"Apa aku bermimpi." gumam Athalla memegangi kepalanya. Ia kemudian memutuskan untuk segera kembali ke istana.
Suara-suara asing terdengar di tengah perjalanan Athalla untuk kembali tak membuat langkahnya berhenti. Ia terus berjalan sampai sebuah cahaya melesat datang dari kejauhan menarik perhatian Athalla. Ia menoleh memandang cahaya itu.
Cahaya itu semakin terang, menerangi Athalla yang tersenyum karena mengira pemilik cahaya tersebut adalah orang yang dia kenal.
Athalla masih berdiam diri di tempatnya ketika cahaya itu berhenti tepat di depan wajahnya. Ia menyunggingkan senyum.
"Hey, Nona. Kau mau mati?"
Suara keras itu berhasil mengejutkan Athalla. Gadis cantik itu membuka kedua matanya memandang binggung benda di hadapannya sekaligus manusia yang berada di dalam benda tersebut.
"Hey, apa kau tuli. Minggirlah dari jalan!" seru pria itu marah.
Athalla tersadar lalu menggunakan kekuatannya agar dapat memahami bahasa asing yang dia dengar. Sebagai seorang Dewi, Athalla memiliki kemampuan seperti ayahnya juga dewa lainnya untuk dapat menguasai berbagai bahasa hanya dalam sekejab mata.
"Mi.. Mianhae.." balas Athalla terbata-bata sembari menyingkir dari jalanan.
"Ck! Dasar perempuan aneh." Kesal pria itu melaju dengan mobilnya.
Masih dengan keterkejutannya. Athalla menatap mobil yang melaju itu dengan takjub.
Similiar angin menerpa kulit wajahnya. Athalla mendudukkan diri di atas aspal seraya menangis.
"Apa yang harus ku lakukan."
Flashback..
Artemis berdiri, meninggalkan singgasana miliknya di ruang Olymous setelah mendapatkan firasat tak enak tentang putranya. Artemis merasakan sesuatu yang buruk akan menimpa Arcadian.
"Art." panggil Apollo menahan lengan Artemis yang hendak pergi.
"Ada apa, Al?" tanya Artemis menatap Apollo kesal.
"Kau sudah berjanji tak akan pergi ke Arcadian."
"Tapi aku harus pergi. Putraku dalam bahaya."
"Tapi Olympus juga sedang kacau."
Tatapan Artemis berubah, ia memandang saudara kembarnya dengan tatapan memohon belas kasih, "Ku mohon, Al biarkan aku pergi sebentar saja."
"Tidak, Art. Kau hanya akan membahayakan dirimu sendiri di tengah kondisi kekacauan yang kita alami. Kita tidak boleh meninggalkan Olympus."
"Bagaimana dengan putraku?"
"Zale adalah seorang Aplha. Dia akan baik-baik saja. Kau lupa kalau aku menganugerahkan kekuatan ku padanya?"
Di tengah perdebatan yang di lakukan si kembar. Seorang gadis cantik bermahkota perak pada rambutnya yang bewarna coklat dengan gaun putih bercorak biru nan anggun berlari memasuki ruang Olympus menghampiri Poseidon yang langsung dengan sigap menyambutnya.
"Ayah, katakan bahwa yang Thea dengar itu tidak benar. Ayah akan ke dunia bawah untuk melawan para Titan."
Poseidon tak menjawab malah mengalihkan pandangan. Athalla Thea, Princess of the sea. Satu-satunya Putri kesayangan Poseidon itu tentu sudah dapat mendapatkan jawabannya.
Athalla menggeleng, jelas menolak keputusan Poseidon, "Athalla telah kehilangan paman Dio, Athalla tidak mau kehilangan ayah." seru Athalla.
"Maafkan ayah, nak."
"Akan Athalla maafkan jika ayah menolak untuk pergi ke sana."
"Ayah tidak bisa melakukannya." balas Poseidon.
Kedua mata Athalla terpejam, ia benar-benar sedih karena ini adalah pertama kalinya ayahnya menolak permintaannya.
Athalla tak habis akal. Ia membalikkan badan lalu berjalan menghampiri Apollo. Setelah ayahnya, Apollo adalah yang dapat dia andalkan karena Athalla sangat tau jika sang dewa matahari itu snagat menyayangi dirinya dsn bersedia melakukan apapun untuknya.
"Paman Al, tolong bujuk ayah agar tidak pergi." pinta Athalla.
"Maaf, Thea, Paman Al tidak dapat melakukannya kali ini. Ayahmu, paman juga para dewa lain harus turun ke Tartarus untuk memperkuat segel."
Apollo adalah satu-satunya yang tak memanggil Athalla dengan nama utamanya melainkan nama lain gadis itu karena kemiripan Athalla dengan Rhea membuat Apollo memberikan nama Thea sebagai nama khusus pemberiannya.
"Tidak!" teriak Athalla marah, merasa sedih karena tak ada yang mau menurutinya membuat Athalla berlari meninggalkan ruang Olympus yang hanya berisi sebagian para dewa saja.
"Athalla.."
"Aku akan pergi mengejarnya." sahut Artemis berlari mengejar Athalla.
Athalla yang hendak turun ke bumi berniat pergi ke istana Dionysus untuk menemui ibunya, Ariadne tiba-tiba saja di tahan oleh Artemis.
"Bibi Art."
"Pergilah, Athalla. Cari Zale! Dia satu-satunya yang dapat melindungimu saat ini." ucap Artemis seraya memberikan sesuatu ke tangan Athalla.
"Apa ini, bibi?"
"Ini adalah kalung hadiah pernikahan dari ayahmu untuk ibumu. Jika beruntung kau akan bertemu dengan ibumu."
"Apa maksud, bibi?"
Artemis tak menjawab, ia malah menarik Athalla kemudian memeluk gadis itu dengan erat, "Kita akan bertemu lagi."
"Bibi." Athalla semakin binggung. Artemis melepas pelukan.
"Pergilah! Kau tidak punya banyak waktu."
Artemis memandang kepergian Athalla. Sang Dewi bulan itu tersenyum penuh arti, "Berhati-hati lah.." batin Artemis.
----
Hayoo pada binggung... Kan udah ku bilang trilogi, bagian yg tak ada di The abandoned Princess ada di kisah Persephone ama Hades..
Siapa Athalla.. ? Kalian bisa menebaknya..
Oh ya nanti ini punya lapak sendiri yaa.. Hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
The Abandoned Princess
FanfictionKecelakaan yang dialami Kim Yerim, membawanya menembus dimensi lain dan terjebak dalam tubuh Putri bangsa Troy bernama Cathyrene of Troy. 151120 Rank #1 At #mitologiyunani 151120 Rank #1 At #dewi 191120 Rank #1 At #btsrv 311220 Rank #1 At #dewa
Prolog My Little Princess
Mulai dari awal