TheX - 📖

Mulai dari awal
                                    

Yang paling sering mereka lakukan itu cuma adu mulut, atau debat tapi kalo udah selesai mereka damai - damai aja kok, malah terkesan mesra kayak pasangan.
Enggak pernah sampai kelewatan, apalagi seperti ini.

Bullying.
Jisung anti bully, apalagi Chenle.

Ini pasti ada yang sengaja dan niat jahatin Chenle, batin Jisung khawatir sekarang. Dia kepikiran Chenle yang mau nangis tadi.

Loker Chenle yang sudah bersih dan wangi, langsung ditutup, dan dikunci oleh Jisung.
Karena Jisung juga memegang kunci loker Chenle, begitupun sebaliknya. Tapi, keduanya tidak saling mengganggu privasi satu sama lain.

Jisung mengambil HPnya, dan menelpon seseorang.





°°°°°



Chenle cuma diam doang.

Dia beneran bolos dan pulang ke rumah setelah niat sekolahnya tidak ada lagi sebab kejadian di lokernya.
Belum lagi tadi dia habis menangis, jadilah matanya yang bengkak, dan pipinya yang merah saat ini.

Chenle tambah sedih, begitu tahu dirinya dibully entah oleh siapa. Dia hanya usil pada Jisung, itupun juga hanya sampai berdebat doang kagak sampai gini.

Tingtong!!

Chenle panik.
Dia sembunyi dibawah kasur, takut kalo itu Mama Babanya. Bisa habis dia kalo ketauan bolos.

Chenle tambah panik ketika mendengar nada dering dari HPnya, tapi begitu dia lihat nama Jisung ada di layarnya. Panggilan telpon dari Jisung.

"Apasih? Jangan ganggu deh, pergi!" usir Chenle.

/Hei.. Lapar gak? Aku traktir nih, ayo keluar dulu./  suara Jisung terdengar.

Jisung selalu tahu kalo Chenle sedih, pasti akan lebih memilih bersembunyi atau malah sedang makan. Jadilah dia akan mengajak Chenle makan saja.

"Gak mau!! Aku lagi jelek."
Chenle menggembungkan pipinya ketika mendengar Jisung yang terkekeh.

/Nanti aja lagi jeleknya, mending isi perut dulu./ Chenle senyum malu malu sekarang.

"Bukannya masih jam sekolah ya? Lo bolos ya, Park?"

/Yeuu enak aja asal nuduh, liat jam deh jam berapa sekarang. Dah pulang tahu./

Chenle menatap jam dinding, dan benar saja sudah siang banget, sekolah juga pasti sudah selesai.
Lama juga ya Chenle menangis.

"Huft.. Ya sudah ayo."
Jisung bersorak.

/Oke, dandan dulu sana.. Biar cantik/
Chenle mendengus sambil memutuskan panggilan secara sepihak. Chenle mengganti seragamnya dengan baju biasa, dan jaket favoritnya.

°°°°°

Begitu selesai, Chenle langsung keluar kamar, dan menghampiri Jisung yang menunggunya.

"Eii.. Pipinya masih merah tuh."

"Berisik. Ayo cepat!"

"Emang mau kemana?" tanya Jisung. Chenle langsung kesel banget.

"Ish!! Park Jisung..."
Jisung terkekeh.




"Lokernya sudah bersih loh.." ujar Jisung. Chenle mengangguk saja, asik mengunyah pizza yang dibeli oleh Jisung.

"Em.. Trims."
Chenle asik mengunyah lagi, dan Jisung hanya menatap sosok gemes di depannya sedang makan.

Hening cukup lama, karena mereka tidak punya topik pembicaraan sama sekali.
Jisung bingung, Chenle pun begitu.

"Bukan aku loh pelakunya," ujar Jisung lagi. Chenle hanya mengangguk sekarang.

Suasana mendadak canggung lagi.
Apalagi Jisung dari tadi mulai 'aku-kamu' itupun juga kalo mereka lagi berdua ddoang Ini yang bikin canggung Chenle ataupun Jisung.

"Kamu beneran enggak mau bersuara gitu?" tanya Jisung.

"Orang makan gak boleh ngomong."

"Nah, itu ngomong."
Chenle menghembuskan napas kesal.

"Diam deh.. Jisung mending makan juga, atau Chenle habisin nih."
Jisung terkekeh.
Chenle enggak pernah terbiasa 'aku-kamu', dia lebih nyaman pake nama langsung.

"Kan pizzanya buat kamu, habisin aja sudah.".
Chenle langsung pegang dua pizza sekaligus dan makan cepat. Jisung terkekeh, apalagi setelahnya Chenle malah tersedak.

" Hahaha... Makanya kalo makan tuh pelan pelan." Jisung memberikan minumannya pada Chenle, tak lupa mengambil tisu untuk mengelap dagu Chenle yang basah.

Pipi Chenle memerah malu.
Harusnya dia nolak aja traktiran Park Jisung satu ini.

Setelah makan, Jisung mengantar Chenle pulang lagi. Rencana dia sih memang cuma mau ngajak Chenle makan habis tuh udah.

"Oh iya.. Besok sekolah lagi ya, aku yakin lokernya gak bakal ada gituan lagi."
Chenle diam, tapi ngangguk aja.

"Hem.."
Jisung senyum, terus nunjuk pipinya. Chenle mengerjabkan matanya.

"A- Apa?" tanya Chenle pura pura tidak peka.

"Cium dong, pacar sendiri kagak pernah di cium."
Chenle yang masih memerah, dengan cepat mencium pipi Jisung kiri dan kanan.

"Dah."

"Kurang.." Jisung menunjuk bibirnya.

"Mo- Modus lo.. Buktiin dulu besok, kalo lokernya bersih, kalo enggak jangan harap." Jisung tertawa kecil.

"Oh Siap.. Kalo gitu, selain itu besok tambahin bonus ya."
Chenle menggembungkan pipinya kesal, dan langsung balik badan buat masuk ke rumah.

Jisung mastiin Pacar sekaligus Musuhnya itu masuk ke rumah, kalo sudah Jisung segera pergi dari sana.


HPnya berdering begitu baru tiga langkah pergi dari rumah Chenle, dan Jisung langsung mengangkatnya.

/Woi, yang ganggu pacar lo dah habis nih../

"Good.. Nanti gue bayar sesuai yang lo mau."

/Oke siap./

Jisung tersenyum, lalu lanjut berjalan lagi, dan membayangkan apa yang akan dia lakukan bersama Chenle besok.

Mungkin buat anak?
Lebih cepat lebih baik, toh mereka berdua juga sudah dijodohin kok.

Cuma tinggal pertahanin hubungan keduanya aja di depan sekolah yang nganggap mereka musuh.

Musuh Tapi Mesra

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

TheX 📄 - END

°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°

Anggap aja bonus hehe..
Arie gabut, jadi pengen update ini aja gitu.

Btw, Pengen nanya aja kalo aja ya salah satu cerita  TheX ini punya kesempatan dibuat ber- chapter, kalian mau pilih cerita yang mana?
(Kalo ada kesempatan pasti kami buat kok)

Oh, satu lagi..

Narie tetiba punya ide collab baru (masih plan),
dan itu entah kapan bakal dia laksanain atau sama siapa, soalnya dia random aja gitu ngomongnya :v

Maybe kalian pengen sesekali collab gitu sama kami



Arie pamit dulu, byebye!!

.

2021.04.26

𝙩𝙝𝙚 𝙓《 Chenle!Harem 》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang