T I G A P U L U H D U A

Mulai dari awal
                                    

Clay masih kebingungan. Namun berbeda dengan Gino yang langsung maksud apa yang Albie katakan. “Bilang aja amer elah! Sok polos lo Al!” ucap Gino.

“Nah iya! Gue bukannya sok polos ye, Cuma gak mau kelihatan aja kalo sering,” jawab Albie menyengir kuda di ujung kalimatnya.

“Jadi gimana nih, gak ada Clay?” sambung Albie pada Clay.

“Gak! Rumah gue terlalu suci buat minum yang begituan!” ucap Clay sarkas.

“Mantap!”

Albie mendesah kecewa. Alhasil mau tak mau ia kembali meneguk segelas fanta merah miliknya. Enggak ada anggur merah, fanta merah pun jadi.

“Nih gue kasih anggur merah Al! Tapi yang masih bentuknya bulet. Belum diolah jadi berbotol-botol,” ucap Kiesha melemparkan buah anggur ke arah Albie.

Meski kesal, Albie tetap memakannya.

•••

Sejak pulang dari sekolahan untuk kegiatan kerja bakti. Ratu bergabut-gabut ria di kamarnya. Tadinya malam ini ia akan mengajak Clay keluar malam mingguan. Tapi ternyata Clay sudah ada acara sendiri dengan teman-temannya. Alhasil Ratu hanya bisa rebahan sambil menonton youtube di ponselnya.

Tadinya Ratu sudah meminta ikut kumpul bersama teman-teman Clay. Bahkan dengan sedikit memaksa. Karena Ratu tau ia pasti bosan kalau hanya di rumah saja. Tapi Clay melarang keras.

"Enggak boleh! Masa kamu cewek sendiri. Enggak enggak! Aku tu mau boys time sama temen-temen," ujar Clay beberapa saat yang lalu saat Ratu merengek untuk ikut kumpul.

Entah sudah berapa jam Ratu sibuk dengan ponsel miringnya. Namun yang jelas tiba-tiba saja Ratu menonton vidio memasak. Dan membuat rasa ingin memasak terus bergejolak dalam hatinya.

”Kayaknya gampang nih bikin sup ayam gini,” gumam Ratu pelan saat setengah jalan menonton vidio memasak sup ayam.

Beberapa vidio lain yang sudah Ratu tonton diantaranya resep menggoreng ayam ataupun ikan agar krispy. Dan juga beberapa vidio memasak lainnya yang sepertinya Ratu bisa mempraktekkannya. Sepertinya.

“Praktek ah!”

Ratu beranjak dari kasurnya langsung berlari menuju dapur. Membuka kulkas dan juga lemari kayu untuk mengecek persediaan bahan masakan yang ia punya. Senyum antusiasnya tiba-tiba luntur saat menyadari bahwa di dapurnya hanya tersisa mie instan dan juga telur.

“Yah kosong!” ujar Ratu kecewa.

“Oke! Mari kita belanja!” sambungnya bermonolog. Bergegas mempersiapkan diri untuk pergi berbelanja sendirian.

Di temani langit sore menjelang petang yang berwarna jingga, Ratu mengendarai mobilnya menembus jalanan ibu kota yang padat. Cukup lama Ratu sampai di mall terdekat. Mengingat sekarang jam pulang kerja, alhasil jalanan pun macet.

Selagi mobilnya berhenti karena kemacetan, Ratu meregangkan otot-ototnya yang terasa kaku. Cukup lama Ratu tidak mengendarai mobil sendiri. Setiap kemana pun ia pergi pasti bersama Clay.

Baru saja Ratu bergumam teringat Clay. Tiba-tiba saja ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk. Dan ternyata itu dari Clay.

“Hallo,” ucap Ratu saat panggilan sudah terhubung.

“Kamu mau kemana?”

“Mau belanja. Kenapa emangnya?” Ratu mengerutkan keningnya bingung. Dari mana cowok itu tau kalau ia sedang keluar? Padahal Ratu sama sekali tidak memberitahu Clay.

Because Dare | End.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang