20. Fever

2.9K 480 69
                                    

Jawa Tengah | 27 Juni 2021
By : GwenXylona

-Fever-

"Jeno"

Jeno menoleh, suara Jaemin terdengar dari arah ponsel Jaemin yang ada ditengah jalan tadi, disana Jaemin berdiri, tangan kanannya memegang ponselnya, sementara tangan kirinya memegang kresek putih berlogo apotek.

"Jeno..." lirih Jaemin lagi membuat Jeno sadar jika itu benar-benar Jaemin, namun Jaemin terlihat berbeda, wajahnya pucat, darah menetes dari dahinya, siku kananya juga berdarah, pun ada darah yang merembes dari balik celana jeans yang ia kenakan.

"T-tolong"

Jeno segera mendekatinya, tepat saat Jaemin hendak terjatuh, untung saja tepat waktu Jeno memeluknya "Hei hei,,, tenang, kenapa? Kenapa bisa begini?"

"Permisi"

Jeno menoleh, polisi didekatnya "Iya?"

"Saudara Jaemin harus segera mendapatkan perawatan, saudara terluka cukup parah. Terimakasih atas kesaksian yang anda berikan."

Jaemin mengangguk kemudian menggeleng "S-saya baik-baik saja, s-saya akan pulang."

"Baiklah, tetapi anda akan kami antar pulang menggunakan mobil, motor anda akan kami urus"

Jaemin menggeleng "S-saya tidak bisa naik ambulance, Pak. Saya dengan sahabat saya saja, terimakasih."

Pada akhirnya dua sejoli itu pulang dalam keadaan hening, Jeno tahu Jaemin ketakutan mengingat anak itu pernah kecelakaan dan nyaris mati, dia membiarkan saja Jaemin menempelkan kepalanya dibawah tengkuknya.

Jeno jadi heran, kemana malam-malam begini Jaemin pergi tanpa helm membuat dahinya terus saja mengeluarkan darah. "Lo tadi dari mana?" tanyanya.

"Apotek"

"Beli apa?"

"Echan demam, gue beli obat."

"Lain kali pakai helm bisa kan?"

Tidak ada jawaban dari Jaemin, Jeno sedikit tersenyum "Untung lo nggak apa-apa, gue takut setengah mati lihat motor lo ditengah jalan."

"Jangan ngomel bisa nggak, sakit tahu!"

"Gue nggak ngomelin lo"

"Yaudah diem"

"Yaudah"

"Yaudah

"Yaudah"

"Diam!"

Begitu tiba dirumah, keduanya langsung masuk dan naik kelantai dua menuju kamar Haechan. Kala membuka pintu dan memunculkan diri dikamar Haechan, Renjun didalamnya terlonjak kaget, apalagi saat melihat darah menetes dari dahi Jaemin, dia sudah seperti korban kecelakaan, tapi emang korban sih.

"Ya Tuhan lo kenapa?"

"Nih obatnya" Jaemin menyodorkan plastik berisi obat itu.

"Lo kenapa?" tanyanya lagi.

"Dia jatuh, didepan sana ada kecelakaan, dan Jaemin jadi salah satu korbannya. Dari enam korban cuma dia yang selamat, lima lainnya meninggal" Jeno menjelaskan.

"Lo..." Renjun tercekat "Hati-hati tolong, jangan grasa-grusu"

"Dia sakit, obatnya ada di gue, jadi gue cepet-cepet, gitu doang."

"Bukan berarti lo nggak bisa hati-hati" sahut Renjun lagi. "Obatin dia, Jen. Gue urus Haechan dulu"

Jeno membawa Jaemin keluar, Renjunnya mode galak, jadi dia nggak berani lagi. "Kita harus menghindari sapi brahman" lirihnya bikin Jaemin terkekeh pelan.

Linier [Babu Lee]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang