"Jangan sampe ada yang tau ya ka. Biarin ini jadi rahasia, lainnya jangan ada yang tau"
"Dih, ya ngapain juga gue kasih tau ke yang lain."
"Tapi ni ya Sa, ko lo sekarang aman-aman aja? Maksudnya lo ga marah ke Yeji gitu?"
"Gue gabakal bisa benci Ka Yeji. Mau gimanapun, dia cinta pertama gue. Pernah denger kan kalo orang yang kita cinta bisa mengalahkan segalanya?"
"Iya cin"
"Hah?"
"Iya bucinn.. lo si, jadi anak bucin banget"
"Kenyataan tau ka"
"Iya juga si, eh tapi lo emang segitu cintanya ke Yeji?" Tanya dia kepo
"Dia cewe pertama yang bikin gue ngerasain jatuh cinta. Walau dia ga bisa nerima perasaan gue"
"Haduh haduh.. susah emang ya kalo lawan bucin"
"Au deh ka, gue masuk aja mending"
"Eh eh eh.. iya iya, tapi jangan masuk dong. Yang gue ngomong emang kenyataan kalo lo bucin" ucapnya sembari menahan lengan Asahi.
".." Asahi kembali berdiri disamping Karina dan matanya menelisik ke langit sembari mengabsen para bintang dan bulan. Mengapa langit sangat indah malam ini?
Situasi sangat tenang kali ini
"Lo pernah denger cerita senja ga?"
"Senja gimana?"
"Senja yang paling terluka karena pagi ga pernah bener bener mencintai senja, dan malam yang ga pernah ninggalin elanor sang bintang. Jadi disini senja paling tersiksa"
Asahi mengangguk membenarkan, tak lama Karina mengucapkan suatu hal yang membuat Asahi bingung.
"Tapi cerita lo beda sama senja. Banyak orang sekitar lo yang sayang sama lo. Banyak orang yang bakal ada saat lo butuh. Dan lo harus inget kalo lo gapernah sendiri."
Asahi mengernyit bingung padahal sudah mengulangi perkataan Karina untuk ia telaah.
"Lupain, itu cuma perlu diinget pas lo lagi ngerasa gapunya siapa-siapa"
🌊💎🌊
Hari Senin tiba. Dan hari ini Asahi tiba lumayan siang daripada biasanya. Dimana sekarang suasana koridor sangat ramai.
Selagi Asahi melangkah, ia merasa ada yang aneh. Dimana seluruh mata tertuju padanya seorang. Seluruhnya sedang mengobrolkan topik yang sama sembari menatap Asahi tidak suka.
Ini yang membuat Asahi bingung. Ia datang seperti biasanya. Seragam yang rapi, rambut yang rapi dan wangi, serta wajah mulusnya. Sekarang membuat ia bingung karena selama ini dia selalu begitu.
Ia bingung mengapa semua menjadi seperti ini. Hingga tiba-tiba ada seorang gadis mendekatinya dan membisikannya sesuatu padanya.
"Gimana kalo bapaknya pembunuh? Anaknya ga jauh beda dong"
Setelah ia menjauhkan tubuhnya dari Asahi ia pergi meninggalkan Asahi yang mematung. Terlalu rumit untuk dipikirkan. Apa sebenarnya maksud gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST WHY?
FanfictionBagaimana cara memaafkan, berusaha dan memperjuangkan "Perasaan lo hancur banget ya Sa? Lo berhak buat marah" "Ternyata kenyataan semenyedihkan ini ya? Gue hancur, dan marah ga bakal ngerubah semuanya. Cukup bertahan adalah cara penyelesaian terbaik...
Chapter 13
Mulai dari awal