"Hm, ayo." Kedua gadis itu melangkah menuju kantin. Seperti biasa kantin selalu ramai. Tara mengedarkan pandangannya, netra matanya tak sengaja bertemu dengan iris mata Alta. 

"Tara, Dinaa. Ayo duduk sini." Teriak Reno melambaikan tangannya. 

"Ayo ra." Tara hanya bisa pasrah saat tangannya ditarik oleh Dina. Ia duduk disamping Alta. 

"Hai, Tara." sapa Daffa. 

"Hai juga."

"Apa kabar, ra?" tanya Brian. 

"Hm, baik. Lo sendiri?"

"Baik juga."

"Dina, lo makin cantik aja deh." Puji Darren. 

"Bisa aja lo." Dina tersenyum malu. 

"Mau makan apa?" tanya Alta menatap gadisnya. 

"Hm, bakso sama es teh manis aja deh." Jawab Tara. 

"Darren, pesenin!" Perintah Alta. 

"Loh kok jadi gue sih?" Darren tak terima. 

"Cepet!" desak Alta menghunus tatapan tajam. 

"Iya-iya, huh, sabar." Darren bangkit dari duduknya dengan wajah kesal. Bibirnya komat-kamit, menggerutu. 

"Tangan kamu kenapa?" tanya Tara, meraih tangan Alta yang dibalut perban. 

"Kamu berantem ya? Sama siapa? Kok bisa luka gini sih?” cecar Tara dengan berbagai pertanyaan. 

    Alta tak menjawab, ia hanya tersenyum. Senang rasanya, dikhawatirkan oleh orang yang kita cintai. Apalagi melihat wajah Tara yang cemas. 

"Kok malah senyum sih? Jawab! Tangan kamu kenapa?!" Tara berdecak kesal, bukannya menjawab Alta malah tersenyum. 

"Nggak papa. Ini cuman kena air panas.” Jawabnya. 

"Kok bisa? Udah diobatin gak?"

Shut!

"Kamu cerewet juga ya ternyata?" Ucap Alta menutup bibir Tara dengan jari telunjuknya. 

"Ya habisnya kamu diam aja sih, aku kan nanya." Balas Tara mengerucutkan bibirnya. 

Alta terkekeh. "Aku gak papa sayang. Jangan cemberut gitu mukanya."

"Bener? Udah diobatin? Gak sakit lagi?"

"Iya, sayang."

"Duh, bisa gak sih kalau mau pacaran jangan disini. Kasian orang yang jomblo." Sindir Reno.

"Dunia terasa milik berdua ye?" sahut Daffa.

"Iya, kita cuman numpang." Balas Reno ketus.

"Lo aja kali." Timpal Daffa.

"Miris, nasib jomblo gini amat dah." Ungkap Reno patah hati. 

"Mau punya pacar, Ren?" Tanya Brian. 

"Mau sih, tapi ceweknya gak peka." Jawab Reno, sesekali melirik Dina. 

"Ada cewek yang lo suka?" tanya Alta. 

"Hm, tapi sayang dia masih belum sadar." Dina menunduk malu, ia jadi salah tingkah. Kenapa setiap Reno menjawab, lelaki itu selalu meliriknya. 

"Siapa?" tanya Tara penasaran. 

"Mau tau atau mau tau benget?"

"Ck! Lama, tinggal kasih tau aja!"

"Cewek yang gue suka itu." Dina meremas roknya, tak berani mengangkat wajah apalagi dari tadi Reno terus saja menatapnya.  Mengapa ia jadi gugup? Tatapan Reno sendu, mengandung makna lain. Ada perasaan aneh yang menyelimuti hati Dina. 

"Siapa Ren?" Tara sudah sangat penasaran. 

"Ya rahasia lah. Hahaha." Jawab Reno tertawa terbahak-bahak. 

    Wajah Tara menggelap, atmosfer terasa berat dan mencekam. Reno menelan saliva, hawa dingin menusuk permukaan kulitnya. 

"Sorry ra, nanti lo juga tau." Ucapnya. 

"Dah lah, gue gak tertarik lagi. Udah basi."

"Sabar ra, si Reno emang ngeselin orangnya." Imbuh Daffa. 

"Kalian semua pada kenapa?" tanya Darren yang baru datang membawa nampan berisi makanan. 

"Nggak papa, thanks ya." Tara melahap baksonya, sementara Darren masih saja bingung. Apa yang terjadi pikirnya?

"Pelan-pelan, nanti keselek." Ucap Alta. 

"Iya, aku tau." Balas Tara sangat kelaparan. 

"Pulang sekolah nanti aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

"Ke mana?"

"Ada lah, nanti kamu juga tau."

"Hm."

"Oh iya guys, bentar lagi SMA kita mau tanding basket loh." Seru Darren penuh semangat. 

"Oh ya? Siapa lawanya?" tanya Dina.

"Biasa, anak SMA sebelah."

"Ohh." Dina hanya manggut-manggut.

"Kalian jangan lupa nonton kita ya. Kasih semangat gitu loh." Imbuh Reno. 

"Emang kalian yang bakalan tanding?" tanya Tara.

"Iya ra, anak-anak Garuda yang bakalan jadi perwakilan sekolah kita." Jawab Dina. 

"Wah keren dong."

"Ya udah mending kita balik ke kelas ra, udah mau masuk nih." Ajak Dina. 

"Oh iya bener, ayo."

"Aku balik ke kelas ya, Al."

"Hm."

"Kita duluan ya guys." Tara dan Dina beranjak pergi menuju kelasnya. 

"Mending kita balik juga soalnya Bu Rini bentar lagi masuk nih." Ajak Daffa bangkit dari duduknya. 

"Ayo." Anak-anak Garuda juga berlalu pergi meninggalkan kantin. Mereka harus kembali ke kelas sebelum Bu Rini masuk. 

****

TBC

Jangan lupa VOTE nya yah guys!

ALTARA [END]Where stories live. Discover now