Chapter 42 • Gatra-Galitzer •

Mulai dari awal
                                    

"Calissta, maaf ngerepotin. Aku aja agak bingung sama diriku sendiri," cicit Berlyn dengan wajah menunduk lugu, gadis itu benar-benar serius meminta maaf hanya saja malu untuk menatap.

Ia merasa sudah menyusahkan Gatra dan juga Calissta, dan bahkan juga Alisha dan Ivana.

"Nggak usah minta maaf, Berlyn. Hitung-hitung juga gue belajar nahan kesabaran buat nggak bunuh orang," jawab Calissta polos sambil memberikan Beryn senyuman lebar yang anehnya di balas oleh senyuman lebar juga oleh Berlyn.

Sepertinya Berlyn tak mengerti maksud terselubung dari ucapannya itu. Alisha dan Ivana yang berjalan sejajar di belakang mereka bahkan sedang menahan tawanya habis-habisan, Calissta menoleh ke belakang memberikan tatapan tajamnya agar mereka menutup mulut.

Sampai di lantai bawah mereka langsung di hadapkan dengan Banu dan Hera yang sedang menurunkan beberapa barang belanjaan mereka di lantai dapur. Terhitung dua kantong besar yang di dalamnya ada bahan makanan dan beberapa snack yang mereka yakini kesukaan Berlyn. Terbukti dari banyaknya es krim terlihat disana.

Berlyn dengan kekeh melepaskann tangannya dari Calissta agar bisa menghampiri mereka, walau dengan sedikit pincang, ia tetap bisa berjalan dengan senyum terukir lebar.

"Mamaaaa papaaa, kemana ajaa? Berlyn kangeenn mamaa sama papaaa," ujar Berlyn dengan manja sambil bergerak memeluk mamanya, ia menenggelamkan wajahnya penuh sayang.

"Mama sama papa habis dari supermarket, sayang. Belanja bulanan sekaligus mama mau masak makanan kesukaan kamu nanti malam."

"Hmm, ayam goreng? Mie goreng? Es krim?" Tanya Berlyn penuh semangat.

"Rahasia," jawab Hera dengan senyuman kemudian mengecup ujung hidung Berlyn penuh gemas.

"Sudah enakan badannya, nak?" Tanya Banu pelan dengan tangan kananya mengelus rambut Berly perhatian. Tak lupa ia memberikan senyum kecilnya.

Berlyn mengangguk, "Sedikit, soalnya ada Calissta, Ivana, sama Alisha jadi Berlyn nggak terlalu mikirin sakitnya, pa."

Calissta, Ivana, Alisha langsung memberikan senyum mereka secara serempak saat Banu dan Hera menatapmya. "Kalian diam disini aja sampai malam, sekalian ikut makan malam aja ya."

Alisha tertawa kecil lau mengangguk ramah, "Iya, tante. Maaf kalau misalnya kita ngerepotin om sama tante."

Banu tersenyum ramah menjawab itu, "Ah nggak apa-apa, santai aja. Hitung-hitung sebagai tanda terimakasih saya karena udah jaga Berlyn di saat saya sama istri lagi di luar."

Alisha, Ivana, dan Calissta membalas senyuman itu kembali dengan ramah. Banu dan Hera kembali sibuk dengan kegiatan mereka memasukkan barang belanjaan mereka ke dalam kulkas.

"Huftt, untung cuma firasat doang. Syukur lah dia nggak dateng kesini," gumam Alisha tanpa sadar dengan mata menerawang, menunduk menatap lantai.

"Hah? Lo ngomong apa?" Tanya Ivana.

Alisha langsung mengerjap tersadar kemudian menggeleng, "Nggak ada apa-apa, Van."

"Tapi kayaknya tadi gue ada denger lo ngomong," jawab Ivana dengan kernyitan.

"Nggak, salah denger kali," elak Alisha sambil berbalik berjalan keluar dapur. "Om, tante, kita bertiga balik ke kamar Berlyn dulu ya," tukas Calissta sambil melambaikan tangan pada Hera, Banu, juga Berlyn.

GAVIZTRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang