Saat istirahat, sebenarnya Queen diajak oleh Kayla untuk pergi ke kantin bersama. Namun, ia sempat menolak, karena Queen belum menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Bu Ariani.
Setelah tugasnya sudah selesai dan ia sudah mengumpulkan bukunya di meja sang guru. Akhirnya, Queen memutuskan untuk pergi ke kantin menyusul Kayla. Namun, ketika ia melewati toilet, sayup-sayup terdengar suara dua orang perempuan sedang membicarakan sesuatu. Sepertinya, pembicaraan tersebut terdengar sangat penting.
Karena rasa penasaran, Queen pun mendekat ke toilet, lalu menempelkan telinganya ke pintu toilet yang tertutup rapat.
"Aku tahu Queen udah berubah," ujarnya.
Sontak, Queen terkejut ketika mendengar namanya disebut-sebut. Mengapa mereka melibatkan dirinya dalam pembicaraan itu?
"Iya, Queen emang udah berubah, dia jadi baik. Tapi kenapa waktu itu kamu teriak-teriak saat Queen megang tangan kamu, Lin? Aku yakin, dia cuma mau minta maaf sama kita."
Lin? Apakah dia Elina? Daripada banyak berpikir, Queen kembali mendekatkan telinganya ke pintu dan lebih menajamkan pendengarannya. Dia ingin tahu kelanjutan dari pembicaraan ini.
Terdengar kekehan dari sana. "Aku tau Queen mau minta maaf. Tapi, aku udah terlanjur benci sama dia!"
"Ke--kenapa?"
"Karena dia udah menginjak-injak harga diri aku selama ini, Kania. Dia selalu ngebully aku tanpa ampun. Makanya, aku benci banget sama dia dan aku mau Queen terlihat jelek di mata Gara untuk selama-lamanya."
"Elina, semua orang pasti punya kesalahan. Kamu jangan kayak gini, niat dia baik kok cuma mau minta maaf. Itu berarti, dia udah sadar akan kesalahannya selama ini."
"Gue tetep benci sama dia!"
Sudah Queen duga, Elina memang menyimpan dendam kepada dirinya. Ini tidak bisa dibiarkan, Queen akan berbuat sesuatu yang akan menampar telak hati Elina. Seorang Alqueena tidak akan bisa dikalahkan oleh siapa pun, apalagi dikalahkan oleh cewek yang selama ini sudah menjadi target bully-nya.
"Lo berani sama gue, Elina? Lo liat aja nanti, apa yang bisa gue lakuin ke lo," gumam Queen. Ya, sikap jahatnya muncul kembali, ini semua gara-gara Elina. Jika saja Elina tidak memulainya dulu, maka Queen tidak akan memunculkan sikap jahatnya yang sedemikian rupa telah ia pendam dalam-dalam.
°°°°°°
"Lo dari mana aja si? Kok lama banget," ujar Kayla. "Dari tadi gue makan dan minum sendirian di sini. Gue nungguin lo, tapi lo nggak dateng-dateng!" Gadis itu terus saja mengoceh karena kedatangan Queen yang sangat terlambat.
Queen duduk di samping Kayla. Kemudian menjawab, "Gue baru aja tau kebenaran seseorang."
"Ha? Kebenaran apa?" Kini, Kayla menatap serius wajah sahabatnya.
"Ck! Lo nggak perlu tau-lah, lagian lo juga nggak bakal ngedukung gue, karena gue mau berbuat jahat sama seseorang," ucapnya.
"Ye ... gitu amat lo sama sahabat sendiri! Eh? Tunggu-tunggu, apa lo bilang? Lo mau berbuat jahat sama seseorang?"
Tentu saja Queen mengangguk. Toh, memang benar ia ingin segera menyakiti Elina. Queen sudah sangat kesal melihat wajah sok polos dari gadis itu.
Jujur saja, Queen benar-benar tidak suka dengan manusia bertopeng seperti Elina. Dihadapan Gara dia terlihat sangat lemah, seolah-olah menjadi perempuan yang paling tersakiti di dunia. Namun, di belakang Gara dia malah menjelek-jelekkan Queen, bahkan tujuan balas dendamnya kepada Queen melalui Gara sebentar lagi akan tercapai. Dia sudah membuat Gara sangat membenci Queen.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm not an Evil Female
Teen Fiction(Part masih lengkap) Suka membully adalah sikap yang sangat tidak disukai oleh Sagara Pradita Maheswara. Dan cinta, hilang begitu saja tanpa meninggalkan jejak. Alqueena Caroline adalah gadis yang suka sekali membully orang-orang yang menurutnya lem...