tangan Hareun. "Gikwang ada di sini."

Hareun menoleh ke jendela. Dilihatnya Gikwang yang keluar dari gedung lalu memandang ke arah mobil Yoseob dengan bingung.

"Cepat pergi dari sini. Kumohon," pinta Hareun. Yoseob langsung menyalakan mesin mobilnya lalu mengemudikannya pergi menjauh dari kantor.

Sepanjang jalan Hareun hanya terus melihat keluar jendela dengan pandangan hampa. Bahkan tidak ada apapun di dalam kepalanya saat ini. Ia malah malu karena tiba-tiba menangis di depan Yoseob.

"Hareun-ah," kata Yoseob sambil melirik Hareun. "Aku akan pergi makan siang dengan Jieun. Kau enggak apa-apa ikut denganku?"

Hareun langsung menoleh ke arah Yoseob. "Ah, maaf. Kau bisa turunkan aku di depan."

"Enggak, enggak. Aku bermaksud mengajakmu denganku."

"Tapi aku enggak ingin mengganggumu."

"Enggak apa-apa. Aku malah cemas dengan wajahmu."

Hareun langsung melihat pantulan dirinya sendiri di rear mirror. Wajahnya terlihat merah dengan mata yang sembab. Ia tidak pernah membawa bedak atau peralatan make up bersamanya.

"Kurasa wajahku akan baik-baik saja setelah sampai di sana. Tempatnya cukup jauh, kan?"

Mereka sama-sama terdiam. Entah mengapa rasanya aneh bersama Yoseob seperti ini setelah pria itu menolak bertemu dengannya kemarin. Hareun merasa kini ada jarak di antara mereka. Apa mungkin Yoseob sudah tidak peduli padanya?

"Jadi kau memang bersama Lee Joon Hyung?" tanya Yoseob tiba-tiba.

"Wah, berita cepat sekali menyebar, ya?" gumam Hareun.

"Apa? Jadi kau benar-benar pacaran dengannya?"

Hareun memilih untuk tidak menjawab. Satu jam kemudian mereka tiba di restoran yang dekat dengan kantor Jieun. Yoseob meminjamkan mantelnya pada Hareun karena gadis itu terburu-buru pergi sehingga melupakan mantelnya. Jieun sudah menunggu di salah satu meja. Ia memandang Hareun dan Yoseob bergantian saat mereka duduk di depannya.

"Kenapa kalian selalu bersama-sama?" tanya Jieun. Hareun langsung menoleh ke arah Yoseob dengan perasaan tidak enak.

"Maaf, aku tidak bermaksud mengganggu kalian," kata Hareun.

"Aku yang mengajaknya," sahut Yoseob. "Suasana hatinya sedang enggak bagus, jadi aku mengajaknya."

Hareun menyikut lengan Yoseob. "Aku pindah ke meja lain saja," katanya sambil bangkit.

"Tidak perlu," kata Jieun tiba-tiba. "Kenapa kau harus pindah? Aku tidak suka menjadi orang yang tidak punya perasaan."

Hareun memandang Jieun yang menatapnya tajam. Mau tidak mau Hareun duduk kembali di kursinya. Namun, bukan berarti setelah itu acara makan siang mereka tidak menjadi canggung. Yoseob berusaha mencairkan suasana dengan membuka bahan pembicaraan yang dijawab dengan dingin oleh Jieun, sementara Hareun diam saja, dan hanya menjawab jika ditanya.

When I Miss You (HIGHLIGHT FanFiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang