22. WELCOME BACK, LISA

Mulai dari awal
                                    

"Hei, mau apa dia?" Tanya Jimin pada Jungkook yang telah mendudukkan diri di antara kawan-kawannya. Pemuda bermata sipit itu mengernyit heran, sekaligus sedikit berdebar jika mengingat kejadian beberapa hari yang lalu.

Jungkook tak menjawab pertanyaan Jimin, pria itu hanya meletakkan ransel miliknya dan milik Lisa, serta meraih sebatang rokok dan menyulutnya kemudian.

"Key, sebaiknya kau menemani Lisa," Suara Yoongi menguar, mencoba menarik atensi Jungkook yang telah sibuk dengan kebulan asap yang ia hasilkan.

"Tidak perlu hyung, kehadiran ku di sana hanya akan mengganggu pembicaraan mereka berdua..." Jungkook menjeda ucapannya, kembali memainkan asap yang keluar dari belah bibirnya sebelum akhirnya kembali bersuara. "Lagipula, aku yakin Lisa mampu menyelesaikan segalanya dengan baik. Aku tau itu."

•••

Sementara itu di dalam ruangan Namjoon, Lisa mendudukkan dirinya dengan kedua tangan yang bersedekap di depan dada. Kepala gadis itu menunduk, membuat wajahnya semakin tersembunyi di balik topi yang menghiasi kepalanya.

Ruangan menghening, tak ada sedikitpun suara yang menguar baik dari Lisa maupun Namjoon sendiri. Sejak Lisa masuk tanpa mengetuk pintu sekitar lima menit yang lalu, tak ada sedikitpun pembicaraan yang terjadi di antara mereka berdua.

"Ekhem,"

Namjoom berdehem pelan, membuat Lisa seketika mendongakkan sedikit kepalanya. Menampakkan wajah cantiknya yang sedari tadi tersembunyi di balik topi.

"Senang bisa melihatmu kembali Lisa."

Lisa mendecih, merasa muak dengan ucapan manis Namjoon.
"Aku juga senang bisa melihat mu lagi, Namjoon-ah,"

Namjoon tersenyum menangkap arti tersirat yang Lisa lemparkan padanya. Pria bermata sipit itu memang telah memperkirakan segalanya, termasuk Lisa yang tentu marah padanya.

Namjoon menghela napas perlahan, "Sebelumnya, aku minta maaf karena telah memanfaatkan dendam mu itu. Dan ku akui, dari awal aku telah mengetahui segalanya jauh sebelum kau bergabung dengan ku."

Mendengar ucapan Namjoon, tangan Lisa mengepal dengan sendirinya, gadis itu juga menyentuh pipi bagian dalamnya menggunakan ujung lidah tanpa mengendurkan tatapannya pada Namjoon.

"Apa saja yang kau ketahui tentang keluargaku?" Tanya Lisa, namun dengan setiap penekanan di setiap kalimatnya.

Namjoon kembali menghela napas. Pria itu menyandarkan punggung di kursi kebesarannya. Siap untuk berbicara.

"Tentang kedua orang tuamu, aku sama sekali tidak mengetahuinya. Yang aku tahu hanyalah Do Hyun membawa Albern, mendiang kakak mu itu agar ikut bersamanya. Saat itu, aku masih di Korea dan belum bertemu dengan Key. Atau lebih tepatnya, aku masih mendekam di balik jeruji besi."

Namjoon menjeda ucapannya, kepingan memori pria itu kembali melayang. Menyusun kembali segala hal yang terjadi di masa lalu.

"Aku dan Do Hyun pernah bekerja di tempat yang sama, kami adalah kepercayaan perdana Menteri yang menjabat saat itu. Hingga sebuah isu yang merebak begitu saja, membuatku mendekam di balik jeruji besi. Dengan susah payah aku terus berusaha menjelaskan jika aku tak terlibat apapun dalam insiden itu. Namun entah bagaimana, semua bukti jutru mengarah padaku."

Lisa terdiam, berusaha mencermati segala hal yang terucap dari belah bibir Namjoon.

"Tentang Do Hyun dan mendiang kakak mu itu, mereka bertemu secara tidak sengaja. Yang aku tahu, saat itu Do Hyun sangat membutuhkan orang yang mau bekerja padanya. Dan akhirnya, mendiang kakak mu masuk kedalam perangkap Do Hyun. Sampai akhirnya..."

THE PARTNERS (SERIES) || LIZKOOKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang