CWO Part 57 Peringatan

Mulai dari awal
                                    

"Jauhi putraku! Dia sudah berkeluarga, kedatanganmu akan mengacaukan kebahagiaan mereka."

"Dan lagi, jika semua orang tahu hubungan kalian nama keluarga besar kita akan tercemar." lanjutnya lagi.

Clara menggenggam foto itu semakin erat, hatinya menjerit seolah memprotes semua ucapan pria paruh baya itu. Tidak, ia tak bisa pergi jauh dari Shean, Clara tahu tindakannya sangat salah, tapi ia tak bisa meninggalkan Shean. Clara bahkan rela hubungan mereka tak diketahui orang lain seumur hidupnya asalkan bisa bersama lelaki itu.

Ini memang terdengar gila, tapi sejak awal cintanya pada Shean nyata dan cintanya bukan sebuah kegilaan.

"Aku tahu kau menggunakan cara licik untuk bisa bersama putraku, aku bisa saja menuntutmu  menjebloskanmu kepenjara karna kau mengancam, menggunakan cara kotor untuk mendapatkannya"

Tubuh Clara bergetar, kedua pipinya sudah basah oleh air mata, perkataan yang dilontarkan Jamez semakin membuatnya takut. Ia menggelengg keras, mengusap kasar wajahnya.  Sekuat tenaga mencoba melawan ketakutannya.

"Aku tidak bisa," ucapnya lirih, mata merahnya menatap pria paruh baya itu berani.

"Aku akan pergi jika Shean sendiri yang mendorongku menjauh."

Clara berucap dengan nada tegas, walaupun  merasa takut, tapi Clara takkan begitu mudahnya melepas Shean, karna Clara ingat betapa sulitnya menggapai hati lelaki itu.

Tangan Jamez terkepal kuat, dia merasa dipermainkan oleh anak kecil ini. Clara belum tahu siapa yang dia hadapi, ia bisa saja menghancurkan hidupnya dalam satu kedipan saja.

Kaki Shean terus berlari menyusuri lobi gedung, raut cemas tergambar jelas di wajahnya, ia mengabaikan tatapan orang-orang yang memperhatikannya sedari dia masuk gedung.

Shean menekan sebuah tombol pada Lift, mengumpat keras karna lift tak kunjung terbuka, tanpa pikir panjang Shean berlari menuju tangga darurat. Kaki panjangnya terus berlari menaiki tangga demi tangga untuk menuju lantai yang diinginkan

Dengan kekuatan penuh Shean mendorong sebuah pintu besar bewarna coklat tersebut hingga terbuka lebar. Akibat ulahnya dua orang di dalam ruangan sontak menoleh ke arah pintu.

"PAPA...! " teriak Shean murka.

Shean menyorot tajam pada Jamez yang terlihat tenang di tempatnya. Deru nafas Shean tak teratur, dadanya juga naik turun, karna pelariannya kali ini cukup menguras tenaga.

Shean mendesis ketika melihat mata merah Clara, Shean jelas tahu gadis itu baru saja menangis.

"Shean," ucap Clara lirih , ada sebuah kelegaan dalam dirinya saat melihat laki laki itu itu, Clara tersenyum tipis pada Shean.

"Pergi dari sini Clara!" nada itu terdengar rendah tapi penuh ketegasan.

Clara masih bingung ia ingin menuruti ucapan Shean, tapi Clara juga merasa tak enak hati meninggalkan ayah Shean. Ekor mata Shean melirik kearah Clara yang terlihat enggan berdiri.

"Herry, bawa Clara pergi dari sini!" titah Shean pada sang asistan. Kedua sorot mata tak berpindah dari sosok lelaki yang masih terlihat bugar walau umurnya sudah setengah abad lebih.

Hery yang entah sejak kapan sudah berada dibelakang Shean segera bergerak maju menuruti perintah atasannya. Dia mendatangi tempat Clara memilih mengajak gadis itu pergi karna ia tahu akan terjadi perang besar diantara ayah dan anak. Itu.

"Mari Nona!" ucap Herry sopan menggiring Clara agar mengikutinya. Dengan  terpaksa Clara berdiri mengikuti Hery.  Sebenanya ia enggan pergi karna takut akan terjadi. Keributan di atara mereka.

CLARA WITH OBSESSION (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang