kata putus🖤

Mulai dari awal
                                    

BUGH.

BUGH

BUGH.

"Ayo" Bram keluar dari dalam salah satu drum. Membantu Alya juga keluar.

Tadi... Entah cerdik atau memang yang namanya kepepet suka bikin keluar ide ide jitu gitu. Tiba-tiba aja Bram ngangkat badan Alya sambil nutup mulut Alya pake.... Bibir nya. Biar Alya gak teriak. Terus Bram masukin Alya ke dalam drum yang susunan nya bukan posisi berdiri tapi tiduran.

"Nanti mereka denger" bisik Bram sebelum akhirnya dia juga ikutan masuk ke dalam drum.

Sekarang, kepepet yang ke berapa kali gak tau. Bram harus bikin Alya keluar dari sini, dari arena tempur ini. Tadi dia sempet kirim pesan ke beberapa nomer inti WILD untuk jemput Alya di manapun mereka ngeliat posisinya Alya.

"Liat gue...." Alya menggeleng. Sebelum Bram mengatakan apapun ia lebih dulu menolak.

Gak tau kenapa perasaan Alya rada gak enak untuk rencana kepepet Bram kali ini. Biasanya kalo yang pertama berhasil nah yang kedua ini masih di pertanyakan.

Tapi Bram gak tinggal diam. Melihat Alya langsung menggeleng duluan dan tatapan takut yang di tunjukkan membuat Bram sedikit harus lebih berusaha.

"Al, pacar Lo ini preman persis apa kata semua orang. Persis kayak yang Lo tau. Percaya sama gue, apapun yang gue lakuin semua pasti udah gue siapin baik buruknya"

"Bram" lirih Alya masih menggeleng.

Bram juga menggeleng. Sedikit berjongkok kedua tangan nya bertumpu pada lutut agar wajahnya setara dengan wajah Alya.

"Jangan liat kesana..." maksud Bram tawuran itu, Bram tau Alya gak akan sanggup. "...Lo cukup fokus ikutin jalan setapak yang disana. Persis kayak gak gue jelasin tadi--"

"Bram Please, gue gak bisa. Gue takut.." mata Alya berkaca-kaca.

Oke, Bram lupa dia harus lebih lunak pada gadis kali ini. Alya butuh banyak keyakinan. Bram hampir lupa kalau gadis ini lahir dari ibu yang bahkan tidak pernah menunjukkan kekerasan. Alya hidup dalam lingkungan yang membanjirinya dengan kasih sayang dan cinta.

Catat. Tulis di bagian bawah tepatnya di atas nomer halaman. Beri garis dan tulis di bawah garis bahwa Alya tidak bisa melihat kekerasan. Tubuhnya akan bergetar ketakutan, syok yang membuatnya tidak bisa mengontrol pergerakan tangan yang bergetar dan kaki yang lemas. Kadang ia akan menangis dan tak henti mengucapkan kata takut.

"Liat gue, Al..." Tangan Bram meraup wajah Alya untuk menatap matanya.

Membawa gadis itu agar fokus hanya pada pandangan dan ucapan Bram.

"...Gue siapa ?"

"B bbram"

"Gue siapa, Al ?" ulang Bram.

"Ketua Geng WILD. Si Preman yang maju paling depan dan bertahan sampai akhir"

"Dan gue siapa, Al ?" Tekan Bram sekali lagi.

"Pacar gue" Alya menghela nafas. Lega. Bram menggangguk.

"Denger..." kini Alya mengangguk. "...Lo gak bakal sendirian, kalo Lo gak liat gue. Gue pastiin selalu ada di samping belakang atau mungkin depan Lo"

"Paham. Hm ?" Alya mengangguk.

Kemudian Bram memutar tubuh Alya menghadap ke arah jalan yang harus ia lewati.

"Event Lo gak liat gue. Gue tetep gak bakal biarin Lo sendirian" bisik Bram tepat di telinga Alya dengan posisi kini ia di belakang Alya.

Memejamkan mata sesaat. Meresap setiap kata yang ia dengar dari Bram. Mengumpulkan kepercayaan diri. Betapa ini sangat mengacu adrenalin Alya.

si BramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang