Seperti tengah menaiki roller coaster, namun Haechan bahagia.

"Haloo Mommy, bagaimana kabarmu??" Tanya Haechan saat telponnya tersambung dengan sang ibu.

'Sayang, Mommy baik. Daddy juga sudah diperbolehkan pulang besok pagi. Kamu sendiri bagaimana?? kerjaanmu lancar??' seruan bahagai Ten di seberang telpon.

"Syukurlah, Echan baik, sangat baik. hehe!!" balasnya sambil tersenyum lebar.

Sekitar dua puluh menit lamanya Haechan menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama Mommy Ten di telepon sembari menunggu bus terakhir malam ini datang.

Sang Ibu tak hentinya bercerita tentang semua hal pada Haechan, mulai dari tetangganya yang sudah menikah, lalu menceritakan kalau kucing milik Haechan yang sudah mempunyai anak, dan masih banyak lagi yang membuat Haechan tak bisa menghentikan tawanya.

Hampir pukul sebelas malam. Bus terakhir yang mengantar Haechan menuju apartment masih belum datang juga.

Padahal mata pemuda itu sudah hampir tertutup sempurna saking ngantuknya.

Mungkin saja, malam ini bus yang ditunggunya tak beroperasi, membuat Haechan kesal saja.

Ia berniat memesan taxi online dari ponselnya, namun kegiatannya langsung terhenti saat sebuah mobil berhenti tepat di depannya.

Haechan menatap nyalang saat kaca mobil mewah itu perlahan diturunkan.

Tak percaya saat menemukan Mark Lee, CEO-nya berada di bangku kemudi.

"Kau bisa nyetir??" tanya Mark tiba-tiba. membuat Haechan menautkan kedua alisnya bingung, lalu berjalan mendekat kearah mobil Mark dengan langkah gugup.

Menggeleng perlahan menjawab Mark dengan wajah polosnya.

Mark menghela nafas beratnya, "Masuklah!" perintahnya pada Haechan.

"Yaaa??" Sekali lagi Haechan memasang wajah bodoh di depan pimpinannya itu.

"Cepatlah, Aku tak punya banyak waktu." katanya datar.

Haechan segera membuka pintu penumpang, duduk dengan penuh kehati-hatian di samping Mark.

"3 minggu waktumu untuk belajar. Kalau kau masih belum bisa, serahkan saja surat pengunduran diri. Harusnya seorang sekretaris itu bisa segalanya." kata Mark berucap tanpa melirik ke arah samping, matanya tetap fokus pada jalanan di depan.

Haechan langsung mengangguk, "Maafkan saya sir." balasnya tak enak hati, hanya kali ini ia mendengarkan kata terpanjang yang pernah Mark ucapkan.

Bukannya tak mau belajar mengemudi, tapi Haechan memiliki trauma masa lalu yang menjadikannya takut untuk sekedar membawa mobil.

Saat berumur sepuluh tahun. Haechan dan keluarganya tengah melakukan perjalanan jauh menggunakan mobil untuk berlibur.

Tapi naas, mobil yang dikemudikan Daddynya mengalami kecelakaan karna pria itu mengantuk.

Kecelakaan yang mereka alami cukup berat, mobil sedan itu menabrak pembatas jalan.

Untung sekali semuanya bisa selamat walau mengalami banyak luka berat, Haechan bahkan tak sadarkan diri selama satu minggu penuh.

Makanya, semenjak saat itu, Haechan bahkan tak berani untuk belajar mengemudi.

Ia takut hal yang sama akan terulang padanya.

lima belas menit lamanya, Aston martin milik Mark sampai di depan Gedung apartment sekretarisnya itu.

Keduanya bahkan tak mengeluarkan sepatah katapun. Haechan larut dalam fikiran sendiri,
sementara Mark masih sibuk dengan wajah datarnya.

IF IT IS YOU [ MarkHyuck ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang