SAVAGE ADRIAN

Mulai dari awal
                                    

Namun rasa sedikit tak terima itu sirna seketika, saat netranya menatap banyaknya wahana yang dulu begitu familiar baginya"kak naik itu yuk! "ajaknya menunjuk salah satu wahana disana.

Adrian tampak terkesiap, menatap bergantian pada arum dan wahana yang baru saja gadis itu pilih "main bola aja rum, lebih aman. "sahutnya ketika netranya tak sengaja menangkap sebuah permainan bola yang terletak tak jauh di belakang Arum,permainan yang tampak digemari oleh anak-anak itu memang yang paling terlihat normal juga savety di antara yang lainnya .

"kok main bola sih kak? Kita bukan anak kecil. Anak besar itu mainnya bianglala . "seru arum tak terima.

"mandi? " Adrian keheranan"orang nggak ada airnya gitu? "

Arum menepuk kepalanya dengan satu tangannya yang bebas " itu istilahnya kak, kalau disitu pakek air ya basah dong jadinya ."

"Aneh."sahut Adrian masih tak habis pikir.

"udahlah, kita naik itu aja! "kekeh Arum.

"tapi itu tinggi banget rum, nanti kalau jatuh ? Gagar otak? Atau sampai kepalanya pecah? No, big no. Keselamatan itu yang paling utama -.."

"bilang aja kakak takut! "potong Arum.

Mata adrian membulat, harga dirinya seolah tersentil mendengar nada bicara Arum yang terdengar penuh ejekan "nggak, nggak ada kata takut dalam kamus seorang Adrian ."katanya jumawa ,sementara dalam hati merapal do'a"lo bisa adrian, haram hukumnya kalau sampek lo kelihatan lemah di mata Arum.lo itu ketua pandawa, the best guy from bimantara. "batinnya mencoba menguatkan.

"ya udah ,ayo !"ajak arum seraya menarik tangannya yang saling bertautan dengan adrian, hingga mau tak mau pria itu pun mengikutinya dengan raut yang tak dapat dijelaskan .

"pak, tiketnya ya! Buat dua orang ."tuturnya pada seorang pria bertopi dengan tas kecil yang melingkar di perutnya.

"30 ribu neng."

Arum mengangguk sebelum kemudian merogoh totebaghnya, gerakannya terhenti ketika tangan adrian menahannya "biar aku yang bayar.! "kata adrian seraya merogoh kantong celananya sebelum akhirnya
menjulurkan kartu berwarna hitam pada si pria tersebut .

Tampak kening pria paruh baya di depannya berkerut "ini teh kartu buat apa mas? "tanyanya yang membuat adrian tersentak tak percaya.

"bapak nggak tahu itu buat apa? "si bapak tetap menggeleng membuat adrian memejamkan matanya .

"emang itu buat apa sih mas? "tanya bapak tersebut penasaran.

"apa aja, termasuk buat bapak kaya mendadak. "jawabnya asal seraya memutar otaknya.

"pakeknya gimana mas? "girang si bapak.

"bapak ada mesin buat narik tunai ?"ujar adrian memilih mengabaikan pertanyaan sebelumnya.

Si bapak kembali menggeleng, sementara adrian mendengus kesal "ini tempat apa sih? ."keluhnya frustasi.

"udah pak, ini uangnya."potong Arum dari balik tubuh adrian seraya menjulurkan selembar kertas bermata uang yang langsung disambut si bapak .

senyum sumringah itu terbit begitu saja di wajah yang tampak memiliki beberapa keriput halus tersebut , namun berbeda dengan raut adrian yang tampak masam.

"nanti uangnya aku ganti! "ujarnya pelan namun tegas seolah mencoba menyelamatkan harga dirinya.

Arum sendiri melipat bibirnya kedalam"pakek kartu? "celetuknya membuat Adrian mendengus kesal ,namun tak urung tetap diam.

Tak lama kemudian, terdengar intrupsi yang membuat perhatian keduanya teralih "ini kartunya neng. "kata si pria paruh baya setelah merobek sebuah kertas kecil yang kini telah berada di tangan Arum"bentar ya. "dengan tangan yang berpindah memegang tuas .

HEARTBREAKING (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang