"Hyung aaahh!" Pekik Doyoung saat nipple nya di gigit dari balik kaos yang dikenakan.
Taeil mengangkat kaos yang Doyoung kenakan diatas dada, mulut dan lidahnya terus mengerjai nipple mencuat yang siap untuk dihisap. Nafas Doyoung tersengal, salivanya mengalir disisi bibir hingga membasahi pipi dan rahangnya.
"Akhnghh"
Sejak kapan celana pendek yang Doyoung kenakan lepas, memang sangat handal tangan seorang Ceo Moon ini. Doyoung hanya pasrah saat tubuhnya dijamah oleh Taeil, semua terasa sangat nikmat sampai Doyoung tidak dapat berpikir jernih saat berhubungan seks dengan Taeil, jika dipikir mereka sudah lama menikah namun gairah Doyoung terus meningkat seiring Tubuhnya ini sangat menginginkan Taeil untuk menyentuhnya.
"Cepathh" Doyoung menutup matanya menggunakan lengannya, enggan melihat wajah Taeil.
Taeil menarik pelan lengan Doyoung, namun laki-laki manis itu masih memalingkan wajahnya. Dikecupnya pipi chubby Doyoung meminta agar pria itu menoleh untuk menatapnya.
"Jangan memalingkan wajahmu sayang"
"Hyung, apa kau mau berjanji padaku?" Taeil tersenyum menyingkirkan poni rambut Doyoung untuk Ia cium kening itu.
"Berjanjilah padaku untuk memiliki momongan setelah ini"
Taeil terdiam, posisi yang awalnya mengungkung Doyoung kini terbangun untuk duduk dipinggir ranjang. Doyoung tampak kebingungan karena tumben sekali Taeil menghentikan aksinya.
"Biar aku pikirkan terlebih dahulu"
"Kenapa hyung?" Doyoung mengalungkan tangannya dari belakang.
Taeil membalikan tubuhnya, membalas pelukan dan memangku Doyoung. Mata Doyoung terpejam menikmati belaian tangan Taeil di wajahnya. Keduanya melupakan kegiatan yang sebelumnya mereka kerjakan, sebenarnya perubahan sikap Taeil bukan hal aneh bagi Doyoung karena terkadang Taeil suka berhenti ketika memikirkan sesuatu. Apakah Taeil memikirkan mengenai anak yang Doyoung inginkan?
Doyoung tahu kalau Ia adalah laki-laki yang tidak akan bisa hamil dan menghasilkan keturunan, namun 'pasangan' mana yang tidak ingin memiliki seorang momongan? Apa yang Taeil pikirkan sehingga sikapnya berubah.
"Doyoung, aku tidak siap jika harus memiliki anak dari meminjam rahim seorang wanita. Itu pasti mengganggu karena pasti wanita itu akan menghancurkan pernikahan kita" Taeil berbicara sangat serius sampai Doyoung tak kuasa menahan tawanya.
"Hyung, kau terlalu banyak melihat drama di televisi. Kita bisa mengambil anak dari panti asuhan bukan?" Doyoung menjawabnya seraya terkekeh
"Apa kau yakin? Mereka bukan keturunan dari kita sayang"
"Jika tentang pinjam rahim yang kau permasalahkan, aku memilih mengambil dari panti asuhan saja hyung tidak masalah bukan? Asalkan kita bisa mendidiknya pasti sifat dari kita pun akan menurun padanya" Taeil kembali diam, membuat Doyoung kesal karena Taeil seperti tidak setuju dengan pernyataannya.
Doyoung tampak marah, terlihat dari raut wajah yang dipasang. Pria itu meninggalkan Taeil dengan kaki yang dihentak-hentakan. Tidak peduli dengan Taeil yang memanggil namanya, Doyoung akan tetap marah pada Taeil yang mengabaikannya.
Suara pintu yang dibanting terdengar dari ujung mansion disusul dengan isakan setelahnya. Taeil tidak bisa masuk kedalam karena pintubyang dikunci dari dalam. Pria yang merasa bersalah ini hanya mengusap kasar wajahnya, Doyoung enggan membukakan pintu. Dengan demikian Taeil harus memutar otak untuk meluluhkan hati Doyoung.
