Sembilan || GTTS

Mulai dari awal
                                    

Gisel menghembuskan nafasnya panjang. "Iya gapapa kok, Zi. Gue ngerti keadaan Lo. Kalo Vania sama Yura, gimana?"

"AYO LAH! TAPI NONTON DRAKOR YA, SEL? SIAPIN JUGA MAKANAN" Teriak Yura semangat 45 kepalanya mendongak menatap Gisel

"SIAP! KALO ITU GUE JUGA TAU, RA. YOK LO MAU KAN?" Balas Gisel berteriak

"Gak usah teriak teriak! Berisik tau, jarak kalian deket juga" Ucap Vania sudah berapa kali dirinya mengingat kan untuk tidak berteriak

"GAK BISA" Sahut Gisel dan Yura serempak. Zia tertawa pelan melihat kelakuan ketiga sahabatnya

"Van, Lo ikut ya?" Tanya Yura dengan memasang  puppy eyes nya sambil menangkupkan kedua tangannya

Vania menatap Yura dengan datar. "Gak tau males"

"Ihhh, Van. Masa gak ikut sih, Ikut ya please," Gisel merayu Vania. Memang Vania ini sama seperti Zia susah sekali di ajak kumpul

Vania selalu beralasan males atau mau belajar dan katanya mending rebahan di kasur daripada harus kumpul gak jelas, sedangkan Zia kalian pasti tau kan? Keluarga Zia itu keras jadi pasti tidak boleh bepergian malam

"Lo, keterlaluan Van. Kalo gak ikut gue nangis nih, hiks..." Yura pura pura menangis

"Ikut aja Van, kalo di bolehin sama Daddy Lo. Kalo gak di izinin gak usah" Kata Zia sambil menatap Vania

"AYOOO IKUT! GUE JANJI BAKAL BELIIN APA YANG LO MAU DEH" Teriak Gisel dengan semangat

"Oke! Beliin topi sama sneaker keluaran sekarang!" Ucap Vania dengan mantap

"Gitu dong! Iya nanti gue beliin. Zia juga mau gue beliin?" Tanya Gisel kepada Zia

Memang mereka suka saling membelikan barang atau makanan satu sama lain. Dan bukan memakai uang orang tua tapi uang mereka sendiri

Zia menggelengkan kepalanya. "Gak usah, Sel. Makasih"

Suara langkah kaki terdengar sedikit nyaring, terlihat pria paruh baya tengah berjalan sambil membawa buku yang sedikit tebal

"Kalian belum pulang?" Suara bariton itu terdengar di indera pendengaran keempat gadis

"Eh, Pak Bardi. Iya pak belum pulang. Kenapa ya, Pak?" Tanya Zia ramah saat melihat Pak Bardi masuk ke kelas nya

"Belum Pak, biasalah lagi nyolong WiFi" Jawab Gisel dengan enteng, Siapa juga yang nyolong WiFi Gisel? Emang nih bocah ngadi ngadi

"Nyolong WiFi dari Hongkong! Gak ada tuh nyolong WiFi bohong, Pak si Gisel mah" sahut Yura sambil melambai lambaikan tangannya

"Iya-iya, kalo nanti pulang jangan langsung nongkrong dulu. Langsung pulang kerumah ya" Jawab Pak Bardi

"Siap Pak!" Sahut mereka serempak

"Zia, bapa boleh minta tolong?" Lanjut  Pak Bardi

"Boleh, Pak. Minta tolong apa?"

Pak Bardi menyodorkan buku tebal itu yang bertuliskan Fisika. "Tolong berikan buku ini pada Alamsyah ya. Bapa ada rapat di luar jadi harus buru buru, Kamu tau kan? Alamsyah kelas XII IPS 1"

Zia mengambil buku tebal itu dan mengangguk. "Iya pak, Zia tau. Nanti Zia kasih sama Alam"

"Makasih ya, Zia. Kalo begitu bapa pamit ya anak-anak" Pak Bardi berpamitan dan meninggalkan kelas

"Iya Pak" Jawab mereka lagi serempak

"Zia, Lo mau kasih buku itu sama Alam?" Tanya Yura sambil menatap Zia

Zia mengangguk "Iya, emang kenapa? Udah di amanatin juga sama Pak Bardi"

"Emm...Lo, gak takut gitu? Alam kan temennya Kenan. Intinya Ardolph" sahut Yura sambil menggigit bibir bawahnya

"Iya tau kok, lagian Gue gak tau Kenan yang mana. Gue tujuan nya mau ke Alam"

Gisel membulatkan matanya begitupun dengan Yura yang mengangga. "Zi, demi apa Lo gak tau Kenan?! Lo udah sekolah lama disini, tapi gak tau Kenan?! Parah sih!"

