"Tapi Bep... "
"Apa? "
"Jamnya bagus itu, boleh gak yah gue pajang dirumah buat dikoleksi. "
"Ambil aja sih, sayang kalo dibuang. "
"Buang aja disayang, guenya kapan disayang? "
"Receh sumpah, Mel. " balasku acuh.
"Lo gak mau nih Mel, yakin? "
"Gak ah buat lo aja, gue itu udah manis nanti kalo makan manis lagi diabetes gue. "
"Serah Mel, gue gak denger gue lagi tidur. "
"Hahaha.. Gak nyangka Bebep gue bisa ngelawak juga, lucu Bep lucu. " ucapnya masih sambil tertawa.
Tak ingin ikut gila dengan membalas ucapan aneh Melvin, akupun diam dan kembali fokus pada dessert ku. Meresapi rasa manis yang meleleh dalam lidahku, kapan lagi aku bisa makan senikmat ini meski setelah pulang nanti aku harus berolah raga untuk menghilangkan lemak.
"Bep, malam minggu nanti lo jadi tampil di Opera? "
"Jadi, kayak biasa. "
"Gue ikut yah, boleh yah? "
"Iya, ambil aja tiketnya nanti dikamar gue sekalian kasih buat Bunda. "
"Bonyok lo nanti dateng? "
"Pasti. "
Setiap penampilanku digelar, aku selalu meminta empat tiket khusus untuk orang terdekatku yaitu kedua orangtuaku dan Melvin salah satunya karena setidaknya dia mampu membuatku sedikit terhibur.
"Lo gak capek apa setiap minggu tampil di Opera? "
"Buat bonyok, gue rela. "
"Gue kasihan sama tubuh lo. "
Mendengar itu, fokusku yang masih memakan dessert ku pun langsung terhenti dan menatap Melvin seutuhnya.
"Maksud lo ngomong gitu apa? "
"Jujur aja, Bep. Gue sedih liat lo harus berjuang keras latihan biar bisa tampil diakhir minggu, padahal tugas sekolah kita itu banyak. Belum lagi gue kasihan sama badan lo yang cuma bisa makan sayuran mentah buat makan, lo tahu gue gak tega liat lo gitu. " jelas Melvin, aku dapat merasakan perubahan dari nada bicara dan raut wajahnya.
"Lo.. Tahu? "
"Gue tahu, pasti setelah ini lo bakal olah raga dan absen buat makan malam. "
Mendengar itu aku semakin diam, aku tak pernah memberi tahu Melvin soal itu dan aku selalu berbohong tentang keadaanku tapi tak disangka Melvin mengetahuinya sendiri dan entah sudah berapa lama Melvin tahu.
"Gue tahu, lo pengen banget bonyok lo bangga sama lo dengan tampil balet di setiap minggu. Gue gak akan larang lo karena gue gak ada hak, gue cuma bisa dampingi lo dalam keadaan apapun. "
Mataku membasah, air mata menggenang dipelupuk mataku. Akupun langsung menarik Melvin kedalam pelukkanku dan menangis disana, kurasakan Melvin juga membalas pelukanku tak kalah erat.
"Thanks, kalo gak ada lo mungkin gue gak akan bisa bertahan. " bisikku.
Melvin tak membalas, dia semakin mengeratkan pelukkan kami hingga satu perkataan dari Melvin merubah segalanya.
"Bener ya kata si Yana, empuk bener dah. "
"Melvin anjing! " umpatku langsung mendorong tubuh Melvin.
"Ukuran lo berapa, bep? Gede bener. "
Plak!
...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝚁𝚒𝚍𝚍𝚕𝚎 𝙲𝚞𝚝𝚎 𝙱𝚘𝚢 [END]
Teen FictionNama lengkapnya adalah Ananda Melvin Pramayoga, biasanya aku memanggilnya Melvin dan dia adalah sahabatku. Menurut orang lain, Melvin itu lucu dan menggemaskan meski aku tak bisa menampik itu tetapi bagiku dia sangatlah menjengkelkan. Tapi ada sua...
Part 2 [ MoodBoster ]
Mulai dari awal