16. Blue

2.6K 435 45
                                    

Jawa Tengah |14 Juni 2021
By : GwenXylona

-Blue-

Menurut Jeno, segalanya itu beralasan. Bahkan ketika lo tidur pun itu ada alasannya. Jeno tidak tahu apakah dirinya termasuk kedalam jajaran manusia berhati busuk, atau cowok brengsek yang mempunyai banyak kesalahan terhadap banyak wanita, setahunya, dirinya hanya mempunyai satu mantan pacar, itu pun alasan mereka putus kala itu karena pacarnya meninggal karena kecelakaan.

Kini semua yang dirinya lakukan juga sangat beralasan, namun mengapa disini terlihat seolah dirinya begitu kurang ajar dan begitu brengsek. Kata orang, ribuan kebaikan akan kalah dengan satu kejahatan, itu benar adanya. Manusia itu naif, begitu naif hingga tak sadar akan kenaifan dirinya sendiri, seperti Jeno.

"Malam itu, lo nggak pulang. Tengah malam, gue tahu apa yang terjadi"

Jeno menatap Jaemin tajam, "Malam itu, gue mabuk, harusnya lo tahu kan?"

Jaemin mengangguk "Tapi lo masih cukup sadar untuk bisa meninggalkan tempat itu dan semuanya, lo bisa pulang dengan selamat. Lo-nya aja yang memang brengsek!"

Haechan mulai dugun-dugun, disini yang masih tenang hanya dirinya, Renjun masih bekerja, mungkin satu jam dari sekarang akan kembali, niatnya mereka berempat akan mulai latihan bermusik, namun entah kenapa Jaemin mood-nya hancur dan malah menyemprot Jeno berbagai pertanyaan yang menjurus ke-marah-nya seorang Jaemin Biantara.

Jeno masih mencoba untuk tidak melakukan hal yang tidak baik. Dia membuang napas "Satu, lo harusnya nggak ikut campur. Dua, lo nggak ada hubungan apa-apa sama masalah ini. Tiga, lo nggak tahu apa-apa!"

"Satu, setiap tidur gue mikirin lo. Dua, kalau masalah ini belum selesai gue nggak bakal bisa tidur dengan tenang. Tiga, lo sahabat gue. Empat, lo salah dan harus gue benerin. Lima, lo punya ribuan alasan baik tapi lo terlalu naif. Enam, lo gila dan harus gue sadarin. Tujuh, lo melihat manusia hanya sebelah mata. Delapan---"

"Shut up!! Perlu gue tandai kalau gue nggak nyuruh lo melakukan apapun, Jaemin."

Jaemin mengangguk lagi, sorot matanya begitu tajam dan menyeramkan "See,,, lo emang bajingan. Nyokap lo juga wanita, bangsat."

Jeno tertegun, begitu pula Haechan. Jaemin benar-benar marah kali ini, dan penyebab anak itu meluap-luap masih belum diketahui oleh keduanya.

Jaemin berdiri "Panggil kalau Renjun udah pulang" tukasnya kemudian berlalu pergi.

"Dua hari lagi, kiamat kecil datang didalam hidup lo, Jeno."

Itu kalimat terakhir Jaemin yang dapat Jeno dengar, dua hari yang lalu Jaemin mengatakannya, dua hari pula dirinya tak bertegur sapa dengan Jaemin. Entahlah namun Jaemin menghindarinya, seolah dirinya begitu kotor untuk didekati. Kini Jeno mengerti mengapa Jaemin seperti itu dua hari yang lalu, kini Jeno mengerti mengapa Haechan dan Jaemin begitu marah saat tahu dirinya, kini Jeno tahu jika dirinya memang begitu zina.

Kiamat itu datang ketika Nancy mendatanginya ketika dirinya dia area parkir sesaat setelah dirinya memarkirkan motor, baru beberapa langkah berjalan Nancy tiba-tiba didepannya, sorot mata gadis itu terlihat sedih, bibirnya pucat.

Jeno menyirit "Nancy?"

Nancy mendongak, mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya dan memberikannya kepada Jeno, mengambil tangan kanan Jeno dan meletakkan sesuatu disana.

Sebuah test pack dengan dua garis biru adalah apa yang menjadi pusat perhatian Jeno. Dia adalah mahasiswa kedokteran, tahu apa maknanya, dan tahu apa yang dirinya perbuat malam itu.

Linier [Babu Lee]Where stories live. Discover now