Cara pertama yang Taeil lakukan adalah memohon pada Doyoung sampai rela menunggu Doyoung mebukakan pintu untuknya. Tapi sepertinya cara tersebut terlalu kuno dan Doyoung tidak akan mudah begitu saja membiarkan Taeil masuk.
Cara kedua Taeil sedikit mengancam tetapi kembali menciut karena ancaman Doyoung lebih parah dan Taeil tidak akan membiarkannya. Karena ulahnya sendiri Taeil menjadi khawatir dengan keadaan Doyoung didalam sana. Taeil menghela nafas panjang, hal terakhir yang akan Ia selalu lakukan dikondisi apapun.
"Doyoung sayang?" Taeil mengetuk pintu,
"Sayang, biarkan aku masuk,"
"Ayo kita melakukan program untuk anak"
Kalimat terakhir yang Taeil ucapkan ampuh untuk Doyoung membukakan pintu. Coba lihat wajah siapa yang berseri-seri, tentu saja Doyoung. Tanpa basa-basi Doyoung menghambur memeluk erat Taeil.
"Sungguh?" Doyoung tampak sangat bahagia mendengarnya, Taeil tersenyum tipis.
"Ya, ayo kita cari wanita untuk kita pinjam rahimnya" Doyoung mengangguk semangat.
"Hyung aku senang sekali. Terima kasih" Doyoung tak segan-segan mencium bibir Taeil hingga suaminya kewalahan.
.
.
.
Doyoung dan Taeil baru saja bertemu dengan wanita yang akan menjadi perantara anak mereka. Wanita muda cantik yang siap untuk dipinjam rahimnya, sebelumnya Doyoung dan Taeil juga sudah mengunjungi dokter kandungan membicarakan masalah bayi tabung yang nantinya akan ditanamkan pada wanita yang sudah mereka temui ini."Wendy noona cantik ya hyung!" Doyoung sangat excited membicarakan mengenai program anak mereka, sedangkan Taeil masih tidak menunjukkan ekspresi yang menyenangkan.
"Kau lelah? Kenapa hanya diam?" Doyoung menoleh melihat wajah Taeil yang sedang menyetir mobil.
"Maaf Doyie akhir-akhir ini banyak sekali pekerjaan"
"Tidak masalah hyung! Nanti aku buatkan teh chamomile agar lelahmu hilang!" Doyoung berseru bahagia membuat Taeil tersenyum melihat tingkah suaminya.
"Terima kasih sayang"
Kisah keluarga Moon akan dimulai dari sekarang, berawal dari pernikahan yang sudah mereka jalani hingga nanti seorang anak yang akan mewarnai ditengah-tengah kehidupan Taeil juga Doyoung. Harusnya Taeil tidak perlu khawatir karena Doyoung selalu ada disisinya, pria yang telah mencuri hatinya.
Terlepas dari semua itu pikiran yang selalu menghantui kepalanya masih tetep berputar. Suatu kekhawatiran yang Taeil tidak bisa Ia bicarakan dengan Doyoung. Suatu saat Taeil akan bisa menerima, Taeil pastikan dalam waktu dekat.
TBC
Halo-halo sequel dari Four Seasons akan menemani kalian! Terima kasih para pembaca yang sudah membaca book Four Seasons 💛
Aku harap sequel ini tidak akan mengecewakan kalian 💛
Sambil menunggu ramai, jadi sequel ini sedikit slow update ya👉👈
Xoxo 🌙🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Baby!! [Moon Taeil x Kim Doyoung]
Romance[Sequel of Four Seasons 🍃🍃] If they were meant to be in your life, nothing could ever make them leave. If they weren't, nothing in the world could make them stay. 🌕 ⚠️ BxB Area ⚠️ Mature content 🔞 ⚠️ Skip if you homophobic
Want! 🔞
Mulai dari awal