Zia melirik Gisel dengan tampang polosnya. "Gak penting juga, Sel. Gue cuma denger doang namanya"

"Lo, aslian gak tau Kenan. Zi?" Tanya Vania akhirnya bersuara

Zia menggelengkan kepalanya tanda tak tau. "Iya gue gak pernah liat, atau mungkin gue pernah liat cuma gak tau aja"

"Gila sih! Masa iya Lo gak tau ketuanya Ardolph?! Geng yang terkenal di antara semua SMA" Kata Yura heboh

"Gue tau dia ketua Ardolph, cuma gak tau orang nya aja. Lagian juga gak penting toh?"

"Ck! Iya deh iya, terserah Lo ae. Ya udah sekarang anterin bukunya" Yura menyuruh Zia

"Iya, kalian mau ikut?"

Yura dan Gisel saling pandang lantas kompak menggelengkan kepala mereka. "Gak, gue gak mau ikut. Lo aja hehe sana"

"Iya Zi, gue gak mau Lo aja deh sana" Gisel mengibaskan tangannya

"Kenapa? Bukannya, Yura. Suka liat cogan ya? Mereka kan cogan" Zia terkekeh geli

"Ishh! Iya sih gue pecinta cogan, tapi gak mau ah sama mereka mah. Takut" Jawab Yura sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal

"Bukannya, Lo suka sama Revan ya. Ra?" Celetuk Vania sambil menaik turunkan halisnya

Pipi Yura memerah kepala nya ia tundukan karena takut ketahuan teman temannya, jika pipi nya memerah.

"A-apa sih! G-gue gak suka Revan ya. Jangan nuduh deh Lo, Van" jawab Yura sedikit gugup

"Pipinya merah ey! Kenapa tuh, neng?" Gisel mencolek dagu Yura

"H-hah? Gak ada tuh, jangan ngadi ngadi deh Lo. Sel" Yura mengerucutkan bibirnya

"Cieee...Yura cieee" Zia ikut ikutan menggoda teman

"Ihhh! Ari saria teh kunaon? Ges ah jadi era kan urang" Ujar Yura dengan logat Sunda dan menghentakan kakinya kasar dirinya sudah dibuat kesal sekaligus malu

Ketiga temannya saling lirik melirik karena kurang mengerti dengan ucapan Yura, detik kemudian mereka tertawa melihat Yura yang kesal dan malu

"Udah-udah, Kita cuma bercanda kok. Ya udah kalian duluan aja balik" Zia mengambil tas dan mulai memakai nya

"Lo, gak akan balik bareng kita?" Tanya Vania

Zia menggeleng. "Gak usah Van, Zia pulang sendiri aja"

"Yakin? Gak mau bareng aja" sahut Gisel tangannya bersedekap dada

"Iya yakin, Zia mau nganterin ini dulu" Zia memperlihatkan buku tebal itu

"Ya udah, gue sama yang lain duluan ya" Pamit Gisel kepada Zia

"Gue juga ya Zi, kalo ada apa apa kabarin. Okee?" Ucap Yura tangannya membentuk telepon dan menempatkan pada telinga kanan nya

Zia mengangguk dan berjalan keluar kelas diikuti ketiga temannya

"See you, Zia." Yura menempelkan tangan pada bibirnya dan memberikan nya pada Zia

"Bay, Zi. Kita duluan ya" Pamit Gisel di ikuti oleh Vania yang melambaikan tangannya

"Iya, hati-hati." Zia mengangguk dan tersenyum

Ketiga gadis itu berjalan mulai menjauh dari Zia. "Waalaikumussalam" Zia mengucapkan salam untuk mengingatkan teman temannya

Ketiga gadis itu menghentikan langkahnya dan kemudian berbalik badan. "ASSALAMUALAIKUM" Teriak mereka serempak lalu menyengir pada Zia

Zia tersenyum mendengar nya. "Waalaikumussalam"

                         ****
Assalamualaikum, Hai guyss gimana nih kabarnya? Pasti baik ya?😄

Okee, makin sinis fix makin random aja😭😂

Kalo baca jangan lupa votmen ya!🤗🙏

Follow juga jangan lupa ya! Makasih yang udah follow🤗🙏

KENZIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang